PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) memulai pengembangan lapangan gas GG ditandai dengan penandatanganan Kontrak Engineering, Procurement, Construction & Installation (EPCI)
Executive VP/GM PHE ONWJ Jonly Sinulingga mengatakan lingkup pekerjaan proyek GG yang terletak di 30 km sebelah utara lepas pantai Cirebon terdiri dari pembangunan satu anjungan lepas pantai GGA dan satu Onshore Processing Facility (OPF) yang berlokasi di Balongan.
"Anjungan lepas pantai tersebut dihubungkan dengan pipa penyalur bawah laut sepanjang 35km," kata Jonly, di Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Jonly menambahkan, Lapangan GG akan dikembangkan dengan menggunakan tiga sumur yang diharapkan mampu menghasilkan sekitar 30 MMscfd gas dengan rencana investasi sekitar US$ 152 juta berdasarkan POD yang disetujui. Proyek itu mencakup kegiatan pemboran dan pembangunan fasilitas penyaluran gas Lapangan GG.
Gas dari Lapangan GG rencananya akan diolah lebih lanjut oleh Pertamina untuk menghasilkan elpiji guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagian diantaranya akan dimanfaatkan untuk menunjang industri strategis di sekitar Kabupaten Indramayu, Jawa Barat seperti kilang minyak RU VI Balongan, bahan bakar untuk keperluan lifting minyak di anjungan X-Ray milik Pertamina EP, serta BUMD Kabupaten Indramayu.
Dengan dibangunnya OPF Balongan ini maka PHE ONWJ akan memiliki 4 fasilitas penerima gas di darat. Sebelumnya Pertamina telah memiliki fasilitas di Muara Karang, Tanjung Priok dan Cilamaya.
"Kami harapkan pengembangan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan produksi migas nasional. Selain Proyek Subsidence Remediation di Lima Flow Station yang sedang berlangsung, upaya peningkatan produksi migas yang kami lakukan tetap fokus terhadap keselamatan bagi pekerja dan lingkungan,” ujar Jonly. (Pew/Shd)
Executive VP/GM PHE ONWJ Jonly Sinulingga mengatakan lingkup pekerjaan proyek GG yang terletak di 30 km sebelah utara lepas pantai Cirebon terdiri dari pembangunan satu anjungan lepas pantai GGA dan satu Onshore Processing Facility (OPF) yang berlokasi di Balongan.
"Anjungan lepas pantai tersebut dihubungkan dengan pipa penyalur bawah laut sepanjang 35km," kata Jonly, di Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Jonly menambahkan, Lapangan GG akan dikembangkan dengan menggunakan tiga sumur yang diharapkan mampu menghasilkan sekitar 30 MMscfd gas dengan rencana investasi sekitar US$ 152 juta berdasarkan POD yang disetujui. Proyek itu mencakup kegiatan pemboran dan pembangunan fasilitas penyaluran gas Lapangan GG.
Gas dari Lapangan GG rencananya akan diolah lebih lanjut oleh Pertamina untuk menghasilkan elpiji guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebagian diantaranya akan dimanfaatkan untuk menunjang industri strategis di sekitar Kabupaten Indramayu, Jawa Barat seperti kilang minyak RU VI Balongan, bahan bakar untuk keperluan lifting minyak di anjungan X-Ray milik Pertamina EP, serta BUMD Kabupaten Indramayu.
Dengan dibangunnya OPF Balongan ini maka PHE ONWJ akan memiliki 4 fasilitas penerima gas di darat. Sebelumnya Pertamina telah memiliki fasilitas di Muara Karang, Tanjung Priok dan Cilamaya.
"Kami harapkan pengembangan ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan produksi migas nasional. Selain Proyek Subsidence Remediation di Lima Flow Station yang sedang berlangsung, upaya peningkatan produksi migas yang kami lakukan tetap fokus terhadap keselamatan bagi pekerja dan lingkungan,” ujar Jonly. (Pew/Shd)