Hebatnya ilmuwan-ilmuwan saat ini. Setelah berhasil merekayasa gen domba agar terlahir bersinar dalam gelap atau glow in the dark saat terkena cahaya ultraviolet, kini lahirlah generasi serupa dari kelinci. Hewan bertelinga panjang itu lahir belum lama ini di Universitas Istanbul, Turki.
Seperti dimuat dalam News.Discovery, Rabu (14/8/2013), kelinci itu kini tergabung dalam salah satu hewan rekayasa pembawa gen glow in the dark.
Selain domba dan yang terkini kelinci, insinyur genetika juga telah menciptakan hewan bercahaya lain, yakni anjing, kucing, babi dan tikus. Mereka memasukkan gen protein hijau yang dimiliki ubur-ubur ke dalam DNA mamalia. Hasilnya, hewan tersebut akan memancarkan cahaya bila terkena sinar ultraviolet.
Selain itu, gen 'menyala' ubur-ubur itu juga menambahkan perubahan fisik yang jelas untuk hewan rekayasa para ilmuwan. Hal itu memungkinkan para ilmuwan untuk mengetahui materi genetik berhasil ditransfer ke organisme baru.
Contoh lainnya, ketika peneliti merekayasa genetika kucing Mayo Clinic dengan menyuntikkan protein agar terhindar dari infeksi immunodeficiency virus FIV atau HIV versi kucing. Para ilmuwan itu menambahkan gen fluorescent atau gen 'menyala' bersama dengan gen pelawan virus FIV.
Dengan begitu, mereka tahu setiap kucing 'menyala' akan mendapatkan perlindungan terhadap FIV.
Kelinci glow in the dark rekayasa itu juga bisa memproduksi protein seperti itu. Mereka bisa memproduksi molekul yang bisa dikumpulkan ahli biologi, melalui susu kelinci betina rekayasa glow in the dark juga.
Untuk menghasilkan kelinci glow in the dark itu, para ahli dari University of Hawaii yakni ahli genetika Manoa, Ryuzo Yanagimachi dan Stefan Moisyadi berkolaborasi dengan para ilmuwan Turki di Universitas Istanbul dan Marmara University.
Masih pada tahun yang sama, sebelumnya domba glow in the dark hasil rekayasa para peneliti di Argentina juga sukses dilahirkan. Peneliti menghasilkan 9 domba-domba lucu yang bisa menyala jika terkena sinar ultraviolet. (Tnt/Sss)
Seperti dimuat dalam News.Discovery, Rabu (14/8/2013), kelinci itu kini tergabung dalam salah satu hewan rekayasa pembawa gen glow in the dark.
Selain domba dan yang terkini kelinci, insinyur genetika juga telah menciptakan hewan bercahaya lain, yakni anjing, kucing, babi dan tikus. Mereka memasukkan gen protein hijau yang dimiliki ubur-ubur ke dalam DNA mamalia. Hasilnya, hewan tersebut akan memancarkan cahaya bila terkena sinar ultraviolet.
Selain itu, gen 'menyala' ubur-ubur itu juga menambahkan perubahan fisik yang jelas untuk hewan rekayasa para ilmuwan. Hal itu memungkinkan para ilmuwan untuk mengetahui materi genetik berhasil ditransfer ke organisme baru.
Contoh lainnya, ketika peneliti merekayasa genetika kucing Mayo Clinic dengan menyuntikkan protein agar terhindar dari infeksi immunodeficiency virus FIV atau HIV versi kucing. Para ilmuwan itu menambahkan gen fluorescent atau gen 'menyala' bersama dengan gen pelawan virus FIV.
Dengan begitu, mereka tahu setiap kucing 'menyala' akan mendapatkan perlindungan terhadap FIV.
Kelinci glow in the dark rekayasa itu juga bisa memproduksi protein seperti itu. Mereka bisa memproduksi molekul yang bisa dikumpulkan ahli biologi, melalui susu kelinci betina rekayasa glow in the dark juga.
Untuk menghasilkan kelinci glow in the dark itu, para ahli dari University of Hawaii yakni ahli genetika Manoa, Ryuzo Yanagimachi dan Stefan Moisyadi berkolaborasi dengan para ilmuwan Turki di Universitas Istanbul dan Marmara University.
Masih pada tahun yang sama, sebelumnya domba glow in the dark hasil rekayasa para peneliti di Argentina juga sukses dilahirkan. Peneliti menghasilkan 9 domba-domba lucu yang bisa menyala jika terkena sinar ultraviolet. (Tnt/Sss)