PT Liga Indonesia (LI) selaku operator kompetisi di Indonesia mengaku akan lebih tegas menerapkan regulasi ketika kompetisi profesional seperti Divisi Utama dan Indonesia Super League (ISL) bergulir lagi tahun depan.
CEO PT LI Joko Driyono mengatakan pihaknya selalu mempertimbangkan faktor kelolosan lisensi klub sebagai pegangan klub-klub untuk ikut kompetisi.
"Tahun 2014, peserta kompetisi yang tidak lolos lisensi klub tentu tak lolos," katanya kepada wartawan.
Joko membantah jika PT LI kerap memberi toleransi. Di mana akibatnya, klub-klub yang tidak layak tetap bisa ikut kompetisi. Menurut Joko, harus dibedakan antara toleransi dengan standar baku kompetisi atau lisensi klub.
"Lisensi klub itu metode. Lalu diimbangi oleh kriteria. Ini dibutuhkan bersama oleh klub dan liga. Kami bukannya memberi toleransi, tapi membuat klub itu bisa berkembang. Ini juga penting," ujarnya.
Krisis keuangan yang menimpa klub-klub divisi utama dan ISL dikatakan Joko bukan sesuatu yang diinginkan. "Memangnya klub-klub ingin seperti itu. Sepakbolanya yang harus ditolong. Masa-masa sulit ini bisa terjadi. Sejak 2010 sampai sekarang, memang situasinya tidak ideal," pungkasnya.(jum)
CEO PT LI Joko Driyono mengatakan pihaknya selalu mempertimbangkan faktor kelolosan lisensi klub sebagai pegangan klub-klub untuk ikut kompetisi.
"Tahun 2014, peserta kompetisi yang tidak lolos lisensi klub tentu tak lolos," katanya kepada wartawan.
Joko membantah jika PT LI kerap memberi toleransi. Di mana akibatnya, klub-klub yang tidak layak tetap bisa ikut kompetisi. Menurut Joko, harus dibedakan antara toleransi dengan standar baku kompetisi atau lisensi klub.
"Lisensi klub itu metode. Lalu diimbangi oleh kriteria. Ini dibutuhkan bersama oleh klub dan liga. Kami bukannya memberi toleransi, tapi membuat klub itu bisa berkembang. Ini juga penting," ujarnya.
Krisis keuangan yang menimpa klub-klub divisi utama dan ISL dikatakan Joko bukan sesuatu yang diinginkan. "Memangnya klub-klub ingin seperti itu. Sepakbolanya yang harus ditolong. Masa-masa sulit ini bisa terjadi. Sejak 2010 sampai sekarang, memang situasinya tidak ideal," pungkasnya.(jum)
