Kondisi serupa juga dialami oleh empat saudaranya yang lain, bahkan hingga kini ke empat bayi yang lahir dengan bobot 400 gram dan panjang 27 cm itu masih dalam masa kritis dan harus dipantau intensif hingga seminggu ke depan.
Kelahiran bayi kembar 5 yang merupakan hasil proses inseminasi dimana sel telur ibu dipacu oleh obat hingga akhirnya siap dibuahi oleh sperma ini sama sekali tidak diduga akan menghasilkan lima anak sekaligus. Keluarga pasien pun menyatakan masa kehamilan berjalan normal.
Bayi kembar 5 sendiri lahir pada hari Selasa 20 Agustus karena sang ibu sudah mengalami pendarahan dahsyat pada masa kehamilan 24 minggu. Tim dokter yang menanggani akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi secara sesar.
Sehari setelah dilahirkan, satu dari lima bayi kembar akhirnya meninggal dunia. Sementara empat bayi lainnya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.
Kondisi bayi kembar lima anak pasangan Bagus Parasnawira dan Enita Fentrikana masih harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta karena kondisi mereka yang lemah setelah menjalani perawatan selama sehari.
Salah satu dari lima bayi kembar itu akhirnya meninggal dunia. Bayi laki-laki bernama Muhamad Alhaviz mengembuskan nafas terakhir karena kondisinya makin melemah.
Saat dilahirkan masing-masing dari lima bayi kembar hanya memiliki berat 400 gram, kelima bayi hanya berada di dalam kandungan selama 24 minggu atau enam bulan.
(Abd)