Selepas dirinya menjabat sebagai dokter umum di Puskesmas di daerah terpencil pada tahun 1992, Staf Ahli Divisi Vitreo-Retina RSCM-Kirana, dr. Elvioza, SpM (K) memutuskan untuk mengambil spesialis mata bidang retina.
"Kebetulan pada tahun itu, dokter mata masih sedikit. Selain itu, distribusinya masih kurang," ujar dr. Elvioza, kepada Liputan6.com, yang ditulis Senin (5/8/2013).
Selain itu, menurut Elvioza, tren masalah mata di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, dan angka kebutaan di Indonesia semakin tinggi. "Sebenarnya, kebutaan ini sendiri masih bisa dicegah. Tapi, karena dokternya matanya yang masih kurang, hal seperti itu tidak dapat dihindari," tambahnya.
Dia menuturukan, ilmu yang berkaitan dengan mata adalah ilmu yang berkembang sangat pesat. Kalau di dalam ilmu disiplin kedokteran, ilmu penyakit mata paling pesat perkembangannya.
"Itulah salah satu alasan yang membuat saya memilih menjadi dokter spesialis mata," jelas Elvioza.
Kasus yang pernah ditangani dr. Elviza
Dalam bidang retina yang ditekuninya, banyak sekali kasus unik dan sulit yang pernah ditangani olehnya.
"Retina itu 'kan lebih kepada saraf mata, di mana kita sebagai dokter tidak ada pilihan, melakukan tindakan dengan risiko apapun," kata Elvioza.
Pria berbadan gemuk ini menyontohkan, mata pasien yang ditanganinya tinggal satu. Yang satu mengalami kebutaan mata, dan yang satunya lagi mengalami kerusakan, kalau tidak segera dilakukan satu tindakan, pasien itu sudah pasti akan buta. Tapi, kalau Elvioza melakukan tindakan tersebut, belum tentu berhasil juga tindakan itu.
"Nah, itu risiko. Tapi, apa boleh buat. Yang terpenting menyelamatkan pasien ini dari kebutaan,"
Karena setiap obat yang akan diberikan kepada pasiennya memiliki reaksi yang berbeda-beda tiap individunya, pria kelahiran 4 Januari 1961 ini terlebih dulu memberikan penjelasan kepada pasiennya tersebut.
"Jadi, kita kasih penjelasan dulu, berupa edukasi pada pasien. Karena kesembuhan itu datangnya juga dari pasien itu sendiri, belum tentu juga dari obat," terangnya.
Dari perilaku gaya hidup, dan menurunkan faktor risiko, kesembuhan pada pasien itu sebenarnya dapat teratasi dengan baik. "Obat apapun yang kita berikan, kalau pasien itu tidak mengubah perilakunya, biasanya tidak akan berhasil," tambahnya
Pasien dengan komplikasi kencing manis
Biasanya pasien yang datang pada Elvioza adalah pasien dengan komplikasi kencing manis pada matanya. Baginya, komplikasi seperti itu pengobatannya bisa dikatakan sedikit sulit, karena tergantung dari kontrol kencing manisnya tersebut.
"Selagi kencing manisnya tidak terkontrol, obat apapun yang saya berikan, akan gagal. Makanya itu, perlu adanya kerjasama pasien dan dokter itu sendiri," terang pria berkacamata ini.
Elvioza menjelaskan, penyebab kencing manis yang sering terjadi pada setiap individu banyak sekali. Mulai dari keturunan, gaya hidup, kegemukkan, maka akan terjadi kencing manis.
"Kencing manis yang sudah lama, dan tidak terkontrol, bisa menyebabkan kerusakan pada semua organ. Termasuk salah satunya di mata. Kalau terjadi pada mata, bisa terjadi kebutaan yang permanen," jelasnya.
Kendalikan faktor risiko
Sebagai seorang dokter spesialis mata bagian retina, Elvioza sebisa mungkin mengajarkan paisen agar mampu dan mau mengendalikan semua faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan pada matanya.
"Jika punya darah tinggi, maka darah tingginya yang saya kendalikan, saya menghindari gaya hidup yang tidak sehat," ujarnya
Merokok merupakan faktor risiko yang sangat dihindari olehnya. Ketika makan pun, yang dimasukkan olehnya adalah makanan yang mengandung banyak vitamin, seperti buah-buahan dan sayuran.
"Selain itu, hindari sinar ultraviolet secara langsung. Kalau misalnya berkendara atau melakukan aktivitas di luar ruangan, bisa memakai kaca mata pelindung," terangnya.
Biodata
Nama
dr. Elvioza, SpM (K)
Tempat, tanggal lahir
Jakarta, 4 Januari 1961
Pendidikan
- Dokter Umum dan Spesialis Mata - Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia , Jakarta
- Subspesialisasi Divisi Vitreo-Retina - Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia - RSCM
- International Fellowship - University of Utah, United Stated of America
Spesialis
Staf Ahli Divisi Vitreo-Retina, RSCM Kirana
Daftar Karya Tulis Ilmiah
Advertisement
- "Age Related Macular Degeneration”, dalam Majalah Ophthalmologica Indonesiana, Vol. 31: 254-263, 2004
- "Intravitreal Triamcinolone Acetonide for Cystoid Macular Edema”, dalam Majalah Ophthalmologica Indonesiana, Vol. 32: 26-31, 2005
- "Success in Aggressive Treatment for Central Retinal Artery Occlusion”, dalam Majalah Ophthalmologica Indonesiana, Vol. 33:18-23, 2006
- Pengaruh suplementasi omega-3 terhadap hasil elektrofisiologi retina penderita nonproliferatif diabetetik retinopati, dalam Majalah Ophthalmologica Indonesiana, Vol.36, 2009
(Adt/Igw)