Perayaan hari Kemerdekaan belakangan ini, dirasa Dwi Andhika tak semeriah masa kecilnya. Ia pun merasa kecewa dengan kondisi yang dialaminya sekarang.
"Iya, aku agak kecewa. Di zaman sekarang, terutama anak-anak kota mulai tidak mempedulikan hari besar negara. Beda sama zaman dulu, kayaknya heboh banget. Apalagi zaman Soeharto kayaknya semarak banget, dekorasi kotanya kurang, dan lomba-lomba paling di beberapa tempat aja," terang Dhika--sapaan akrab Dwi Andhika-- saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (16/8/2013).
Dhika berharap perayaan 17-an ini bisa kembali meriah. Bahkan layaknya negara tetangga yang bisa merayakan hari Kemerdekaannya hingga tiga hari berturut-turut.
"Kalau di Thailand, walaupun mereka tidak pernah dijajah, tapi perayaan ulang tahun negaranya heboh banget bahkan sampai tiga hari. Siram-siraman di satu negara, yang diberi nama Songkran," jelasnya.
"Semoga di Indonesia bisa hebohnya sama, supaya setiap generasi bisa merasakan arti kemerdekaan dengan penuh kebahagiaan," tandasnya.(Mer)
"Iya, aku agak kecewa. Di zaman sekarang, terutama anak-anak kota mulai tidak mempedulikan hari besar negara. Beda sama zaman dulu, kayaknya heboh banget. Apalagi zaman Soeharto kayaknya semarak banget, dekorasi kotanya kurang, dan lomba-lomba paling di beberapa tempat aja," terang Dhika--sapaan akrab Dwi Andhika-- saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (16/8/2013).
Dhika berharap perayaan 17-an ini bisa kembali meriah. Bahkan layaknya negara tetangga yang bisa merayakan hari Kemerdekaannya hingga tiga hari berturut-turut.
"Kalau di Thailand, walaupun mereka tidak pernah dijajah, tapi perayaan ulang tahun negaranya heboh banget bahkan sampai tiga hari. Siram-siraman di satu negara, yang diberi nama Songkran," jelasnya.
"Semoga di Indonesia bisa hebohnya sama, supaya setiap generasi bisa merasakan arti kemerdekaan dengan penuh kebahagiaan," tandasnya.(Mer)