Mangapin Sibuea: 10 November Awal Kiamat

Pemimpin sekte kiamat itu meyakini kalau 10 November 2003 adalah awal atau hari pertama Nabi Musa dan Elia bertugas hingga 11 Mei 2007. "Jadi pada 11 Mei 2007, manusia sudah tidak ada lagi," kata Mangapin.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Nov 2003, 19:40 WIB
Liputan6.com, Bandung: Pemimpin sekte kiamat Pondok Nabi Mangapin Sibuea berkeras bahwa dia mendapat suara Allah yang menyuruhnya untuk mengabarkan tentang datangnya hari kiamat. Namun Mangapin membantah kalau dirinya mengatakan 10 November 2003 adalah hari akhir zaman. Ia hanya mengakui bahwa 10 November 2003 adalah awal atau hari pertama Nabi Musa dan Elia bertugas hingga 11 Mei 2007. "Jadi pada 11 Mei 2007 adalah peristiwa di mana manusia sudah tidak ada lagi," kata Mangapin Sibuea, ketika diwawancarai reporter SCTV di Rumah Tahanan Kejaksaan Negeri Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.

Keyakinan Mangapin itu berdasarkan sebuah buku yang berjudul "Kiamat Dunia Segera Akan Terjadi". Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Nabi Musa dan Elia akan melaksanakan tugasnya pada 10 November 2003, sampai dengan 11 Mei 2007. Dalam masa tiga tahun ini untuk menguatkan anak-anak Tuhan yang tertinggal supaya tidak menghujat Yesus.

Mengutip sebuah surat Alkitab, pendeta yang pernah menulis buku berjudul "Suara Allah di Akhir Zaman" ini mengatakan bahwa akan ada pemberitahuan tanggal, bulan, dan tahun sebelum dunia kiamat. Tetapi, menurut Mangapin, hanya kepada mereka-lah [jemaat Pondok Nabi], Ia [Tuhan] memberitahukan rahasia janji. "Yang memberitahu kalau Tuhan Yesus mau datang, bukan anak, tapi Roh Kudus," ujar dia.

Mangapin yang mengaku dirinya Rasul Paulus II ini mengaku, pada 28 Februari 1999 mendengar suara murni. Suara serupa pun didengar para pengikutnya, sehingga mereka memutuskan untuk berkumpul di Bandung [baca: Jemaat Pondok Nabi Dipindahkan ke Ujungberung]. Tak hanya itu, dalam mata terbuka, dirinya juga sudah melihat wujud Roh Kudus, pribadi Allah sebanyak tiga orang. "Saya lihat oknum Allah datang di depan saya," tegas Mangapin. Penampakan tersebut diakui telah menjelma sejak 1980.

Pada kesempatan itu, ia menyayangkan sikap Simon Simorason, Ketua Forum Komunikasi Kristen Jabar yang mengacaukan acara pengikutnya yang sedang memanjatkan puji-pujian di sebuah bangunan di kawasan Bale Endah, Bandung. Ia menilai Simon sebagai pendeta yang tidak memiliki sikap. Mangapin berpendapat, Simon bersikap demikian karena mereka tak mendengar suara. "Mereka nggak mendengar suara, kami yang mendengar suara," tambah dia.

Sebaliknya Mangapin sepakat dengan pernyataan Ketua Persatuan Gereja-Gereja Indonesia Nathan Setiabudi yang mengatakan, keyakinan jemaat Pondok Nabi tidak boleh dicampuri pemerintah [baca: Pengikut Sekte Kiamat: Ini Nubuatan yang Tertunda]. Mangapin setuju kalau keyakinan ini adalah urusan internal dan cukup dibicarakan sesama dan dengan Tuhan. "Tapi kalau mau tahu, silakan datang. Nanti kita jelaskan," kata Mangapin tegas.(DEN/Patria Hidayat dan Taufik Hidayat)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya