Mahasiswa Ubhara Ramu Minuman Sari Tebu Rasa Herbal, Mantap!

Tim mahasiswa Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya menciptakan minuman sari tebu rasa herbal atau disingkat "sabu sahe"

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 29 Jul 2013, 19:23 WIB
Tim mahasiswa Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya menciptakan minuman sari tebu rasa herbal atau disingkat "sabu sahe" dengan rasa kedelai, jahe merah, dan temulawak.

"Ceritanya, setiap pulang ke kampung halaman, saya sering melihat banyak penjual sari tebu di jalanan, lalu saya memikirkan perbedaan mereka," kata anggota tim mahasiswa Ubhara Haris Setyawan di kampus setempat, Senin.

Ia menjelaskan sari tebu dalam minuman "sabu sahe" berfungsi sebagai gula, kemudian rasa herbal didapat dari kedelai, jahe merah, dan temulawak. "Bisa juga ditambahkan sedikit garam," katanya.

Untuk proses pembuatan perasa agak berbeda, misalnya kedelai melalui proses perendaman selama 7-8 jam, kemudian dimasak hingga matang.

"Hasilnya diblender, lalu disaring dan hasil penyaringan dimasak lagi sekitar 4 menit untuk menghilangkan bau langu. Kalau jahe merah cuma dicuci, ditumbuk, dan dimasak," katanya.

Komposisi sari tebu dengan kedelai berkisar 75 persen berbanding dengan 25 persen, sedangkan komposisi jahe merah lebih sedikit yakni 20 persen dengan 80 persen sari tebu.
     
"Saya dan tiga rekan saya yakni Moch Fahmi, Refi Yunita Fajrin, dan Sarinya Wijanti sudah bertanya kepada laboratorium kesehatan tentang perpaduan sari tebu dengan sejumlah rasa herbal itu, ternyata nggak ada masalah," katanya,
     
Tentang kemasan, mahasiswa semester 3 Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Ubhara itu mengatakan tim Ubhara masih mengemas dengan kantung plastik berukuran 130 mililiter.
    
Kemasan botol dan gelas
"Ke depan, kami akan mengembangkan dengan kemasan gelas dan botol seperti air mineral, kemudian kami juga berpikir untuk mengembangkan bubuk kedelai, jahe merah, dan sebagainya, sehingga tinggal dicampur dengan sari tebu sendiri," katanya.
     
Selain itu, pihaknya juga memikirkan pengembangkan rasa herbal dengan buah-buahan, seperti stroberi, jeruk, anggur, mangga, durian, dan sebagainya.
     
"Yang jelas, bahan dasarnya sari tebu. Tentu, harganya akan berbeda. Kalau kemasan plastik 130 mililiter dengan harga hanya Rp1.000, tapi keuntungan kami lumayan hingga 65 persen," katanya.
     
Tidak hanya harga, perbedaan rasa herbal-nya juga menentukan khasiatnya, misalnya kedelai itu mencegah kolesterol dan osteoporosis, sedangkan jahe merah dapat mencegah asma dan masuk angin.
     
"Sabu sahe yang kami ciptakan itu mendapatkan dana dari Ditjen Dikti Kemendikbud sebagai program kreativitas mahasiswa (PKM) dengan nilai Rp8 juta, tapi masih turun 75 persen," katanya.
     
Namun, pihaknya menargetkan karya PKM itu akan masuk kategori PKM yang siap bersaing dalam Pimnas di Mataram pada 10-13 September mendatang.
     
"Kami berencana mendaftarkan ke Dinkes untuk kategori PIRT (pangan industri rumah tangga) dan ke depan bisa di-franchise-kan," kata alumni SMKN 1 Lamongan itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya