Rupiah sepekan terakhir jelang Lebaran seolah lebih nyaman bergerak di atas level 10 ribu per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah bahkan sempat melemah ke rekor terendah sepanjang 2013 di level 10.300 per dolar AS.
Melemahnya rupiah memang belum banyak menarik perhatian pelaku industri keuangan khususnya pasar keuangan. Bursa efek lebih banyak menaruh perhatian pada sentimen eksternal terutama rencana penghentian program stimulus dari bank sentral AS (Federal Reserves).
Reza Priyambada dalam wawancara dengan Liputan6.com mengatakan, pergerakan rupiah dalam beberapa hari terakhir memang cukup stabil pada rentang di atas 10 ribu per dolar AS. Sayangnya kondisi itu tidak membuat pelaku pasar menjadi tak nyaman.
"Dengan pelemahan rupiah tersebut, otomatis membuat bergaining power dari rupiah tersebut terlihat melemah dibandingkan mata uang lainnya," kata Reza.
Stabilnya rupiah di level 10 ribu per dolar AS membuat banyak pihak memperkirakan mata uang nasional tersebut sedang mencari titik keseimbangan baru. Namun kekhawatiran akan adanya penurunan lebih tajam dari rupiah justru memicu risiko tersendiri bagi pelaku pasar.
Mungkinkah rupiah bakal menembus lebel 10.500 atau lebih parah lagi bertengger di posisi 11 ribu per dolar AS. Berikut adalah video wawancara Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada dengan Liputan6.com:
Melemahnya rupiah memang belum banyak menarik perhatian pelaku industri keuangan khususnya pasar keuangan. Bursa efek lebih banyak menaruh perhatian pada sentimen eksternal terutama rencana penghentian program stimulus dari bank sentral AS (Federal Reserves).
Reza Priyambada dalam wawancara dengan Liputan6.com mengatakan, pergerakan rupiah dalam beberapa hari terakhir memang cukup stabil pada rentang di atas 10 ribu per dolar AS. Sayangnya kondisi itu tidak membuat pelaku pasar menjadi tak nyaman.
"Dengan pelemahan rupiah tersebut, otomatis membuat bergaining power dari rupiah tersebut terlihat melemah dibandingkan mata uang lainnya," kata Reza.
Stabilnya rupiah di level 10 ribu per dolar AS membuat banyak pihak memperkirakan mata uang nasional tersebut sedang mencari titik keseimbangan baru. Namun kekhawatiran akan adanya penurunan lebih tajam dari rupiah justru memicu risiko tersendiri bagi pelaku pasar.
Mungkinkah rupiah bakal menembus lebel 10.500 atau lebih parah lagi bertengger di posisi 11 ribu per dolar AS. Berikut adalah video wawancara Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada dengan Liputan6.com:
