Adanya gelaran takbiran di seputaran kawasan DKI Jakarta, akan didukung oleh Polda Metro Jaya. Polisi menyatakan siap mengawal kegiatan masyarakat itu.
Rencananya, sekitar 576 personel akan diturukan ke-3 lokasi yang menjadi pusat takbiran. Namun, kepastiannya masih menunggu keputusan pemerintah.
"Kita masih tunggu keputusan pemerintah. Apakah malam ini malam takbir atau besok. Fokus seperti tahun sebelumnya. Monas, Ancol dan HI, masing-masing 192 personil," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Rikwanto di Jakarta, Rabu (7/8/2013).
Rikwanto menuturkan, jumlah tersebut nantinya disiagakan untuk mengantisipasi takbir keliling secara massal yang menimbulkan perseteruan warga serta kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Warga juga diimbau untuk tidak berkeliling di jalan raya.
"Cukup di lingkungannya saja, tetapi dengan kreatif. Karena dari tahun ke tahun selalu ada kejadian," ujarnya.
Rikwanto mencontohkan, kecelakaan lalu lintas paling banyak terjadi. Seperti masyarakat yang takbiran dengan duduk di bagian pinggir truk terbuka.
"Kendaraannya berhenti mendadak, jatuh, dan banyak yang meninggal dunia. Juga kadang saat takbir saling ejek antar rombongan jadi timbul perkelahian," jelasnya.
Sementara jika masyarakat tetap takbiran di jalan, Rikwanto mengatakan pihaknya tidak akan ragu untuk melakukan tilang. Karena dianggap melanggar peratuiran lalu lintas. "Kalau terjadi, menggunakan bus dan mengganggu lalu lintas. Akan ditilang atau tidak dialihkan," tukas Rikwanto. (Tnt/Ism)
Rencananya, sekitar 576 personel akan diturukan ke-3 lokasi yang menjadi pusat takbiran. Namun, kepastiannya masih menunggu keputusan pemerintah.
"Kita masih tunggu keputusan pemerintah. Apakah malam ini malam takbir atau besok. Fokus seperti tahun sebelumnya. Monas, Ancol dan HI, masing-masing 192 personil," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Rikwanto di Jakarta, Rabu (7/8/2013).
Rikwanto menuturkan, jumlah tersebut nantinya disiagakan untuk mengantisipasi takbir keliling secara massal yang menimbulkan perseteruan warga serta kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Warga juga diimbau untuk tidak berkeliling di jalan raya.
"Cukup di lingkungannya saja, tetapi dengan kreatif. Karena dari tahun ke tahun selalu ada kejadian," ujarnya.
Rikwanto mencontohkan, kecelakaan lalu lintas paling banyak terjadi. Seperti masyarakat yang takbiran dengan duduk di bagian pinggir truk terbuka.
"Kendaraannya berhenti mendadak, jatuh, dan banyak yang meninggal dunia. Juga kadang saat takbir saling ejek antar rombongan jadi timbul perkelahian," jelasnya.
Sementara jika masyarakat tetap takbiran di jalan, Rikwanto mengatakan pihaknya tidak akan ragu untuk melakukan tilang. Karena dianggap melanggar peratuiran lalu lintas. "Kalau terjadi, menggunakan bus dan mengganggu lalu lintas. Akan ditilang atau tidak dialihkan," tukas Rikwanto. (Tnt/Ism)
