Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan memastikan, minyak mentah yang diproduksi perseroan seluruhnya terserap dan tidak ada yang dijual ke pihak lain.
"Nggak ada yang kita jual, langsung kita serap semua," kata Karen di Jakarta, Kamis (15/8/2013).
Sedangkan anak usahanya, Pertamina Energi Limited (Petral), kini tidak lagi membeli minyak mentah dalam negeri. Kalaupun membeli minyak mentah, Petral mengambilnya dari luar negeri.
"Kalau Petral kan nggak ada lelang sekarang untuk domestik. Kan semenjak ada peraturan Pak Presiden, kita selalu beli dari National Oil Company (NOC), langsung ke pemiliknya, yang langsung memiliki aset hulu. Jadi kita nggak ikut lelang," tegas Karen.
Dia menuturkan, keputusan tersebut berlangsung sejak ada instruksi Presiden pada 2012, di mana kalaupun Petral membeli minyak di luar negeri harus melalui kontrak jangka panjang.
"Kita mulai perbaiki sedikit demi sedikit karena kan harus bikin kontrak longterm, tapi sekarang sudah nol, semua sudah dari NOC dan IOC semua," tutur dia.
Dia menyebutkan, Petral terbagi dua. Satu untuk kebutuhan domestik, yang semua dipasok dari NOC atau IOC. Namun jika Petral menjadi trader maka untuk negara di luar Indonesia. "Dia boleh ikut tender ke mana aja. Jadi dibagi dua. Kalau domestik sudah nggak ada lagi tender," pungkasnya. (Pew/Nur)
"Nggak ada yang kita jual, langsung kita serap semua," kata Karen di Jakarta, Kamis (15/8/2013).
Sedangkan anak usahanya, Pertamina Energi Limited (Petral), kini tidak lagi membeli minyak mentah dalam negeri. Kalaupun membeli minyak mentah, Petral mengambilnya dari luar negeri.
"Kalau Petral kan nggak ada lelang sekarang untuk domestik. Kan semenjak ada peraturan Pak Presiden, kita selalu beli dari National Oil Company (NOC), langsung ke pemiliknya, yang langsung memiliki aset hulu. Jadi kita nggak ikut lelang," tegas Karen.
Dia menuturkan, keputusan tersebut berlangsung sejak ada instruksi Presiden pada 2012, di mana kalaupun Petral membeli minyak di luar negeri harus melalui kontrak jangka panjang.
"Kita mulai perbaiki sedikit demi sedikit karena kan harus bikin kontrak longterm, tapi sekarang sudah nol, semua sudah dari NOC dan IOC semua," tutur dia.
Dia menyebutkan, Petral terbagi dua. Satu untuk kebutuhan domestik, yang semua dipasok dari NOC atau IOC. Namun jika Petral menjadi trader maka untuk negara di luar Indonesia. "Dia boleh ikut tender ke mana aja. Jadi dibagi dua. Kalau domestik sudah nggak ada lagi tender," pungkasnya. (Pew/Nur)