Kisah Nabi Muhammad SAW Segera Tayang di Televisi AS

Stasiun televisi terkemuka di AS, PBS akan menayangkan kisah hidup Nabi Muhammad dalam bentuk seri dokumenter.

oleh Riz diperbarui 19 Agu 2013, 14:57 WIB

Sejumlah warga Barat, termasuk Amerika Serikat disebut-sebut masih salah kaprah soal ajaran Islam serta pandangan mengenai Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, sebuah stasiun televisi terkemuka di AS, PBS, akan menayangkan kisah hidup Nabi Muhammad dalam bentuk seri dokumenter.

"Berdasarkan survei Gallup, Pew, dan lembaga lainnya, banyak orang Amerika, juga Eropa, yang salah paham, ketakutan dan menghakimi populasi Muslim," kata seorang narasumber film dokumenter tersebut, John Esposito, seperti dimuat Huffington Post, 18 Agustus 2013.

Film berjudul "Life of Muhammad" ini disutradarai oleh Faris Kermani, direktur dan produser Channel 4 serial Tujuh Keajaiban Dunia Muslim. Film dibuat pada Juli 2011 dan sempat ditayangkan di BBC Two.

Film yang dipandu oleh pembawa acara jurnalis Somalia Rageh Omaar ini mulai tayang di layar kaca AS pada Selasa 20 Agustus 2013 besok dalam 3 episode.

Episode pertama menceritakan sejarah kelahiran Nabi Muhammad dan pernikahannya dengan istri beliau yang pertama, Siti Khadijah. Episode kedua mengisahkan peristiwa Isra Mi'raj dan perang 8 tahun dengan suku Quraish Mekkah.

Dan episode ketiga menyajikan dasar-dasar ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad, termasuk hukum syariah dan konsep jihad. Secara keseluruhan, film ini menggambarkan kisah Nabi Muhammad dari lahir hingga wafat.

Tiap 1 episode, film akan tayang selama 1 jam. Dengan munculnya film ini, tulis Huffington Post, warga AS yang selama ini salah menilai Islam bakal tercengang.

John yang juga profesor studi Islam di Universitas Georgetown ini menjelaskan, film ini memberikan kisah Nabi Muhammad dari perspektif netral atau seimbang. Juga menampilkan sejumlah opini yang dinilai kontroversial oleh warga non-Muslim.

Sebagaimana ajaran Islam, film ini tidak akan menampilkan atau menggunakan aktor yang berperan sebagai Nabi Muhammad. "Kami tidak pernah mewakilkan atau menggambar sosok Nabi Muhammad," tegas profesor studi Islam kontemporer di Universitas Oxford, Tariq Ramadan, mengatakan dalam film.

Pada akhir film, sang pemandu acara, Rageh menyimpulkan rangkaian 3 episode itu. "Dia (Muhammad) meninggalkan Saudi ke tempat yang lebih baik," katanya.

Direktur Komunikasi Nasional Hubungan Amerika-Islam Ibrahim Hooper menyambut baik tayangnya film ini demi memberikan pencerahan untuk warga yang selama ini salah paham. Juga umat Islam di AS, khususnya. "Berdasarkan penelitian kami, pengetahuan tentang Islam maih sangat minim dalam kalangan masyarakat. Alhasil, banyak yang tahu Islam hanya dari prasangka dan stereotip tertentu," jelas Ibrahim. (Riz/Ism)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya