Sanitasi dan air minum merupakan hal yang saling berkaitan. Penyediaan layanan sanitasi layak sangat tergantung dengan ketersediaan air yang layak juga.
Sementara untuk mendapatkan air minum aman diperlukan upaya penanganan sanitasi yang baik. Sanitasi yang buruk dapat menurunkan kesehatan seseorang.
Untuk meningkatkan kondisi sanitasi dan air minum, lembaga Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) yang menangani hal ini.
Lembaga ini sedang mempersiapkan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) yang akan diadakan pada 29-31 Oktober di Jakarta.
Konferensi ini mengambil tema 'Sanitasi dan Air Minum untuk Indonesia Lebih Sehat: Bangun Sanitasi, Jangkau Air Minum'.
Pelaksanaan KSAN menurut Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas, Nugroho Tri Utomo merupakan ajang terbesar dan paling strategis tingkat nasional.
"Tujuan KSAN untuk memperluas komitmen pembangunan air minum dan sanitasi yang layak di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya akses air minum untuk kesehatan," jelas Nugroho yang juga selaku Ketua Pokja AMPL Nasional, Rabu (21/8/2013).
Sejak awal dibentuk telah ada sejumlah program yang diusung Pokja AMPL Nasional guna meningkatkan kondisi sanitasi dan air minum.
Pokja AMPL Nasional melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) juga telah mampu meningkatkan cakupan air minum dan sanitasi layak untuk masyarakat.
"Air minum dan sanitasi adalah satu tarikan nafas yang artinya penyediaan keduanya perlu seiring dan sejalan," ujar Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto.
Menyadari perlunya sinergi sanitasi dan air minum, saat ini Pokja AMPL Nasional juga tengah mengembangkan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) sebagai manajemen risiko dari segala hal yang dapat menganggu pasokan air minum terutama melalui pengelolaan sanitasi.
Tujuan utama RPAM adalah untuk menjamin terpenuhinya kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan air minum.
“Berbagai upaya penting yang telah dilakukan pemerintah untuk pencapaian target air minum dan sanitasi baik, oleh karena itulah, pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia masih harus ditingkatkan dengan melakukan percepatan, no business as usual dan sinergi para pihak,” papar Nugroho.
(Mia/Abd)
Sementara untuk mendapatkan air minum aman diperlukan upaya penanganan sanitasi yang baik. Sanitasi yang buruk dapat menurunkan kesehatan seseorang.
Untuk meningkatkan kondisi sanitasi dan air minum, lembaga Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) yang menangani hal ini.
Lembaga ini sedang mempersiapkan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) yang akan diadakan pada 29-31 Oktober di Jakarta.
Konferensi ini mengambil tema 'Sanitasi dan Air Minum untuk Indonesia Lebih Sehat: Bangun Sanitasi, Jangkau Air Minum'.
Pelaksanaan KSAN menurut Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas, Nugroho Tri Utomo merupakan ajang terbesar dan paling strategis tingkat nasional.
"Tujuan KSAN untuk memperluas komitmen pembangunan air minum dan sanitasi yang layak di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya akses air minum untuk kesehatan," jelas Nugroho yang juga selaku Ketua Pokja AMPL Nasional, Rabu (21/8/2013).
Sejak awal dibentuk telah ada sejumlah program yang diusung Pokja AMPL Nasional guna meningkatkan kondisi sanitasi dan air minum.
Pokja AMPL Nasional melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) juga telah mampu meningkatkan cakupan air minum dan sanitasi layak untuk masyarakat.
"Air minum dan sanitasi adalah satu tarikan nafas yang artinya penyediaan keduanya perlu seiring dan sejalan," ujar Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto.
Menyadari perlunya sinergi sanitasi dan air minum, saat ini Pokja AMPL Nasional juga tengah mengembangkan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) sebagai manajemen risiko dari segala hal yang dapat menganggu pasokan air minum terutama melalui pengelolaan sanitasi.
Tujuan utama RPAM adalah untuk menjamin terpenuhinya kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan air minum.
“Berbagai upaya penting yang telah dilakukan pemerintah untuk pencapaian target air minum dan sanitasi baik, oleh karena itulah, pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia masih harus ditingkatkan dengan melakukan percepatan, no business as usual dan sinergi para pihak,” papar Nugroho.
(Mia/Abd)