Filipina secara tak terbantahkan telah menjadi pemimpin baru negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini ditegaskan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's.
"Filipina, yang memperoleh peningkatan status ke level investment grade dari Standard & Poor's, telah mengambil alih peran pemimpin pertumbuhan ekonomi ASEAN dari Indonesia," kata Kepala Ekonomi S&P Asia Pasifik, Paul Gruenwald seperti dikutip Interaksyon, Selasa (6/8/2013).
Gruenwald memperkirakan ekonomi Filipina pada tahun ini bisa tumbuh hingga 6,9%, atau lebih cepat dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN.
Dalam proyeksinya, S&P memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 6,1%, Vietnam 5,3%, dan Malaysia 5,3%.
Meski naik tinggi, ekonomi Filipinan diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 6,1% pada tahun depan sebelum melonjak kembali ke level 6,5% pada 2013.
"Negara besar di ASEAn yang kami teliti, Indonesia, Malaysia, Filipinan, Thailand, dan Vietnam, terus melaju dengan baik. Perekonomian di negara-negara ini lebih banyak didorong konsumen domestik dibandingkan pertumbuhan industri baru," kata Gruenwald.
Untuk seluruh kawasan ASEAN, S&P memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkembang 5,5% hingga 2015. (Nur/Shd)
"Filipina, yang memperoleh peningkatan status ke level investment grade dari Standard & Poor's, telah mengambil alih peran pemimpin pertumbuhan ekonomi ASEAN dari Indonesia," kata Kepala Ekonomi S&P Asia Pasifik, Paul Gruenwald seperti dikutip Interaksyon, Selasa (6/8/2013).
Gruenwald memperkirakan ekonomi Filipina pada tahun ini bisa tumbuh hingga 6,9%, atau lebih cepat dibandingkan negara-negara lain di kawasan ASEAN.
Dalam proyeksinya, S&P memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini hanya akan tumbuh 6,1%, Vietnam 5,3%, dan Malaysia 5,3%.
Meski naik tinggi, ekonomi Filipinan diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 6,1% pada tahun depan sebelum melonjak kembali ke level 6,5% pada 2013.
"Negara besar di ASEAn yang kami teliti, Indonesia, Malaysia, Filipinan, Thailand, dan Vietnam, terus melaju dengan baik. Perekonomian di negara-negara ini lebih banyak didorong konsumen domestik dibandingkan pertumbuhan industri baru," kata Gruenwald.
Untuk seluruh kawasan ASEAN, S&P memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkembang 5,5% hingga 2015. (Nur/Shd)