Inflasi Juli 2013 Tembus 3,29%, Efek BBM Mulai Terasa

BPS melaporkan laju inflasi Juli 2013 menembus angka 3,29% akibat kenaikan harga BBM dan angkutan kota

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Agu 2013, 11:09 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi sepanjang Juli 2013 menembus angka tertinggi 3,29%. Dengan demikian laju inflasi tahun kalender tercatat sudah mencapai 6,75%.

Kenaikan laju inflasi pada Juli lalu disebabkan kenaikan harga ikan cakalang, angkutan kota, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Kepala BPS Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Kamis (1/8/2013) menjelaskan laju inflasi sepanjang Januari-Juli 2013 telah mencapai 6,75% sementara inflasi year on year mencapai 8.61%

Laju inflasi kali ini berasal dari inflasi inti yang menyumbang hingga 4,44%.

BPS melaporkan, dari 66 indeks harga konsumen (IHK), seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate sebesar 6,04%, Sorong 5,09%. Sementara inflasi terendah terjadi di Singkawang sebesar 1,36%.

Sebelumnya, tingginya inflasi pada bulan lalu telah diperkirakan oleh Bank Indonesia. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, laju inflasi hingga pekan ketiga Juli 2013 telah menembus angka 2,77%. Dengan demikian inflasi tahunan Indonesia diperkirakan bakal mencapai level 8%.

Agus menjelaskan melonjaknya tingkat inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga holtikultura, khususnya harga pangan. "Kami setiap minggunya melakukan survei terus mengenai perkembangan harga pangan dan holtikultura di 20 kota. Kami melihat inflasi di minggu ketiga bisa mencapai level 2,77%, dan inflasi tahunan bisa mencapai 8%," ujar Agus, Kamis (25/7/2013).

Secara lebih spesifik, Agus menjelaskan, kenaikan laju inflasi hingga pekan ketiga Juli ini disebabkan daging dan produk holtikultura seperti cabai dan bawang merah. Namun, beliau optimistis dalam minggu terakhir inflasi bisa terkendalikan melalui upaya pengendalian harga. Upaya pengendalian harga tersebut diantaranya dilakukan melalui distribusi pasokan pangan dan operasi pasar.(Fik/Shd)


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya