Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Hanura, Saleh Husin mengkritik sikap pemerintah pusat yang dipimpin oleh Presiden SBY yang terkesan abai terkait bencana alam letusan Gunung Berapi Rokatenda di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Saleh mengatakan, hingga saat ini belum ada sikap apa pun dari SBY maupun jajarannya. Padahal sudah ada korban jiwa atas bencana tersebut. Karena itu, dia menilai pemerintah pusat tidak memberikan perhatian serius terhadap korban bencana letusan Gunung Berapi Rokatenda di NTT tersebut.
"Terkait letusan Gunung Rokatenda di NTT, pemeritah pusat sepertinya tidak terlalu memberikan perhatian," kata Saleh dalam pesan singkatnya di Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Dia menduga, sikap pemerintah pusat yang terkesan cuek terhadap korban bencana gunung berapi itu, diakibatkan karena media tidak mengekspos atau memberitakan secara masif terhadap bencana alam tersebut.
"Apa karena ini jauh dari pemberitaan media sehingga pemerintah pusat kurang begitu serius membantu, terutama penanganan para pengungsi. Hal ini bisa terlihat di lapangan," tuturnya.
Sebagai salah satu putra asli dan wakil rakyat dari NTT, Saleh mengaku prihatin kurangnya perhatian pemerintah pusat atas becana letusan. "Pemerintah harus serius mengurusi para pengungsi, terutama warga sekitar gunung tersebut," terangnya.
Oleh karena itu, Saleh mendesak kepada pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan, seperti membangun pengungsian bagi para warga atas dampak letusan Gunung Rokatenda.
"Kita meminta kepada pemerintah pusat untuk membantu para pengungsi agar tidak terlantar," pungkas Saleh.
Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, meletus pada Sabtu 10 Agustus yang menyebabkan 5 orang tewas dan ratusan orang mengungsi. Abu vulkanik juga menghancurkan sekitar 50 hektare lahan berbagai tanaman pertanian milik warga. (Frd)
Saleh mengatakan, hingga saat ini belum ada sikap apa pun dari SBY maupun jajarannya. Padahal sudah ada korban jiwa atas bencana tersebut. Karena itu, dia menilai pemerintah pusat tidak memberikan perhatian serius terhadap korban bencana letusan Gunung Berapi Rokatenda di NTT tersebut.
"Terkait letusan Gunung Rokatenda di NTT, pemeritah pusat sepertinya tidak terlalu memberikan perhatian," kata Saleh dalam pesan singkatnya di Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Dia menduga, sikap pemerintah pusat yang terkesan cuek terhadap korban bencana gunung berapi itu, diakibatkan karena media tidak mengekspos atau memberitakan secara masif terhadap bencana alam tersebut.
"Apa karena ini jauh dari pemberitaan media sehingga pemerintah pusat kurang begitu serius membantu, terutama penanganan para pengungsi. Hal ini bisa terlihat di lapangan," tuturnya.
Sebagai salah satu putra asli dan wakil rakyat dari NTT, Saleh mengaku prihatin kurangnya perhatian pemerintah pusat atas becana letusan. "Pemerintah harus serius mengurusi para pengungsi, terutama warga sekitar gunung tersebut," terangnya.
Oleh karena itu, Saleh mendesak kepada pemerintah pusat untuk segera mengambil tindakan, seperti membangun pengungsian bagi para warga atas dampak letusan Gunung Rokatenda.
"Kita meminta kepada pemerintah pusat untuk membantu para pengungsi agar tidak terlantar," pungkas Saleh.
Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, meletus pada Sabtu 10 Agustus yang menyebabkan 5 orang tewas dan ratusan orang mengungsi. Abu vulkanik juga menghancurkan sekitar 50 hektare lahan berbagai tanaman pertanian milik warga. (Frd)