Polres Jakarta Selatan memusnahkan 10.333 botol minuman keras lokal berbagai merk yang didapat dari razia. Turut hadir Dewan Perwakilan Wilayah Front Pembela Islam (FPI) Jakarta Selatan menyaksikan pemusnahan itu. FPI menyebut Tebet termasuk banyak memiliki lokasi maksiat di Jakarta Selatan.
"Ada taman di tempat maksiat. Di Taman Tebet. Kita kerjasama dengan Polsek Tebet, dan biasanya malam Minggu sudah banyak bukti seperti kondom dan botol miras," kata Ketua DPW FPI Jakarta Selatan, Habib Muhammad Fadli di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (29/7/2013).
"Kita amati dari mana saja, terbanyak anak sekolahan. Ini perlu diperhatikan karena generasi muda yang meminum."
Fadli menyatakan, dari hasil monitoring salah satu taman di Jakarta Selatan juga menjadi tempat maksiat yang dilakukan anak muda. Dari pemusnahan tersebut, didapatkan data anak sekolah mayoritas sebagai peneguk minuman keras itu.
Fadli menuturkan FPI melakukan pengintaian selama sebulan, termasuk membuktikan dengan membeli barang bukti dari penjualnya.
"Biasa dari laporan masyarakat yang diterima, kami pagar betis agar tidak tercium masyarakat. Kami tidak langsung seruduk. Baru dilaporkan ke kepolisian," ujarnya.
Karena itu, sambung Fadli, hingga saat ini hubungannya dengan Polres dan Polsek Jakarta Selatan terus terjalin baik. "Dari selama ini kita kerjasama, polisi dan ulama itu sama-sama berdakwah. Polisi dengan tindakan, ulama dengak dakwahnya," jelas Fadli. (Tnt/Ism)
"Ada taman di tempat maksiat. Di Taman Tebet. Kita kerjasama dengan Polsek Tebet, dan biasanya malam Minggu sudah banyak bukti seperti kondom dan botol miras," kata Ketua DPW FPI Jakarta Selatan, Habib Muhammad Fadli di Mapolres Jakarta Selatan, Senin (29/7/2013).
"Kita amati dari mana saja, terbanyak anak sekolahan. Ini perlu diperhatikan karena generasi muda yang meminum."
Fadli menyatakan, dari hasil monitoring salah satu taman di Jakarta Selatan juga menjadi tempat maksiat yang dilakukan anak muda. Dari pemusnahan tersebut, didapatkan data anak sekolah mayoritas sebagai peneguk minuman keras itu.
Fadli menuturkan FPI melakukan pengintaian selama sebulan, termasuk membuktikan dengan membeli barang bukti dari penjualnya.
"Biasa dari laporan masyarakat yang diterima, kami pagar betis agar tidak tercium masyarakat. Kami tidak langsung seruduk. Baru dilaporkan ke kepolisian," ujarnya.
Karena itu, sambung Fadli, hingga saat ini hubungannya dengan Polres dan Polsek Jakarta Selatan terus terjalin baik. "Dari selama ini kita kerjasama, polisi dan ulama itu sama-sama berdakwah. Polisi dengan tindakan, ulama dengak dakwahnya," jelas Fadli. (Tnt/Ism)
