Dengan mengenakan batik merah marun, Dino Patti Djalal menyambangi Gedung Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu 24 Agustus 2013 pukul 10.00 WIB. Didampingi istri tercinta Rosa Rai Djalal, duta besar RI untuk Amerika Serikat itu datang untuk menjalankan tes wawancara calon presiden 2014 dalam ajang Konvensi Partai Demokrat.
Selama 2 jam, Dino dihujani pertanyaan oleh Komite Konvensi Demokrat yang terdiri atas Wisnu Wardhana, Taufiqurrahman Ruki, Suaidi Marasabessy, Sugeng Saryadi, Effendi Ghazali, Christianto Wibisono, Indrawati Sukadis, Didi Irawadi Syamsudin, Putu Suwaste, Haris Ruli, dan Fera Febrianti.
Meski kerap menghadapi tes di depan para penguji, Dino yang menjadi peserta pertama wawancara itu mengaku cukup gugup. Menurutnya, tes tersebut tak berbeda saat semasa ia kuliah dulu.
"Wah... Ini seperti waktu ujian kuliah dulu," ungkap Dino di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/8/2013).
Konvensi Demokrat mulai memasuki babak baru. Setelah melakukan serangkaian persiapan, Komite Konvensi Demokrat akhirnya menyeleksi peserta konvensi melalui tes wawancara. Dino Patti Djalal menjadi orang pertama yang menjalankan tes tersebut. Menurut Juru bicara Komite Konvensi Demokrat, Rully Charis, hari ini pihaknya hanya akan melakukan wawancara dengan Dino semata.
Peserta Konvensi Diundang
Sekretaris Komite Konvensi Demokrat Suaidi Marasabessy mengatakan, dalam konvensi partai Demokrat ini diterapkan melalui semi terbuka. Artinya, hanya peserta yang mendapat undangan yang dapat mengikuti penyaringan calon presiden dari Partai Demokrat tersebut.
"Namanya semi terbuka, jadi hanya yang mendapat undangan saja yang bisa ikut. Kalau terbuka, semuanya bisa ikut," kata Suaidi saat dihubungi Liputan6.com, Senin 12 Agutus 2013 lalu.
Meski begitu, Suaidi mengaku telah melakukan pendekatan dan penjajakan terhadap sejumlah tokoh. "Setelah proses itu usai, mereka itu akan diundang, lalu membuat lamaran, dan menandatangani kode etik pakta integritas," papar Suaidi.
Lantas siapa saja tokoh-tokoh tersebut? Menurut juru bicara Komite Konvensi Partai Demokrat Rully Charis, pihaknya telah menjaring 20 calon peserta yang telah menyatakan kesiapannya. Meski begitu, Rully masih enggan mengungkap siapa saja kandidat tersebut. Meski begitu, dia membenarkan beberapa nama yang telah beredar di publik masuk dalam daftar.
12 Kandidat yang namanya telah beredar menjadi peserta konvensi yaitu Ketua DPD Irman Gusman, mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang, Menteri Perdagangan Gita wirjawan, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal.
Selain itu, anggota F-Demokrat Hayono Isman, Bupati Kutai Timur Isran Noor, mantan Ketua MK Mahfud MD, Ketua DPR Marzuki Alie, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Saat ini, hanya Dino Pattu Djalal yang telah mengikuti tes wawancara. Selanjutnya Ketua DPD RI Irman Gusman mengaku telah mengantongi udangan dari Anggota Komite Konvensi Demokrat, dan aklan menjalani tes wawancara pada Selasa pekan depan.
Tak hanya Irman, Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Sarundajang juga telah menerima secara resmi surat undangan konvensi. Surat undangan itu ditandatangani ketua komite konvensi Mohammad Maftuh Basyuni dan Sekretaris Suaidy Marasabessy tertanggal 23 Agustus 2014.
"Mohon doa restu dan dukungannya. Ini adalah penghargaan sekaligus tantangan bagaimana menjadi bagian dari tanggung jawab besar untuk memimpin bangsa," ujar Sarundajang dalam rilisnya, Sabtu (24/8/2013).
Namun, berbeda halnya dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Pria lulusan Universitas Harvard, Amerika Seriktar, tersebut mengaku belum mendapatkan undangan sebagai peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat.
"Sampai sekarang saya belum terima. Dan masih menunggu undangan," ujar Wirjawan di Surabaya, Sabtu (24/8/2013)
Meski begitu, ia memastikan siap maju sebagai calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat. Dan pemanggilan tersebut tinggal menunggu waktu saja. "Katanya sih dalam waktu dekat ini akan disampaikan," ucap Wirjawan.
Syarat Lulus Seleksi
Komite Konvensi Demokrat melakukan tes terhadap calon presiden dari Partai Demokrat. Dalam seleksinya, komite menyatakan para kandidat harus meraup minimal 9 suara dari anggota Komite.
