Direktur Utama Utama PT Pertamina Karen Agustiawan mengatakan perusahaan di bawah kepemimpinannya bisa meningkatkan posisi dan masuk dalam perusahaan kelas dunia menurut Majalah Fotune bukan tanpa sebab.
Itu terjadi karena karyawan komitmen dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang sudah ditetapkan.
"Sudah punya RJPP, kalu seluruh karyawan komit itu bisa," kata Karen di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Sabtu (17/8/2013).
Menurut dia, tidak hanya pertamina saja, setiap perusahaan yang ingin maju memilki tantangan masing-masing. Sebab itu dia mengaku optimistis Pertamina bisa bertahan bahkan meningkatkan posisi di jajaran perusahaan-perusahaan top dunia tersebut.
"Semua perusahaan ada tantangannya, mau ada unsur bisa maju, gak optimis nggak bisa maju, saya nggak mau cengeng jadi pemimpin," jelas dia.
Karen pun mengaku sangat optimis, perusahaan energi pelat merah tersebut akan bisa mempertahakan posisi di Fortune 500 atau jajaran perusahaan terbaik dunia.
"Bahkan kita akan naik nomor 50 di 2025. Peringkat 122 ini saja target kita di 2025 tapi ternyata lebih cepat. Kita harus kejar target," pungkasnya. (Pew/Nur)
Itu terjadi karena karyawan komitmen dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang sudah ditetapkan.
"Sudah punya RJPP, kalu seluruh karyawan komit itu bisa," kata Karen di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Sabtu (17/8/2013).
Menurut dia, tidak hanya pertamina saja, setiap perusahaan yang ingin maju memilki tantangan masing-masing. Sebab itu dia mengaku optimistis Pertamina bisa bertahan bahkan meningkatkan posisi di jajaran perusahaan-perusahaan top dunia tersebut.
"Semua perusahaan ada tantangannya, mau ada unsur bisa maju, gak optimis nggak bisa maju, saya nggak mau cengeng jadi pemimpin," jelas dia.
Karen pun mengaku sangat optimis, perusahaan energi pelat merah tersebut akan bisa mempertahakan posisi di Fortune 500 atau jajaran perusahaan terbaik dunia.
"Bahkan kita akan naik nomor 50 di 2025. Peringkat 122 ini saja target kita di 2025 tapi ternyata lebih cepat. Kita harus kejar target," pungkasnya. (Pew/Nur)
