Bagi segelintir orang, lensa kontak sangat membantu untuk lebih percaya diri dalam berpenampilan. Padahal, para dokter sebenarnya tidak menyarankan penggunaan lensa kontak karena dapat menyebabkan kerusakan mata. Dan tak menutup kemungkinan menyebabkan kebutaan permanen.
Menurut Staf Ahli Divisi Vitreo-Retina, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kirana, Jakarta, dr. Elvioza, SpM (K), penggunaan lensa kontak sejatinya harus disesuaikan dengan kebutuhan si pemakainya. Karena, biasanya lensa kontak banyak digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi pada mata.
"Contohnya, ada orang yang seharusnya pakai kacamata, tapi karena pekerjaannya yang tidak membolehkannya memakai kacamata, maka dia menggantinya dengan menggunakan lensa kontak," kata dr. Elvioza, saat diwawancarai Liputan6.com, di kawasan Epicentrum, yang ditulis Jumat (2/8/2013).
Elvioza menambahkan, apabila tidak ada terjadinya indikasi untuk memakai lensa kontak, janganlah sesekali menggunakannya. Seumpamanya untuk gaya-gayaan, itu justru akan membahayakan si pemakainya.
"Sebenarnya matanya itu normal, hanya untuk gaya-gayaan demi mengubah warna matanya, ia lantas memakai lensa kontak, itu jangan sampai terjadi," ujarnya.
Memang, setiap tindakan ketika menggunakan lensa kontak ada manfaat yang didapat, tapi ada juga kerugiannya.
"Manfaat memakai lensa kontak itu lebih besar daripada kerugiaannya, apabila yang memakainya benar-benar menggantikannya ketika ia harus menggunakan kacamata," jelasnya. "Kecuali untuk gaya-gayaan, kerugiannya akan lebih banyak, daripada manfaatnya," tambah Elvioza.
Kerugian yang akan didapat oleh si pemakai lensa kontak, yang hanya untuk bergaya adalah, terjadinya infeksi pada mata. Karena kuman bisa masuk ke dalam, mata jadinya infeksi. "Infeksi ini terjadi pada kornea mata. Kornea infeksi, risikonya terjadinya kebutaan. Kebutaan permanen itu membahayakan," kata Elvioza.
Oleh karena itu, sebagai dokter spesialis mata yang banyak tahu akan manfaat dan kerugian dari ini semua menganjurkan, jika ada kelainan sedikit yang terjadi pada mata, apa pun kelainannya, segeralah melepas lensa kontak tersebut.
"Segera cari pertolongan. Karena, kalau sudah berlanjut, risikonya adalah kebutaan permanen," tutupnya.
(Adt/Abd)
Menurut Staf Ahli Divisi Vitreo-Retina, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kirana, Jakarta, dr. Elvioza, SpM (K), penggunaan lensa kontak sejatinya harus disesuaikan dengan kebutuhan si pemakainya. Karena, biasanya lensa kontak banyak digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi pada mata.
"Contohnya, ada orang yang seharusnya pakai kacamata, tapi karena pekerjaannya yang tidak membolehkannya memakai kacamata, maka dia menggantinya dengan menggunakan lensa kontak," kata dr. Elvioza, saat diwawancarai Liputan6.com, di kawasan Epicentrum, yang ditulis Jumat (2/8/2013).
Elvioza menambahkan, apabila tidak ada terjadinya indikasi untuk memakai lensa kontak, janganlah sesekali menggunakannya. Seumpamanya untuk gaya-gayaan, itu justru akan membahayakan si pemakainya.
"Sebenarnya matanya itu normal, hanya untuk gaya-gayaan demi mengubah warna matanya, ia lantas memakai lensa kontak, itu jangan sampai terjadi," ujarnya.
Memang, setiap tindakan ketika menggunakan lensa kontak ada manfaat yang didapat, tapi ada juga kerugiannya.
"Manfaat memakai lensa kontak itu lebih besar daripada kerugiaannya, apabila yang memakainya benar-benar menggantikannya ketika ia harus menggunakan kacamata," jelasnya. "Kecuali untuk gaya-gayaan, kerugiannya akan lebih banyak, daripada manfaatnya," tambah Elvioza.
Kerugian yang akan didapat oleh si pemakai lensa kontak, yang hanya untuk bergaya adalah, terjadinya infeksi pada mata. Karena kuman bisa masuk ke dalam, mata jadinya infeksi. "Infeksi ini terjadi pada kornea mata. Kornea infeksi, risikonya terjadinya kebutaan. Kebutaan permanen itu membahayakan," kata Elvioza.
Oleh karena itu, sebagai dokter spesialis mata yang banyak tahu akan manfaat dan kerugian dari ini semua menganjurkan, jika ada kelainan sedikit yang terjadi pada mata, apa pun kelainannya, segeralah melepas lensa kontak tersebut.
"Segera cari pertolongan. Karena, kalau sudah berlanjut, risikonya adalah kebutaan permanen," tutupnya.
(Adt/Abd)