Saatnya Ucapkan `Selamat Tinggal` ke Nelson Mandela?

Menurut seorang Kolumnis Marlen Garcia, sebenarnya Mandela sedang masa sekarat, namun bangsa enggan melepasnya.

oleh Melly Febrida diperbarui 25 Jul 2013, 12:30 WIB
Kondisi Nelson Mandela menunjukkan perbaikan meski masih kritis. Menurut seorang Kolumnis Marlen Garcia, sebenarnya Mandela sedang masa sekarat, namun bangsa enggan melepasnya sehingga ia tak kunjung menjemput asal.

"Ini adalah sesuatu yang banyak kita ketahui. Kita melihat orang yang dicintai sekarat dan mengatakan jangan pergi. Namun, itu bisa menjadi egois ketika kematian sudah dekat untuk orang itu dan kita melakukan apapun untuk memperpanjang hidupnya," ujar Garcia seperti dikutip SunTimes, Kamis (25/7/2013).

Garcia menceritakan, seorang teman yang bekerja di perawatan kesehatan mengungkapkan kepadanya kalau pasien menggunakan tabung dan mesin karena permintaan keluarganya yang tak membiarkannya pergi. Padahal dengan seperti itu, si pasien malah menderita berkepanjangan, bukannya hidup.

"Ini berbeda untuk setiap keluarga," ujar CEO dan Presiden dari Horizon Hospice and Palliative Care, Mary Runge.

"Beberapa ada yang lebih siap dibanding yang lain. Itu tergantung berapa lama sakit itu telah berlangsung," katanya menambahkan.

Pada keluarga yang anggotanya mengalami penyakit untuk waktu yang panjang, mungkin melihat kematian bisa memberikan lega. Sementara seseorang yang menerima situasi itu dengan mendadak, seperti pasien yang aktif dan bersemangat tiba-tiba didiagnosa tinggal enam bulan lagi hidupnya, umumnya juga lebih siap.

"Mereka ingin mencari segala sesuatu yang dapat dilakukannya. Itu tak berbeda jika mereka 7 tahun atau 92 tahun," kata Runge.

Runge melihat Mandela sebagai seseorang yang menantang rintangan sepanjang hidupnya. Pria penerima Hadiah Nobel Perdamaian itu telah menang melawan Apartheid meski meninggalkan bekas luka. Dia juga menderita tuberkulosis setelah dipenjara selama 27 tahun. Namun, rintangan itu membuatnya berhasil mencapai usia 95 tahun. "Itulah daya tahan yang luar biasa".

Runge mengatakan, ia bisa memahami alasan orang berharap untuk kelangsungan hidupnya. Apalagi tak ada yang salah dengan harapan. Namun, inilah saatnya untuk mengharapkan Mandela akan meninggal dunia dengan damai, bukan tergantung dari orang-orang yang mencintainya.

Runge menjelaskan, ada mantra di perawatan rumah sakit bahwa hidup sampai mati. Dan itu adalah cara yang indah melihat akhir kehidupan.

"Tetapi kenyataannya adalah banyak di luar sana yang menderita sampai akhir, terkadang itu tidak perlu karena orang mencintai tidak bisa menghadapi kenyataan. Anda berharap Mandela tidak ada di antaranya".

Mandela telah sakit kritis dan di rumah sakit selama lebih dari 40 hari karena infeksi paru-paru. Pada 18 Juli 2013, Mandela telah bertambah usianya. Saat Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengucapkan ulang tahun, Mandela menjawabnya dengan senyuman.

Sejak Mandela masuk rumah sakit ada laporan yang bertentangan. Beberapa ada yang mengatakan waktu Mandela sebantar lagi dan yang lain menyebutkan Mandela akan pulih. Hingga kini Mandela masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi yang belum ada perbaikan.

(Mel/*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya