Mitos atau cerita rakyat adalah milik semua budaya. Tak terkecuali Barat, yang menyanjung tinggi rasionalitas. Salah satunya, tentang keberadaan makhluk legendaris yang disebut Bigfoot atau "si kaki besar".
Baru-baru ini, penampakan makhluk mirip kera besar terekam kamera video milik penjelajah di Kanada.
Makhluk yang ada dalam rekaman yang diambil di gurun di Mission, British Columbia itu memang mirip penampakan Bigfoot yang sering digambarkan dalam cerita: tinggi, besar, dan berbulu hitam lebat.
Seperti dimuat News.com.au, Senin (29/7/2013), sosok yang diduga Bigfoot itu berjalan lamban dari pohon ke lahan terbuka. Ia sempat berhenti sebentar, kemudian menghilang kembali ke pepohonan.
Rekaman itu pun disebar di situs YouTube dan menarik perhatian para pengguna internet. Menurut laporan The Sun, 28 Juli 2013, sejak dipublikasikan pada 24 Juli 2013, video Bigfoot telah dilihat lebih dari 40.000 kali. Namun, tak jelas kapan video itu difilmkan.
Belum bisa dipastikan apakah sosok yang muncul di video itu adalah Bigfoot atau pria yang sengaja berkostum seperti kera. Namun, rekaman itu menjadi kegembiraan tersendiri bagi penggemar Bigfoot.
Namun, bagi para ilmuwan, teori Bigfoot jelas mengada-ada. Mereka menyebutkan, Bigfoot itu 'lahir' dari tipuan, cerita rakyat dan identifikasi yang salah.
Pesawat Pencari Bigfoot
Tak ada seorang pun yang pernah bertatap muka dengan Bigfoot, mahluk misterius yang konon berbadan besar, setinggi 2,5 meter, berat 400 kilogram, dengan bulu menutupi sekujur tubuhnya. Meski penampakannya kerap dilaporkan di Amerika Utara, Amerika Serikat dan Kanada, sejak Abad 19.
Hanya tapak kaki besarnya yang bisa ditemukan. Di Amerika Utara, ia juga dikenal dengan nama lain yakni Sasquatch.
Makhluk serupa juga ditemukan di belahan dunia lain, dengan sebutan Yeti di Tibet dan Nepal, Yeren di China dan Yowie di Australia.
Tak hanya menyingkap lebatnya pepohonan hutan dan mendaki ke gunung, pencarian Bigfoot juga melibatkan teknologi canggih. Sebelumnya sebuah perusahaan Amerika Serikat berencana menggunakan pesawat 'siluman' yang dikendalikan dengan remote control untuk memburu jejak monster itu di pegunungan Kalifornia, lokasi yang kerap dilaporkan penampakannya.
Falcon Project, nama perusahaan itu, mengklaim sebagai organisasi pertama yang akan menggunakan strategi udara dalam upaya mendeteksi bukti keberadaan mahluk hominid setengah mitos itu.
Caranya, pesawat helium yang dilengkapi kamera inframerah yang sensitif dengan suhu (thermal imaging) dan kamera nirkabel beresolusi tinggi ditugaskan untuk mendekati dan mengobservasi Bigfoot tanpa mengganggu atau meminimalisasi gangguan pada mahluk tersebut.
"Pesawat Aurora Mk II menawarkan keunggulan di atas helikopter atau platform pesawat bersayap lainnya, yakni bisa bekerja secara sembunyi-sembunyi dan kemampuan manuvernya yang unggul," demikian klaim perusahaan tersebut.
Aurora adalah pesawat tak berawak ganda yang bisa bergerak dengan kecepatan 35-45 mil per jam, mampu bermanuver untuk melacak mahluk yang bergerak cepat. Ini cara yang relatif logis, mengingat pengejaran di darat selalu berakhir dengan kegagalan. (Ein/Sss)
Baru-baru ini, penampakan makhluk mirip kera besar terekam kamera video milik penjelajah di Kanada.
Makhluk yang ada dalam rekaman yang diambil di gurun di Mission, British Columbia itu memang mirip penampakan Bigfoot yang sering digambarkan dalam cerita: tinggi, besar, dan berbulu hitam lebat.
Seperti dimuat News.com.au, Senin (29/7/2013), sosok yang diduga Bigfoot itu berjalan lamban dari pohon ke lahan terbuka. Ia sempat berhenti sebentar, kemudian menghilang kembali ke pepohonan.
Rekaman itu pun disebar di situs YouTube dan menarik perhatian para pengguna internet. Menurut laporan The Sun, 28 Juli 2013, sejak dipublikasikan pada 24 Juli 2013, video Bigfoot telah dilihat lebih dari 40.000 kali. Namun, tak jelas kapan video itu difilmkan.
Belum bisa dipastikan apakah sosok yang muncul di video itu adalah Bigfoot atau pria yang sengaja berkostum seperti kera. Namun, rekaman itu menjadi kegembiraan tersendiri bagi penggemar Bigfoot.
Namun, bagi para ilmuwan, teori Bigfoot jelas mengada-ada. Mereka menyebutkan, Bigfoot itu 'lahir' dari tipuan, cerita rakyat dan identifikasi yang salah.
Pesawat Pencari Bigfoot
Tak ada seorang pun yang pernah bertatap muka dengan Bigfoot, mahluk misterius yang konon berbadan besar, setinggi 2,5 meter, berat 400 kilogram, dengan bulu menutupi sekujur tubuhnya. Meski penampakannya kerap dilaporkan di Amerika Utara, Amerika Serikat dan Kanada, sejak Abad 19.
Hanya tapak kaki besarnya yang bisa ditemukan. Di Amerika Utara, ia juga dikenal dengan nama lain yakni Sasquatch.
Makhluk serupa juga ditemukan di belahan dunia lain, dengan sebutan Yeti di Tibet dan Nepal, Yeren di China dan Yowie di Australia.
Tak hanya menyingkap lebatnya pepohonan hutan dan mendaki ke gunung, pencarian Bigfoot juga melibatkan teknologi canggih. Sebelumnya sebuah perusahaan Amerika Serikat berencana menggunakan pesawat 'siluman' yang dikendalikan dengan remote control untuk memburu jejak monster itu di pegunungan Kalifornia, lokasi yang kerap dilaporkan penampakannya.
Falcon Project, nama perusahaan itu, mengklaim sebagai organisasi pertama yang akan menggunakan strategi udara dalam upaya mendeteksi bukti keberadaan mahluk hominid setengah mitos itu.
Caranya, pesawat helium yang dilengkapi kamera inframerah yang sensitif dengan suhu (thermal imaging) dan kamera nirkabel beresolusi tinggi ditugaskan untuk mendekati dan mengobservasi Bigfoot tanpa mengganggu atau meminimalisasi gangguan pada mahluk tersebut.
"Pesawat Aurora Mk II menawarkan keunggulan di atas helikopter atau platform pesawat bersayap lainnya, yakni bisa bekerja secara sembunyi-sembunyi dan kemampuan manuvernya yang unggul," demikian klaim perusahaan tersebut.
Aurora adalah pesawat tak berawak ganda yang bisa bergerak dengan kecepatan 35-45 mil per jam, mampu bermanuver untuk melacak mahluk yang bergerak cepat. Ini cara yang relatif logis, mengingat pengejaran di darat selalu berakhir dengan kegagalan. (Ein/Sss)