Warga Tanami Lahan Gundul Bekas Penambangan Pasir Besi

Puluhan warga Desa Bumiharjo dan sekitarnya melakukan aksi tanam pohon di lahan bekas penambangan pasir, di pesisir Pantai Bringin, Jepara.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Jul 2013, 10:25 WIB
Citizen6, Jepara: Puluhan warga Desa Bumiharjo dan sekitarnya melakukan aksi tanam pohon di lahan bekas penambangan pasir, di pesisir Pantai Bringin, Desa Bumiharjo, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Aksi ini dilakukan karena melihat ekosistem di lingkungan pantai tersebut telah mengalami kerusakan dan abrasi akibat penambangan pasir besi. Lahan yang gundul ditanami berbagai pohon, seperti kakao, kelapa dan pohon waru oleh warga pada Minggu 28 Juli  2013 pagi.

Aksi warga ini merupakan upaya untuk menyelamatkan ekosistem di pesisir pantai utara wilayah Jepara yang rusak akibat penambangan pasir besi. Kerusakan ekosistem pantai ini terlihat dari beberapa titik area di sepanjang pantai yang gundul. Di beberapa area bekas tanah yang digali oleh penambang  sekarang telah menjadi danau kecil.

Penambangan pasir besi juga mengakibatkan daratan di sepanjang garis pantai hilang terkena abrasi. Ini terlihat dari bekas beberapa pohon kelapa yang makin lama  semakin menjorok ke tengah pantai. Punahnya ekosistem di pesisir pantai juga membuat puluhan hektare tanaman kelapa di perkebunan dekat pantai banyak yang mati akibat terkena uap pantai.

Salah seorang warga, Heri mengatakan, kerusakan yang terjadi di pesisir pantai utara wilayah jepara akibat penambangan pasir besi sudah mulai dirasakan warga, yakni abrasi yang luasannya mencapai 5 hingga 10 meter tiap tahunnya. Jika tidak dicegah, dikhawatirkan akan makin mengancam keberadaan kebun , sawah, dan perkampungan penduduk.  

"Kalau dibiarkan terus, kami khawatir 20 tahun lagi desa kami hilang kena abrasi," ujarnya.

Menyusul penolakan warga di berbagai tempat, lokasi penambangan pasir besi di Desa Bumiharjo yang dikelola PT Pasir Rantai Mas sejak Maret lalu hingga kemarin terlihat masih lengang. Sejumlah alat berat dan bangunan dibiarkan mangkrak oleh pemilik di lokasi tambang. Warga mengancam jika sampai akhir bulan Juli ini, keberadaan alat berat tersebut tidak segera diambil oleh pemilik, mereka akan menyingkirkan alat tersebut dari areal sekitar pantai. (Eko/Don/Mar)

Eko dan Don adalah pewarta warga.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, Ramadan atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media, kuliner dan lainnya ke citizen6@liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya