Konflik dalam negeri membuat Mesir sulit mengikuti kegiatan internasional. Salah satunya adalah Islamic Solidarity Games (ISG) ke III yang akan diadakan di Palembang, 22 September hingga 1 Oktober mendatang. Karena itu, panitia pelaksana memberikan toleransi kepada negara-negara yang tengah mengalami konflik internal seperti, Mesir dalam meregistrasi ulang.
"Patut juga diapresiasi, meski sedang bermasalah, negara seperti Mesir tetap mau ikut serta dalam ajang ISG," kata Ketua Deputi I Panitia Pelaksana ISG, Joko Pramono, usai menggelar rapat bersama anggota Islamic Solidarity Sports Federation (ISSF) dan Supervision and Coordination Committee di Palembang, Sumatra Selatan, Senin (19/8/13).
"Panitia berkeyakinan tidak akan bermasalah saat pelaksanaan karena para atlet pada dasarnya memiliki jiwa sportif saat di lapangan," sambungnya.
Advertisement
Sebanyak 31 negara telah memastikan keikutsertaannya di ISG. Panitia telah menerima surat pendaftaran ulang secara online. "31 negara sudah mengkonfirmasi ulang ke panitia perihal keikutsertaannya, sedangkan tujuh negara lagi masih ditunggu karena sejauh ini baru sebatas pernyataan lisan," ucap Joko.
Joko mengemukakan, ketujuh negara yang belum memberikan kepastian akan diberikan kesempatan hingga akhir Agustus 2013. "Dari tujuh negara itu ada Malaysia. Jika sampai batas waktu tetap tidak ada kepastian, maka panitia pelaksana menyatakan mengundurkan diri," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Provinsi Sumatra Selatan, Maryama Bustam, mengemukakan pihaknya masih menunggu kepastian jumlah negara peserta ISG yang hingga kini belum final. Menurut dia, data mengenai jumlah peserta itu sangat dibutuhkan untuk menyiapkan berbagai keperluan.
"Panitia mengambil sisi positifnya saja, yakni dapat memanfaatkan waktu tersisa ini untuk mempersiapkan diri agar benar-benar maksimal," ujarnya.
Sekiranya 3.000 atlet dan ofisial akan ambil bagian pada ISG edisi ke-3 yang mempertandingkan 13 cabang olahraga.(Ant/Bog)