PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) merangkul PT Danareksa Sekuritas sebagai mitra untuk menawarkan produk investasi berupa ORI (Obligasi Ritel Indonesia) seri 010.
"Kami menggandeng Danareksa untuk menjadi mitra yang menyiapkan produk invesrasi berupa ORI, khususnya ORI 010," ujar Direktur Utama BTN Maryono dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jum'at (26/7/2013).
Menurut Maryono, kerjasama dengan Danareksa Sekuritas sekaligus merupakan wujud sinergi sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kerjasama ini dikatakan sudah lama direncanakan dengan tujuan menyediakan fasilitas investasi yang aman bagi nasabah. ORI merupakan salah satu instrumen jangka menengah yang relatif aman dan memberi keuntungan di atas bunga deposito perbankan.
Sesuai namanya, ORI merupakan obligasi negara yang dijual kepada individu atau perorangan Warga Negara Indonesia (WNI). ORI diterbitkan pemerintah untuk membiayai anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, mengelola portofolio utang negara, dan memperluas basis investor.
"Dengan membeli ORI, selain berinvestasi, maka nasabah bisa sekaligus berkontribusi meminjamkan uang kepada negara untuk membangun negeri," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Maryono, ORI 010 nantinya akan dipasarkan melalui 15 kantor layanan priority banking yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dijadwalkan sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah layanan priority banking Bank BTN menjadi 23 kantor layanan.
Langkah yang dilakukan Bank BTN ini selain untuk menambah fasilitas layanan produk investasi yang aman bagi nasabah juga dimaksudkan untuk menambah fee based income.
Sebagai informasi, ORI Pertama (ORI-001) diterbitkan pemerintah tahun 2006, dengan kupon sebesar 12,5 persen per tahun.
Sementara ORI-002 dan ORI-003 dikeluarkan pada 2007, dengan nilai masing-masing kupon sebesar 9,28% dan 9,40% per tahun. ORI-004 diterbitkan tahun 2008 memberikan kupon sebesar 9,5%. ORI-001 sampai ORI-004 sudah jatuh tempo.
Sementara yang saat ini beredar di pasar adalah ORI-005 dengan kupon 11,45%, ORI-006 berkupon 9,35%, ORI-007 dengan kupon 7,95%, ORI-008 yang memberikan kupon 7,35%, dan ORI-009 dengan kupon 6,25%. (Dis/Nur)
"Kami menggandeng Danareksa untuk menjadi mitra yang menyiapkan produk invesrasi berupa ORI, khususnya ORI 010," ujar Direktur Utama BTN Maryono dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jum'at (26/7/2013).
Menurut Maryono, kerjasama dengan Danareksa Sekuritas sekaligus merupakan wujud sinergi sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Kerjasama ini dikatakan sudah lama direncanakan dengan tujuan menyediakan fasilitas investasi yang aman bagi nasabah. ORI merupakan salah satu instrumen jangka menengah yang relatif aman dan memberi keuntungan di atas bunga deposito perbankan.
Sesuai namanya, ORI merupakan obligasi negara yang dijual kepada individu atau perorangan Warga Negara Indonesia (WNI). ORI diterbitkan pemerintah untuk membiayai anggaran negara, diversifikasi sumber pembiayaan, mengelola portofolio utang negara, dan memperluas basis investor.
"Dengan membeli ORI, selain berinvestasi, maka nasabah bisa sekaligus berkontribusi meminjamkan uang kepada negara untuk membangun negeri," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Maryono, ORI 010 nantinya akan dipasarkan melalui 15 kantor layanan priority banking yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dijadwalkan sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah layanan priority banking Bank BTN menjadi 23 kantor layanan.
Langkah yang dilakukan Bank BTN ini selain untuk menambah fasilitas layanan produk investasi yang aman bagi nasabah juga dimaksudkan untuk menambah fee based income.
Sebagai informasi, ORI Pertama (ORI-001) diterbitkan pemerintah tahun 2006, dengan kupon sebesar 12,5 persen per tahun.
Sementara ORI-002 dan ORI-003 dikeluarkan pada 2007, dengan nilai masing-masing kupon sebesar 9,28% dan 9,40% per tahun. ORI-004 diterbitkan tahun 2008 memberikan kupon sebesar 9,5%. ORI-001 sampai ORI-004 sudah jatuh tempo.
Sementara yang saat ini beredar di pasar adalah ORI-005 dengan kupon 11,45%, ORI-006 berkupon 9,35%, ORI-007 dengan kupon 7,95%, ORI-008 yang memberikan kupon 7,35%, dan ORI-009 dengan kupon 6,25%. (Dis/Nur)