Saat ini rupiah dan rupee tercatat sebagai mata uang yang paling lesu menghadapi penguatan dolar AS. Kurs rupiah bahkan sempat menembus level 11.148 pada perdagangan bebeberapa hari terakhir. Namun siapa sangka, pelemahan tersebut ternyata sudah diprediksi sejak hampir satu tahun lalu.
Seperti dilansir dari CNBC, Jumat (23/8/2013), tahun lalu pakar strategi ekonomi negara-negara berkembang, Peter Reward memprediksi nilai mata uang keduanya akan melemah. Dia bahkan sudah mengingatkan Indonesia dan India bahwa aksi jual di kedua negara tersebut masih belum usai. Saat ini prediksi Reward terbukti sangat tepat.
Dalam sebuah laporan penelitian yang di Redward Associates, pada 4 September 2012 bertema 'INR's vulnerability is rising, again', Redward memproyeksi dalam 12 bulan ke depan rupee akan melemah 62 poin terhadap dolar AS. Tepat sekali, pada perdagangan Jumat pekan lalu, rupee mencapai level tersebut.
Tak hanya itu, pada 13 Agustus 2012, ramalan serupa ditujukan pada Indonesia. Mantan kepala riset negara berkembang Asia di Barclays Capital ini memrediksi rupiah akan menembus level 10.700 dalam waktu 12 bulan.
Lagi-lagi ramalannya tepat, rupiah menembus level tersebut pada perdagangan Selasa (20/8/2013) lalu. Kedua prediksinya terhadap mata uang Indonesia dan India terbukti tepat.
"Saat itu rupee masih menguat di level 53 begitupula rupiah yang berada di level 9.200," ujar Redward. Namun perusahaan riset independennya sepakat merilis laporan proyeksi pelemahan kedua nilai mata uang tersebut tahun lalu.
"Defisit transaksi berjajalan, akan menjadi tekanan paling signifikan untuk mata uang India," seperti ditulis Redward dalam laporannya September tahun lalu. (Sis/Ndw)
Seperti dilansir dari CNBC, Jumat (23/8/2013), tahun lalu pakar strategi ekonomi negara-negara berkembang, Peter Reward memprediksi nilai mata uang keduanya akan melemah. Dia bahkan sudah mengingatkan Indonesia dan India bahwa aksi jual di kedua negara tersebut masih belum usai. Saat ini prediksi Reward terbukti sangat tepat.
Dalam sebuah laporan penelitian yang di Redward Associates, pada 4 September 2012 bertema 'INR's vulnerability is rising, again', Redward memproyeksi dalam 12 bulan ke depan rupee akan melemah 62 poin terhadap dolar AS. Tepat sekali, pada perdagangan Jumat pekan lalu, rupee mencapai level tersebut.
Tak hanya itu, pada 13 Agustus 2012, ramalan serupa ditujukan pada Indonesia. Mantan kepala riset negara berkembang Asia di Barclays Capital ini memrediksi rupiah akan menembus level 10.700 dalam waktu 12 bulan.
Lagi-lagi ramalannya tepat, rupiah menembus level tersebut pada perdagangan Selasa (20/8/2013) lalu. Kedua prediksinya terhadap mata uang Indonesia dan India terbukti tepat.
"Saat itu rupee masih menguat di level 53 begitupula rupiah yang berada di level 9.200," ujar Redward. Namun perusahaan riset independennya sepakat merilis laporan proyeksi pelemahan kedua nilai mata uang tersebut tahun lalu.
"Defisit transaksi berjajalan, akan menjadi tekanan paling signifikan untuk mata uang India," seperti ditulis Redward dalam laporannya September tahun lalu. (Sis/Ndw)