Layaknya pesawat yang membagi penerbangannya dalam berbagai kelas, angkutan darat seperti bus antar provinsi juga menawarkan beberapa kelas yang bisa dipilih calon penumpang tergantung bujet di kantong.
Selama ini, angkutan darat lintas provinsi ataupun daerah mempunyai pilihan kelas, antara lain AC-Ekonomi, VIP, dan Eksekutif.
Karyawan PO Trans Zentrum, Patori mengungkapkan, setiap kelas pada bus memiliki pasarnya masing-masing. Kelas AC-Ekonomi misalnya, dengan harga di bawah Rp 100 ribu, penumpang sudah bisa menuju ke kampung halaman di luar momen lebaran.
"Sedangkan harga tiket bus kelas VIP berkisar antara Rp 100 ribu-Rp 200 ribu per orang. Dan harga tiket masing-masing kelas bisa melonjak hingga dua kali lipat menjelang lebaran seperti sekarang ini," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta di Terminal Kalideres, Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Sementara itu, Pengurus PO Pahala Kencana, Aslan mengakui bus kelas eksekutif memasang harga sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu per orang dan meningkat hingga Rp 500 ribu pada momen hari raya.
"Kalau pasar bus kelas AC-Ekonomi dan VIP kebanyakan adalah buruh pabrik, pekerja bangunan karena harganya masih terjangkau oleh pendapatan mereka. Tapi kalau eksekutif memang ditujukan bagi kalangan menengah-atas yang mementingkan kualitas," terang dia.
Bus eksekutif, lanjut Aslan, juga menyasar pasar menengah-bawah yang merupakan pelanggan setia dari suatu merek bus. "Jadi kalau pelanggan sudah percaya dengan pelayanan suatu bus, maka dia tetap akan memilih bus tersebut meski harganya meningkat setiap tahun," tutur dia.
Dari sisi fasilitas, dia menambahkan, kelas eksekutif menawarkan bentuk pelayanan seperti makan dan snack sebanyak 2 kali, bantal, selimut, toilet, smoking area, dan televisi. Sementara itu, fasilitas di kelas AC-Ekonomi, yakni kursi tiga, pendingin ruangan dan toilet. Sedangkan kursi dua dengan posisi lebih lebar, toilet, selimut dan smoking area.
"Kalau buruh pabrik dan pekerja bangunan lebih memilih AC-Ekonomi. Tapi untuk karyawan kantoran biasanya menyukai bus eksekutif, terutama bagi mereka yang kampung halamannya berada jauh dari bandara," pungkas Aslan. (Fik/Nur)
Selama ini, angkutan darat lintas provinsi ataupun daerah mempunyai pilihan kelas, antara lain AC-Ekonomi, VIP, dan Eksekutif.
Karyawan PO Trans Zentrum, Patori mengungkapkan, setiap kelas pada bus memiliki pasarnya masing-masing. Kelas AC-Ekonomi misalnya, dengan harga di bawah Rp 100 ribu, penumpang sudah bisa menuju ke kampung halaman di luar momen lebaran.
"Sedangkan harga tiket bus kelas VIP berkisar antara Rp 100 ribu-Rp 200 ribu per orang. Dan harga tiket masing-masing kelas bisa melonjak hingga dua kali lipat menjelang lebaran seperti sekarang ini," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta di Terminal Kalideres, Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Sementara itu, Pengurus PO Pahala Kencana, Aslan mengakui bus kelas eksekutif memasang harga sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu per orang dan meningkat hingga Rp 500 ribu pada momen hari raya.
"Kalau pasar bus kelas AC-Ekonomi dan VIP kebanyakan adalah buruh pabrik, pekerja bangunan karena harganya masih terjangkau oleh pendapatan mereka. Tapi kalau eksekutif memang ditujukan bagi kalangan menengah-atas yang mementingkan kualitas," terang dia.
Bus eksekutif, lanjut Aslan, juga menyasar pasar menengah-bawah yang merupakan pelanggan setia dari suatu merek bus. "Jadi kalau pelanggan sudah percaya dengan pelayanan suatu bus, maka dia tetap akan memilih bus tersebut meski harganya meningkat setiap tahun," tutur dia.
Dari sisi fasilitas, dia menambahkan, kelas eksekutif menawarkan bentuk pelayanan seperti makan dan snack sebanyak 2 kali, bantal, selimut, toilet, smoking area, dan televisi. Sementara itu, fasilitas di kelas AC-Ekonomi, yakni kursi tiga, pendingin ruangan dan toilet. Sedangkan kursi dua dengan posisi lebih lebar, toilet, selimut dan smoking area.
"Kalau buruh pabrik dan pekerja bangunan lebih memilih AC-Ekonomi. Tapi untuk karyawan kantoran biasanya menyukai bus eksekutif, terutama bagi mereka yang kampung halamannya berada jauh dari bandara," pungkas Aslan. (Fik/Nur)