Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat pada Rabu 31 Juli petang, menggelar buka puasa bersama ratusan TKI di Badan Pemulangan TKI, Salapajang, Bandara Udara Sokarno Hatta, Tangerang.
Selain berbuka puasa, Jumhur juga melakukan sidak di beberapa loket pembelian tiket pesawat dan memeriksa beberapa kelayakan kendaraan pemulangan TKI ke daerah asalnya. Pada kesempatan tersebut, Jumhur menemukan 2 masalah pemulangan.
"Pertama, terkait dilematika pemulangan TKI mandiri di pintu 2 melalui jalur umum dan pemulangan melalui jalur khusus TKI melalui Badan Pemulangan TKI di Salapajang. Kebijakan ini sebenarnya memberikan hak seluas-luasnya bagi para TKI, namun mendapat protes para pengemudi kendaraan pemulangan resmi dari BNP2TKI," ujar Jumhur usai berbuka puasa.
"Pemerintah ikut campur dalam memastikan TKI serah terima dengan keluarganya di rumah. Kalau lewat mandiri, barangkali itu dirasa lebih bebas karena dia mudah dijemput, ketemu kawannya," ungkapnya.
Jumhur mengakui, ada beberapa kasus yang cukup menonjol terjadi. Misalnya tidak sedikit orang yang menganggap bahwa TKI masih bisa menjadi obyek penipuan. Beberapa kasus yang terjadi, mereka yang pulang mandiri masih ada aksi penipuan taksi gelap, dibius kemudian diambil uangnya, bahkan ada yang tidak sampai ke kampung halamanya.
Padahal, lanjut Jumhur, pemulangan TKI sekarang ini ada 2 jalur, jalur mandiri dan melalui jalur umum. Dengan pertimbangan, banyak yang merasa bisa pulang sendiri. Jika dipaksa, kata Jumhur, seperti harus melalui terminal khusus TKI dianggap melanggar HAM.
"Jadi kalau merasa sanggup silahkan, tetapi kalau terjadi apa-apa, seperti masyarakat pada umumnya kalau terjadi pencurian, perampokan, penipuan, dan sebagainya," ujarnya mencontohkan resiko pemulangan mandiri.
Kedua, urai Jumhur, pemulangan TKI melalui jalur khusus TKI. Melalui jalur ini TKI ada jaminan keamanan, minimal tidak ada unsur yang sifatnya penipuan atau perampokan dan lainya. "Dulu kita udah biasa memulangkan, sebelum dibukanya terminal lain 900 hingga 1000 orang per hari dan itu sampai ke orang tua masing-masing. Terutama ke wilayah Jawa, dengan armada yang kita punya bisa sampai."
"Melalui jalur khusus TKI ini, ada berita acara serah terima dengan pihak keluarga. Sekarang ada pembebasan, kami harap mereka merdeka, bebas, aman. Itu yang kami harapkan," sambungnya.
Masalah kedua, lanjut Jumhur, masalah pengemudi angkutan pemulangan TKI yang mengeluhkan pungutan liar.
"Jadi soal pengemudi, itu juga problem. Tiap jalan banyak premanisme di daerah-daerah. Kalau dia tidak diberi sejumlah uang ke yang malak di jalan, mobilnya suka dilempari batu. Jadi mereka tidak aman."
Masalah lain, sambungnya, di Terminal 2 yang masih terdapat sejumlah oknum yang seolah melarang lewat jalur Pemerintah (pemulangan khusus TKI). "Mereka bilang jalur pemerintah sudah ditutup, jadi harus lewat sendiri, ada yang bohongin seperti itu. Kami sendiri menjauh dari terminal dua, karena kami takut dituduh memaksa TKI untuk ke jalur terminal TKI."
"Kalau kami ada di sana, nanti dianggap maksa lagi lewat gedung sini. Padahal kami beri kebebasan. Kalau lewat jalur ini monggo, lewat jalur TKI silahkan," tuturnya.
