Pengusaha Nilai Penunjukan Bulog jadi Importir Daging Keliru

Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia menganggap kuota impor 3.000 daging sapi sebetulnya lebih cepat dilakukan perusahaan swasta.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 19 Agu 2013, 18:05 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI) Marina Ratna D Kusumajati menilai peran Perum Bulog dalam menambah  pasokan daging sapi sebanyak 3.000 ton belum maksimal. Bahkan perusahaan pelat merah itu dianggap belum berpengalaman menangani ketersediaan sumber hewani tersebut

"Jadi kenapa pemerintah memberikan wewenang kepada Bulog, yang jelas-jelas belum ada pengalaman sama sekali. Kenapa kok pemerintah memberikan wewenang kepada Bulog," ujar Marina dalam keterangan Pers Komite Daging Sapi Jakarta Raya, di Cafe Galeri Taman Ismail Marjuki (TIM), Jakarta, Senin (19/8/2013).

Menurut Marina, dari beban target penyediaan pasokan daging sapi sebanyak 3.000 ton, Bulog baru bisa mendatangkan daging sapi impor sebanyak 1.000 ton. Kondisi itu menimbulkan permasalahan yang cukup berat karena kebutuhan masyarakat tengah tinggi di tengah harga sapi yang sulit terjangkau masyarakat.

Marina menegaskan, pemerintah seharusnya menunjuk importir swasta untuk mendatangkan pasokan daging sapi impor sebanyak 3.000 ton. APPHI mengklaim target tersebut cukup mudah direalisasikan oleh perusahaan swasta.

"Importir itu sudah punya banyak pengalaman, mereka memiliki infrastruktur yang sangat mumpuni dan siap jam terbangnya. Bulog itu belum punya pengalaman apa pun dalam mendatangkan ketersediaan daging sapi," jelasnya. (Dis/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya