Calo tiket menjadi fenomena yang biasa di stasiun kereta maupun terminal bus. Bahkan semakin marak pada hari-hari tertentu, seperti jelang Idul Fitri 1435 Hijriah ini.
Wakapolsek Gambir sekaligus Kepala Pelayanan Operasi Ketupat Jaya 2013 Stasiun Gambir, Kompol Kasmono, mengatakan, saat ini praktik calo tiket sudah hilang dari stasiun tersebut.
"Alhamdulillah, sekarang tak ada," ucap Kasmono di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (5/8/2013).
Dia mengakui, dulu banyak calo tiket yang beraksi di Stasiun Gambir. Bahkan sudah menjadi hal yang umum. Namun, dia bersyukur dengan pembenahan manajemen pelayaan kereta api. Para pemudik tidak lagi harus membeli tiket di loket penjualan, melainkan dapat memesan atau membeli beberapa hari sebelum keberangkatan di tempat-tempat tertentu. Kebijakan tersebut, menurutnya, cukup efektif menyulitkan para calo tiket melaksanakan aksinya.
"Karena manajemen kereta api sudah bagus. Orang datang ke sini, tinggal berangkat karena sudah punya tiket," kata dia.
menurutnya, ruang tunggu penumpang dan sekitar loket penjualan tiket merupakan titik rawan, baik terkait aksi calo tiket maupun tindak penipuan. Namun, di Stasiun Gambir saat ini, baik kriminalitas maupun praktik calo tiket, sudah mampu diminimalisir dengan baik. Sehingga pihak kepolisian hanya tinggal mengawasi dan berwaspada.
"Ruang tunggu cukup rawan. Prediksinya kebanyakan modus penggeser tas atau penipuan juga calo tiket. Penambahan personel keamanan tidak ada saya kira, sudah cukup," tutur Kasmono.
Untuk penjagaan keamanan di Stasiun Gambir selama masa mudik Lebaran yang dilakukan sejak 30 Juli 2013 lalu, sekitar 184 personel disiapkan. Terdiri dari polsek, satpam, pramuka, dan polisi khusus kereta api (Polsuska) ditempatkan di beberapa titik di stasiun. Petugas keamanan berjaga-jaga di ruang tunggu penumpang, pintu masuk, loket, sepanjang lantai 1 dan 2, parkiran, dan peron. (Frd/Mut)
Wakapolsek Gambir sekaligus Kepala Pelayanan Operasi Ketupat Jaya 2013 Stasiun Gambir, Kompol Kasmono, mengatakan, saat ini praktik calo tiket sudah hilang dari stasiun tersebut.
"Alhamdulillah, sekarang tak ada," ucap Kasmono di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (5/8/2013).
Dia mengakui, dulu banyak calo tiket yang beraksi di Stasiun Gambir. Bahkan sudah menjadi hal yang umum. Namun, dia bersyukur dengan pembenahan manajemen pelayaan kereta api. Para pemudik tidak lagi harus membeli tiket di loket penjualan, melainkan dapat memesan atau membeli beberapa hari sebelum keberangkatan di tempat-tempat tertentu. Kebijakan tersebut, menurutnya, cukup efektif menyulitkan para calo tiket melaksanakan aksinya.
"Karena manajemen kereta api sudah bagus. Orang datang ke sini, tinggal berangkat karena sudah punya tiket," kata dia.
menurutnya, ruang tunggu penumpang dan sekitar loket penjualan tiket merupakan titik rawan, baik terkait aksi calo tiket maupun tindak penipuan. Namun, di Stasiun Gambir saat ini, baik kriminalitas maupun praktik calo tiket, sudah mampu diminimalisir dengan baik. Sehingga pihak kepolisian hanya tinggal mengawasi dan berwaspada.
"Ruang tunggu cukup rawan. Prediksinya kebanyakan modus penggeser tas atau penipuan juga calo tiket. Penambahan personel keamanan tidak ada saya kira, sudah cukup," tutur Kasmono.
Untuk penjagaan keamanan di Stasiun Gambir selama masa mudik Lebaran yang dilakukan sejak 30 Juli 2013 lalu, sekitar 184 personel disiapkan. Terdiri dari polsek, satpam, pramuka, dan polisi khusus kereta api (Polsuska) ditempatkan di beberapa titik di stasiun. Petugas keamanan berjaga-jaga di ruang tunggu penumpang, pintu masuk, loket, sepanjang lantai 1 dan 2, parkiran, dan peron. (Frd/Mut)