Maka itu Jumhur menegaskan, sekarang ini BNP2TKI sengaja menarik diri dari terminal 2, karena kerap kali dituduh mengarahkan TKI ke jalur khusus TKI. "Sekarang kita tidak ada, malah dimanfaatkan dengan bilang gedung TKI sekarang ditutup. Sekarang TKI disuruh keluar. Saat lewat jalur umum. Kalau lewat jalur umum, kita tidak bisa kontrol lagi," tandas Jumhur. (Alv)
Selain berbuka puasa, Jumhur juga melakukan sidak di beberapa loket pembelian tiket pesawat dan memeriksa beberapa kelayakan kendaraan pemulangan TKI ke daerah asalnya. Pada kesempatan tersebut, Jumhur menemukan 2 masalah pemulangan.
"Pertama, terkait dilematika pemulangan TKI mandiri di pintu 2 melalui jalur umum dan pemulangan melalui jalur khusus TKI melalui Badan Pemulangan TKI di Salapajang. Kebijakan ini sebenarnya memberikan hak seluas-luasnya bagi para TKI, namun mendapat protes para pengemudi kendaraan pemulangan resmi dari BNP2TKI," ujar Jumhur usai berbuka puasa.
"Pemerintah ikut campur dalam memastikan TKI serah terima dengan keluarganya di rumah. Kalau lewat mandiri, barangkali itu dirasa lebih bebas karena dia mudah dijemput, ketemu kawannya," ungkapnya.
Jumhur mengakui, ada beberapa kasus yang cukup menonjol terjadi. Misalnya tidak sedikit orang yang menganggap bahwa TKI masih bisa menjadi obyek penipuan. Beberapa kasus yang terjadi, mereka yang pulang mandiri masih ada aksi penipuan taksi gelap, dibius kemudian diambil uangnya, bahkan ada yang tidak sampai ke kampung halamanya.
Padahal, lanjut Jumhur, pemulangan TKI sekarang ini ada 2 jalur, jalur mandiri dan melalui jalur umum. Dengan pertimbangan, banyak yang merasa bisa pulang sendiri. Jika dipaksa, kata Jumhur, seperti harus melalui terminal khusus TKI dianggap melanggar HAM.
"Jadi kalau merasa sanggup silahkan, tetapi kalau terjadi apa-apa, seperti masyarakat pada umumnya kalau terjadi pencurian, perampokan, penipuan, dan sebagainya," ujarnya mencontohkan resiko pemulangan mandiri.
Kedua, urai Jumhur, pemulangan TKI melalui jalur khusus TKI. Melalui jalur ini TKI ada jaminan keamanan, minimal tidak ada unsur yang sifatnya penipuan atau perampokan dan lainya. "Dulu kita udah biasa memulangkan, sebelum dibukanya terminal lain 900 hingga 1000 orang per hari dan itu sampai ke orang tua masing-masing. Terutama ke wilayah Jawa, dengan armada yang kita punya bisa sampai."
"Melalui jalur khusus TKI ini, ada berita acara serah terima dengan pihak keluarga. Sekarang ada pembebasan, kami harap mereka merdeka, bebas, aman. Itu yang kami harapkan," sambungnya.
Masalah kedua, lanjut Jumhur, masalah pengemudi angkutan pemulangan TKI yang mengeluhkan pungutan liar.
"Jadi soal pengemudi, itu juga problem. Tiap jalan banyak premanisme di daerah-daerah. Kalau dia tidak diberi sejumlah uang ke yang malak di jalan, mobilnya suka dilempari batu. Jadi mereka tidak aman."
Masalah lain, sambungnya, di Terminal 2 yang masih terdapat sejumlah oknum yang seolah melarang lewat jalur Pemerintah (pemulangan khusus TKI). "Mereka bilang jalur pemerintah sudah ditutup, jadi harus lewat sendiri, ada yang bohongin seperti itu. Kami sendiri menjauh dari terminal dua, karena kami takut dituduh memaksa TKI untuk ke jalur terminal TKI."
"Kalau kami ada di sana, nanti dianggap maksa lagi lewat gedung sini. Padahal kami beri kebebasan. Kalau lewat jalur ini monggo, lewat jalur TKI silahkan," tuturnya.
Maka itu Jumhur menegaskan, sekarang ini BNP2TKI sengaja menarik diri dari terminal 2, karena kerap kali dituduh mengarahkan TKI ke jalur khusus TKI. "Sekarang kita tidak ada, malah dimanfaatkan dengan bilang gedung TKI sekarang ditutup. Sekarang TKI disuruh keluar. Saat lewat jalur umum. Kalau lewat jalur umum, kita tidak bisa kontrol lagi," tandas Jumhur. (Alv)