Kerang hijau merupakan sajian nikmat di restoran seafood. Namun apa jadinya jika kerang hijau justru menjadi kendala operasional keberlangsungan pasokan listrik di Jakarta.
Manager Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) Muara Angke PT PLN Jawa Bali (PJB) Herdie Bastian mengatakan, 52% kebutuhan listrik Jakarta dipasok dari PLTGU Muara Karang.
Namun pada sistem operasinya, PLTGU tersebut mengalami beberapa kendala, seperti kendala eksternal yang disebabkan populasi kerang hijau di perairan teluk Jakarta.
Menurut dia, pertumbuhan kerang hijau sangat mengganggu sistem penyedotan air laut yang akan mendinginkan mesin PLTGU Muara Karang, Jakarta.
"Terkait cooling system. Itu kendala eksternal. Air disedot, masuk kodensor, uap terkondensasi, jadi hot volt kita lebih hangat," kata Herdie, saat berbicang dengan Liputan6.com, seperti yang ditulis di Jakarta, Kamis (8/8/2013).
Sebab itu, jelas dia, agar PLTGU Muara Karang tetap beroperasi dengan optimal, pihaknya selalu melakukan pembersihan secara berkala. Selain itu juga melakukan penyemprotan cairan hypo clorit untuk menghambat pertumbuhan kerang.
Meski kerang hijau hidup sendiri, pihaknya tidak berminat mengkonsumsi kerang tersbut. Menurut dia, kerang yang berasal di perairan tersebut sudah terkontaminasi merkuri.
"Berkala tergantung pertumbuhan kerangnya. Itu kerang hijau. Itu tidak dipelihara hidup sendiri. Tapi ngeri di pantai jakarta terkontaminasi kadar merkurinya," jelas dia.
Selain kerang, kendala eksternal PLTGU yang berkapasitas 1550 Mega watt tersebut adalah sampah yang hanyut di teluk Jakarta tersebut. Pasalnya, posisi pembangkit di kali Muara Karang memang menjadi transit sampah yang hanyut.
"Sampah itu musuh utama kita, kita di sini punya saringan bertingkat tiga. Mengganggu Nepel di chub condensor sehingga beban turun," pungkasnya. (Pew/Nur)
Manager Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) Muara Angke PT PLN Jawa Bali (PJB) Herdie Bastian mengatakan, 52% kebutuhan listrik Jakarta dipasok dari PLTGU Muara Karang.
Namun pada sistem operasinya, PLTGU tersebut mengalami beberapa kendala, seperti kendala eksternal yang disebabkan populasi kerang hijau di perairan teluk Jakarta.
Menurut dia, pertumbuhan kerang hijau sangat mengganggu sistem penyedotan air laut yang akan mendinginkan mesin PLTGU Muara Karang, Jakarta.
"Terkait cooling system. Itu kendala eksternal. Air disedot, masuk kodensor, uap terkondensasi, jadi hot volt kita lebih hangat," kata Herdie, saat berbicang dengan Liputan6.com, seperti yang ditulis di Jakarta, Kamis (8/8/2013).
Sebab itu, jelas dia, agar PLTGU Muara Karang tetap beroperasi dengan optimal, pihaknya selalu melakukan pembersihan secara berkala. Selain itu juga melakukan penyemprotan cairan hypo clorit untuk menghambat pertumbuhan kerang.
Meski kerang hijau hidup sendiri, pihaknya tidak berminat mengkonsumsi kerang tersbut. Menurut dia, kerang yang berasal di perairan tersebut sudah terkontaminasi merkuri.
"Berkala tergantung pertumbuhan kerangnya. Itu kerang hijau. Itu tidak dipelihara hidup sendiri. Tapi ngeri di pantai jakarta terkontaminasi kadar merkurinya," jelas dia.
Selain kerang, kendala eksternal PLTGU yang berkapasitas 1550 Mega watt tersebut adalah sampah yang hanyut di teluk Jakarta tersebut. Pasalnya, posisi pembangkit di kali Muara Karang memang menjadi transit sampah yang hanyut.
"Sampah itu musuh utama kita, kita di sini punya saringan bertingkat tiga. Mengganggu Nepel di chub condensor sehingga beban turun," pungkasnya. (Pew/Nur)