Beberapa peneliti AS, Rabu 14 Agustus mengatakan telah mengetahui bagaimana bakteri yang biasa ada di mulut dapat memicu aliran perubahan yang mengarah pada kanker usus besar.
Mikroorganisme tersebut, yang disebut fusobakteria yang ada di mulut, bisa merangsang reaksi kekebalan hingga memburuk dan mengubah pertumbuhan gen kanker sehingga menghasilkan tumor usus besar, kata dua studi yang disiarkan di Jurnal Cell Host & Microbe.
Kanker usus besar adalah penyebab utama kedua kematian yang berhubungan dengan kanker di Amerika Serikat. Beberapa studi belum lama ini telah memperlihatkan bahwa fusobakteria dari mulut juga banyak terdapat di beberapa jaringan dari pasien kanker usus besar. Namun tidak diketahui apakah bakteri tersebut secara langsung meningkatkan pembentukan tumor.
Dalam salah satu studi baru, Profesor Yiping Han dari Case Western Reserve University School of Dental Medicine dan rekannya mendapati bahwa fusobakteria mengandalkan molekul yang disebut FadA yang ditemukan pada permukaan sel bakteri itu untuk melekat dan menyerbu sel kanker usus besar manusia.
FadA kemudian beralih ke gen pertumbuhan kanker serta merangsang reaksi peradangan pada sel itu dan mendorong pembentukan tumor, kata Han seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (15/8/2013).
Tim Han juga mendapati tingkat gen FadA adalah 10 sampai 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal pada polips ganas usus besar dan prakanker. Selain itu, mereka mengidentifikasi satu susunan yang dikenal sebagai peptida, yang dapat mencegah dampak FadA pada sel kanker.
"Kami memperlihatkan bahwa FadA adalah satu penanda yang dapat digunakan bagi diagnosis dini kanker usus besar dan mengidentifikasi potensi sasaran pengobatan guna merawat atau mencegah penyakit umum dan merusak tubuh ini," kata Han.
Pada studi kedua, para peneliti dari Harvard School of Public Health dan Dana-Farber Cancer Institute mendapat fusobakteria lazim terdapat pada adenomas atau tumor jinak yang dapat menjadi ganas seiring perkembangan waktu. Itu menunjukkan mikroba tersebut memainkan peran pada tahap awal pembentukan tumor.
Dalam moda kanker usus besar pada tikus, bakteri itu mempercepat pembentukan tumor dengan menarik sel kekebalan tubuh yang disebut sel myeloids yang menyerbu tumor dan merangsang reaksi peradangan yang dapat mengakibatkan kanker, kata mereka.
Temuan tersebut bukan hanya akan mengarah kepada strategi yang lebih efektif bagi diagnosis dini, pencegahan dan pengobatan kanker usus besar, tapi juga memperlihatkan pentingnya kesehatan mulut yang baik, kata Han.
(Abd)
Mikroorganisme tersebut, yang disebut fusobakteria yang ada di mulut, bisa merangsang reaksi kekebalan hingga memburuk dan mengubah pertumbuhan gen kanker sehingga menghasilkan tumor usus besar, kata dua studi yang disiarkan di Jurnal Cell Host & Microbe.
Kanker usus besar adalah penyebab utama kedua kematian yang berhubungan dengan kanker di Amerika Serikat. Beberapa studi belum lama ini telah memperlihatkan bahwa fusobakteria dari mulut juga banyak terdapat di beberapa jaringan dari pasien kanker usus besar. Namun tidak diketahui apakah bakteri tersebut secara langsung meningkatkan pembentukan tumor.
Dalam salah satu studi baru, Profesor Yiping Han dari Case Western Reserve University School of Dental Medicine dan rekannya mendapati bahwa fusobakteria mengandalkan molekul yang disebut FadA yang ditemukan pada permukaan sel bakteri itu untuk melekat dan menyerbu sel kanker usus besar manusia.
FadA kemudian beralih ke gen pertumbuhan kanker serta merangsang reaksi peradangan pada sel itu dan mendorong pembentukan tumor, kata Han seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (15/8/2013).
Tim Han juga mendapati tingkat gen FadA adalah 10 sampai 100 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal pada polips ganas usus besar dan prakanker. Selain itu, mereka mengidentifikasi satu susunan yang dikenal sebagai peptida, yang dapat mencegah dampak FadA pada sel kanker.
"Kami memperlihatkan bahwa FadA adalah satu penanda yang dapat digunakan bagi diagnosis dini kanker usus besar dan mengidentifikasi potensi sasaran pengobatan guna merawat atau mencegah penyakit umum dan merusak tubuh ini," kata Han.
Pada studi kedua, para peneliti dari Harvard School of Public Health dan Dana-Farber Cancer Institute mendapat fusobakteria lazim terdapat pada adenomas atau tumor jinak yang dapat menjadi ganas seiring perkembangan waktu. Itu menunjukkan mikroba tersebut memainkan peran pada tahap awal pembentukan tumor.
Dalam moda kanker usus besar pada tikus, bakteri itu mempercepat pembentukan tumor dengan menarik sel kekebalan tubuh yang disebut sel myeloids yang menyerbu tumor dan merangsang reaksi peradangan yang dapat mengakibatkan kanker, kata mereka.
Temuan tersebut bukan hanya akan mengarah kepada strategi yang lebih efektif bagi diagnosis dini, pencegahan dan pengobatan kanker usus besar, tapi juga memperlihatkan pentingnya kesehatan mulut yang baik, kata Han.
(Abd)
