Seorang pria Turki yang tinggal di Jerman menemukan sajadah salat model baru yang diharapkan bisa mengurangi ketegangan di lutut. Mengurangi rasa sakit saat posisi sujud dan duduk.
Pada pandangan pertama, sajadah buatannya tak ada beda dengan yang biasa. Namun, alas sembahyang tersebut itu dirancang dengan bantalan khusus di bawah lutut, kaki, dan dahi. Demikian ujar sang penemu, Adnan Pirisan (50), yang mengaku menderita nyeri sendi.
"Bantalan dalam sajadah dibuat dari busa khusus 'yang tak bisa rusak'," kata dia seperti dimuat Al Arabiya, 3 Agustus 2013. Namun, ia tak bersedia mengungkapkan komposisinya. "Rahasia perusahaan, tambah dia."
"Aku mendaftarkan patennya pada 2009 dan setelah itu kami telah memproduksi sajadah tersebut di 3 kota di Turki. Kami menjual sekitar 3 ribu buah per tahun," kata Pria yang tinggal di Jerman sejak berusia 10 tahun itu.
Penjualan sajadah ortopedi, yang bisa dilipat jadi bantalan kecil atau menjadi tas, mayoritas dilakukan secara online di internet. Namun, perusahaan Adnan, Prisec juga menjualnya secara langsung di Jerman, Turki, Kuwait, dan Dubai.
Harga untuk sehelai sajadah biasa temuannya adalah US$ 52 atau Rp 530 ribu. Adnan mengklaim, ia juga telah menjual karyanya, versi eksklusif dan untuk anak-anak di Singapura dan Amerika Serikat.
Adnan tak hanya menjualnya untuk umat muslim. Kepada harian Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, ia mengaku sajadahnya juga bisa digunakan pemeluk agama lain.
"Karena aku berharap ibadah lebih mudah untuk semua orang. Termasuk umat Muslim, Kristen Protestan, juga Katolik," kata dia. (Ein)
Pada pandangan pertama, sajadah buatannya tak ada beda dengan yang biasa. Namun, alas sembahyang tersebut itu dirancang dengan bantalan khusus di bawah lutut, kaki, dan dahi. Demikian ujar sang penemu, Adnan Pirisan (50), yang mengaku menderita nyeri sendi.
"Bantalan dalam sajadah dibuat dari busa khusus 'yang tak bisa rusak'," kata dia seperti dimuat Al Arabiya, 3 Agustus 2013. Namun, ia tak bersedia mengungkapkan komposisinya. "Rahasia perusahaan, tambah dia."
"Aku mendaftarkan patennya pada 2009 dan setelah itu kami telah memproduksi sajadah tersebut di 3 kota di Turki. Kami menjual sekitar 3 ribu buah per tahun," kata Pria yang tinggal di Jerman sejak berusia 10 tahun itu.
Penjualan sajadah ortopedi, yang bisa dilipat jadi bantalan kecil atau menjadi tas, mayoritas dilakukan secara online di internet. Namun, perusahaan Adnan, Prisec juga menjualnya secara langsung di Jerman, Turki, Kuwait, dan Dubai.
Harga untuk sehelai sajadah biasa temuannya adalah US$ 52 atau Rp 530 ribu. Adnan mengklaim, ia juga telah menjual karyanya, versi eksklusif dan untuk anak-anak di Singapura dan Amerika Serikat.
Adnan tak hanya menjualnya untuk umat muslim. Kepada harian Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung, ia mengaku sajadahnya juga bisa digunakan pemeluk agama lain.
"Karena aku berharap ibadah lebih mudah untuk semua orang. Termasuk umat Muslim, Kristen Protestan, juga Katolik," kata dia. (Ein)