"Anggota komite 17 (orang). Jadi untuk bisa lolos harus didukung 8 tambah 1. Jadi minimal 9 suara (anggota komite)," ujar Juru Bicara Komite Konvensi Capres Partai Demokrat Rully Charis dalam pesan singkatnya di Jakarta, Senin 19 Agustus 2013 lalu.
Diterpa Isu Tak Sedap
Di tengah persiapan menjaring peserta calon presiden dari Partai Demokrat, muncul isu tak sedap terkait dana pelaksanaan konvensi. Nama Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik disebut-sebut orang yang bertanggung jawab atas penangkapan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini oleh KPK.
Rudi ditangkap lantaran diduga menerima suap US$ 400 ribu dari Simon, seorang petinggi Kernel Oil, perusahaan trader minyak asing.
Dari penangkapan bos SKK Migas itu, muncul wacana jika uang suap tersebut tak hanya akan dinikmati Rudi sendiri. Melainkan akan mengalir ke Menteri ESDM Jero Wacik.
"Dia (Jero Wacik) harus bertanggung jawab dong dan orang-orang sekelilingnya yang telah merekomendasikan Rudi Rubiandini," kata Ibramsjah di Jakarta, Rabu 14 Agutus 2013 lalu.
"Tapi yang pasti atasannya itu harus bertanggungjawab. Setidaknya Jero Wacik harusnya mundur," tegas dia.
Bahkan mantan Ketua DPC Cilacap Partai Demokrat, Tridianto menilai, dana korupsi yang dilakukan Rudi akan untuk mendanai Konvensi partai Demokrat yang akan segera digelar. "Kepala SKK Migas adalah orang terdekat menteri ESDM. Jangan-jangan uang suap itu mau untuk pendanaan konvensi Demokrat," kata Tridianto.
Menteri ESDM Jero Wacik menampik tudingan tersebut. Dia menegaskan uang yang diterima Rudi tak ada kaitannya dengan konvensi di Demokrat. "Tidak ada dana tersebut digunakan untuk kepentingan konvensi. Saya tegaskan dan bantah isu tersebut," ujar Jero Wacik di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2013.
Menurut Jero, sampai saat ini tidak ada uang suap atau dana proyek yang larinya ke partai atau lari masuk untuk kepentingan pribadi. "Tidak akan pernah, dari kapan pun sampai saat ini tidak ada dana suap atau dana proyek yang lari ke partai atau masuk kekantong pribadi saya," terang Jero. (Ali)
Selama 2 jam, Dino dihujani pertanyaan oleh Komite Konvensi Demokrat yang terdiri atas Wisnu Wardhana, Taufiqurrahman Ruki, Suaidi Marasabessy, Sugeng Saryadi, Effendi Ghazali, Christianto Wibisono, Indrawati Sukadis, Didi Irawadi Syamsudin, Putu Suwaste, Haris Ruli, dan Fera Febrianti.
Meski kerap menghadapi tes di depan para penguji, Dino yang menjadi peserta pertama wawancara itu mengaku cukup gugup. Menurutnya, tes tersebut tak berbeda saat semasa ia kuliah dulu.
"Wah... Ini seperti waktu ujian kuliah dulu," ungkap Dino di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/8/2013).
Konvensi Demokrat mulai memasuki babak baru. Setelah melakukan serangkaian persiapan, Komite Konvensi Demokrat akhirnya menyeleksi peserta konvensi melalui tes wawancara. Dino Patti Djalal menjadi orang pertama yang menjalankan tes tersebut. Menurut Juru bicara Komite Konvensi Demokrat, Rully Charis, hari ini pihaknya hanya akan melakukan wawancara dengan Dino semata.
Peserta Konvensi Diundang
Sekretaris Komite Konvensi Demokrat Suaidi Marasabessy mengatakan, dalam konvensi partai Demokrat ini diterapkan melalui semi terbuka. Artinya, hanya peserta yang mendapat undangan yang dapat mengikuti penyaringan calon presiden dari Partai Demokrat tersebut.
"Namanya semi terbuka, jadi hanya yang mendapat undangan saja yang bisa ikut. Kalau terbuka, semuanya bisa ikut," kata Suaidi saat dihubungi Liputan6.com, Senin 12 Agutus 2013 lalu.
Meski begitu, Suaidi mengaku telah melakukan pendekatan dan penjajakan terhadap sejumlah tokoh. "Setelah proses itu usai, mereka itu akan diundang, lalu membuat lamaran, dan menandatangani kode etik pakta integritas," papar Suaidi.
