Gaji PNS Naik, Darimana Negara Membayarnya?

Kalangan pengusaha mengkritisi jumlah PNS yang lebih banyak dibandingkan pekerja sektor manufaktur yang diklaim lebih produktif.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Agu 2013, 09:43 WIB
Kalangan pengusaha menilai pemerintah seharusnya tidak perlu menaikkan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun depan. Tambahan pendapatan yang diterima para abdi negara justru dianggap akan memberatkan alokasi belanja negara pada 2014.

Pendapat tersebut diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, (Apindo) Sofjan Wanandi menanggapi Nota Keuangan Pemerintah Tahun 2014 di Jakarta seperti ditulis Minggu (18/8/2013). "Saya pikir kalau mau naik-naikan lagi semua, nggak ada duitnya. (Alokasi kenaikan) itu mau dari mana diambilnya?" tanya Sofjan.

Apindo menilai pemerintah saat ini sudah cukup banyak merekrut pegawai negeri terutama penerimaan PNS di daerah-daerah. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah buruh industri yang dinilai lebih produktif karena menghasilkan produk-produk konsumsi sebagai penggerak roda perekonomian Indonesia. Penerimaan pekerja justru jumlahnya lebih kecil dari pada PNS yang ada saat ini.

"Sekarang pegawai negeri kita itu sudah 15 juta orang ya kan? kalau dibandingkan dengan kita yang di manufacturing, berapa orang yngg kita kerjakan? Kita kerjakan nggak lebih dari 12 juta orang. Sepertinya lebih banyak pegawai negeri daripada kita (pekerja industri manufaktur), itu juga berbahaya," jelasnya.

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang yudhoyono memastikan akan menaikkan gaji PNS sipil dan anggota TNI Kepolisian sebesar 6%. Kenaikan gaji ini masuk dalam alokasi belanja negara 2014 sebesar Rp 1.816,7 triliun.

Jika dibanding 2013 ini, kenaikan gaji yang diterima para abdi negara pada tahun depan terbilang lebih rendah. Tahun lalu pemerintah menaikkan gaji PNS sebesar 7%. (Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya