Sebanyak 1.000 kacamata dibagikan secara gratis kepada siswa-siswi yang memiliki gangguan mata yang masih duduk di bangku sekolah dasar di lima kecamatan Kota Solo, Jawa Tengah, Senin.
Selain kacamata, mereka mereka juga mendapat bantuan buku tulis dan peralatan tulis.
Bantuan tersebut berasal dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), bekerja sama dengan Garuda Indonesia, Yayasan Gerbang Insani Sejahtera serta Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, kata Pejabat Humas PMS Sumartono Hadinoto di sela-sela pemberian bantuan di Gedung PMS Solo seperti dikutip dari Antara, Senin (19/8/2013).
Ia mengatakan sebelumnya siswa-siswi yang mendapat bantuan kacamata secara cuma-cuma itu terlebih dulu menjalani pemeriksaan mata pada Mei 2013.
"Satu per satu siswa-siswi ini diperiksa oleh Yayasan Gerbang Insani Sejahtera untuk untuk melihat kondisi mata siswa, termasuk menentukan ukuran jumlah minus mata para siswa didik tersebut. Tidak hanya itu, siswa didik tersebut juga dipersilakan memilih warna dan jenis frame sesuai dengan keinginan mereka," katanya.
Sumartono mengatakan, untuk hari ini ada sebanyak 797 kacamata yang dibagikan kepada siswa-siswi SD di lima Kecamatan di Kota Solo. Untuk pembagian kacamata dibagi menjadi dua tahap.
"Ya untuk hari ini (19/8) dibagi sebanyak 797 kacamata. Sedangkan sisanya sebanyak 203 kacamata akan dibagikan Selasa, (20/8)," katanya.
Ia menjelaskan, kacamata tersebut dibagikan secara cuma-cuma kepada siswa-siswi yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang mempunyai gangguan kesehatan mata.
"Dari pihak sekolah menentukan siapa saja siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, dan kemudian di bawa ke kantor PMS untuk diperiksa matanya. Nah saat ini adalah pembagian kacamata untuk mereka," jelasnya.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo berharap Yayasan Gerbang Insani Sejahtera dan PMS melanjutkan program ini. Maksudnya pemberian kacamata ini nantinya juga diimbangi dengan pemeriksaan berkala kepada para siswa.
Ia mengatakan, saat ini untuk pemeriksaan mata dan pemberian kacamata belum bisa dicaver dengan menggunakan PKMS. Menurutnya pemeriksaan mata dan pemberian kacamata termasuk dalam jenis penyakit khusus yang tidak bisa menggunakan PKMS.
"Tentunya keberadaan program ini sangat berguna. Bagaimanapun anak-anak SD adalah penerus bangsa, jika dalam belajar mereka terganggu karena gangguan kesehatan mata, tentunya tidak bisa maksimal," katanya.
Ketua Yayasan Gerbang Insani Sejahtera, David Prasetyo Darmanto, menjelaskan dari kunjungan dan pemeriksaan mata para murid sekolah dasar di sejumlah Sekolah Dasar di Indonesia, dari siswa yang diperiksa 60-70 persen di antaranya ternyata mengalami masalah pada penglihatan. Jumlah ini menurutnya berbeda jauh dari data Kementerian Kesehatan bahwa hanya 10 hingga 28,5 persen anak sekolah dasar membutuhkan kacamata.
"Pemeriksaan di sejumlah sekolah, banyak kasus kelainan mata seperti pupil membesar yang dialami para siswa. Ini dikarenakan kekurangan gizi pada saat masih Balita maupun saat berada dalam kandungan. Jadi kasus semacam ini masih akan ada dan berkembang, jika tidak ada upaya perbaikan gizi, terutama bagi anak-anak dari kalangan keluarga tidak mampu," katanya.
(Abd)
Selain kacamata, mereka mereka juga mendapat bantuan buku tulis dan peralatan tulis.
Bantuan tersebut berasal dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS), bekerja sama dengan Garuda Indonesia, Yayasan Gerbang Insani Sejahtera serta Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, kata Pejabat Humas PMS Sumartono Hadinoto di sela-sela pemberian bantuan di Gedung PMS Solo seperti dikutip dari Antara, Senin (19/8/2013).
Ia mengatakan sebelumnya siswa-siswi yang mendapat bantuan kacamata secara cuma-cuma itu terlebih dulu menjalani pemeriksaan mata pada Mei 2013.
"Satu per satu siswa-siswi ini diperiksa oleh Yayasan Gerbang Insani Sejahtera untuk untuk melihat kondisi mata siswa, termasuk menentukan ukuran jumlah minus mata para siswa didik tersebut. Tidak hanya itu, siswa didik tersebut juga dipersilakan memilih warna dan jenis frame sesuai dengan keinginan mereka," katanya.
Sumartono mengatakan, untuk hari ini ada sebanyak 797 kacamata yang dibagikan kepada siswa-siswi SD di lima Kecamatan di Kota Solo. Untuk pembagian kacamata dibagi menjadi dua tahap.
"Ya untuk hari ini (19/8) dibagi sebanyak 797 kacamata. Sedangkan sisanya sebanyak 203 kacamata akan dibagikan Selasa, (20/8)," katanya.
Ia menjelaskan, kacamata tersebut dibagikan secara cuma-cuma kepada siswa-siswi yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang mempunyai gangguan kesehatan mata.
"Dari pihak sekolah menentukan siapa saja siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, dan kemudian di bawa ke kantor PMS untuk diperiksa matanya. Nah saat ini adalah pembagian kacamata untuk mereka," jelasnya.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo berharap Yayasan Gerbang Insani Sejahtera dan PMS melanjutkan program ini. Maksudnya pemberian kacamata ini nantinya juga diimbangi dengan pemeriksaan berkala kepada para siswa.
Ia mengatakan, saat ini untuk pemeriksaan mata dan pemberian kacamata belum bisa dicaver dengan menggunakan PKMS. Menurutnya pemeriksaan mata dan pemberian kacamata termasuk dalam jenis penyakit khusus yang tidak bisa menggunakan PKMS.
"Tentunya keberadaan program ini sangat berguna. Bagaimanapun anak-anak SD adalah penerus bangsa, jika dalam belajar mereka terganggu karena gangguan kesehatan mata, tentunya tidak bisa maksimal," katanya.
Ketua Yayasan Gerbang Insani Sejahtera, David Prasetyo Darmanto, menjelaskan dari kunjungan dan pemeriksaan mata para murid sekolah dasar di sejumlah Sekolah Dasar di Indonesia, dari siswa yang diperiksa 60-70 persen di antaranya ternyata mengalami masalah pada penglihatan. Jumlah ini menurutnya berbeda jauh dari data Kementerian Kesehatan bahwa hanya 10 hingga 28,5 persen anak sekolah dasar membutuhkan kacamata.
"Pemeriksaan di sejumlah sekolah, banyak kasus kelainan mata seperti pupil membesar yang dialami para siswa. Ini dikarenakan kekurangan gizi pada saat masih Balita maupun saat berada dalam kandungan. Jadi kasus semacam ini masih akan ada dan berkembang, jika tidak ada upaya perbaikan gizi, terutama bagi anak-anak dari kalangan keluarga tidak mampu," katanya.
(Abd)