Lantas siapa saja tokoh-tokoh tersebut? Menurut juru bicara Komite Konvensi Partai Demokrat Rully Charis, pihaknya telah menjaring 20 calon peserta yang telah menyatakan kesiapannya. Meski begitu, Rully masih enggan mengungkap siapa saja kandidat tersebut. Meski begitu, dia membenarkan beberapa nama yang telah beredar di publik masuk dalam daftar.
12 Kandidat yang namanya telah beredar menjadi peserta konvensi yaitu Ketua DPD Irman Gusman, mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang, Menteri Perdagangan Gita wirjawan, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal.
Selain itu, anggota F-Demokrat Hayono Isman, Bupati Kutai Timur Isran Noor, mantan Ketua MK Mahfud MD, Ketua DPR Marzuki Alie, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Saat ini, hanya Dino Pattu Djalal yang telah mengikuti tes wawancara. Selanjutnya Ketua DPD RI Irman Gusman mengaku telah mengantongi udangan dari Anggota Komite Konvensi Demokrat, dan aklan menjalani tes wawancara pada Selasa pekan depan.
Tak hanya Irman, Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Sarundajang juga telah menerima secara resmi surat undangan konvensi. Surat undangan itu ditandatangani ketua komite konvensi Mohammad Maftuh Basyuni dan Sekretaris Suaidy Marasabessy tertanggal 23 Agustus 2014.
"Mohon doa restu dan dukungannya. Ini adalah penghargaan sekaligus tantangan bagaimana menjadi bagian dari tanggung jawab besar untuk memimpin bangsa," ujar Sarundajang dalam rilisnya, Sabtu (24/8/2013).
Namun, berbeda halnya dengan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Pria lulusan Universitas Harvard, Amerika Seriktar, tersebut mengaku belum mendapatkan undangan sebagai peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat.
"Sampai sekarang saya belum terima. Dan masih menunggu undangan," ujar Wirjawan di Surabaya, Sabtu (24/8/2013)
Meski begitu, ia memastikan siap maju sebagai calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat. Dan pemanggilan tersebut tinggal menunggu waktu saja. "Katanya sih dalam waktu dekat ini akan disampaikan," ucap Wirjawan.
Syarat Lulus Seleksi
Komite Konvensi Demokrat melakukan tes terhadap calon presiden dari Partai Demokrat. Dalam seleksinya, komite menyatakan para kandidat harus meraup minimal 9 suara dari anggota Komite.
"Anggota komite 17 (orang). Jadi untuk bisa lolos harus didukung 8 tambah 1. Jadi minimal 9 suara (anggota komite)," ujar Juru Bicara Komite Konvensi Capres Partai Demokrat Rully Charis dalam pesan singkatnya di Jakarta, Senin 19 Agustus 2013 lalu.
Diterpa Isu Tak Sedap
Di tengah persiapan menjaring peserta calon presiden dari Partai Demokrat, muncul isu tak sedap terkait dana pelaksanaan konvensi. Nama Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik disebut-sebut orang yang bertanggung jawab atas penangkapan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini oleh KPK.
Rudi ditangkap lantaran diduga menerima suap US$ 400 ribu dari Simon, seorang petinggi Kernel Oil, perusahaan trader minyak asing.
Dari penangkapan bos SKK Migas itu, muncul wacana jika uang suap tersebut tak hanya akan dinikmati Rudi sendiri. Melainkan akan mengalir ke Menteri ESDM Jero Wacik.
"Dia (Jero Wacik) harus bertanggung jawab dong dan orang-orang sekelilingnya yang telah merekomendasikan Rudi Rubiandini," kata Ibramsjah di Jakarta, Rabu 14 Agutus 2013 lalu.
"Tapi yang pasti atasannya itu harus bertanggungjawab. Setidaknya Jero Wacik harusnya mundur," tegas dia.
Bahkan mantan Ketua DPC Cilacap Partai Demokrat, Tridianto menilai, dana korupsi yang dilakukan Rudi akan untuk mendanai Konvensi partai Demokrat yang akan segera digelar. "Kepala SKK Migas adalah orang terdekat menteri ESDM. Jangan-jangan uang suap itu mau untuk pendanaan konvensi Demokrat," kata Tridianto.
Menteri ESDM Jero Wacik menampik tudingan tersebut. Dia menegaskan uang yang diterima Rudi tak ada kaitannya dengan konvensi di Demokrat. "Tidak ada dana tersebut digunakan untuk kepentingan konvensi. Saya tegaskan dan bantah isu tersebut," ujar Jero Wacik di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2013.
Menurut Jero, sampai saat ini tidak ada uang suap atau dana proyek yang larinya ke partai atau lari masuk untuk kepentingan pribadi. "Tidak akan pernah, dari kapan pun sampai saat ini tidak ada dana suap atau dana proyek yang lari ke partai atau masuk kekantong pribadi saya," terang Jero. (Ali)