Penyebab kematian dua ekor singa Afrika (Panthera leo), Gebo dan Sonia serta Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Peter, penghuni Kebun Binatang Taman Rimba Jambi diduga diracuni. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi bersama kepolisian juga tengah mengungkap pelaku kematian ini.
Pelaksana Harian Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Nurzaman membenarkan, kematian ini diduga kuat akibat diracuni oknum tidak bertanggung jawab pada 17 Agustus lalu.
"Peter dan Gebo mati pada tanggal 17 Agustus dan pada tanggal 19 Agustus Sonia pun mati," ujar Nurazman saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (27/8/2013).
Menurut Nurazman, Dinas Peternakan Provinsi Jambi yang bertindak sebagai pengelola kebun binatang Taman Rimbo mulai mengetahui kejadian ini pada 12 Agustus lalu. Itu ketika Peter tiba-tiba mengalami kelumpuhan dan sempat dirawat selama beberapa hari oleh tim dokter hewan.
Namun nyawa Peter tidak dapat diselamatkan. Gebo mati pada hari yang sama dengan Peter. Disusul Sonia yang tidak menunjukkan gejala kelumpuhan seperti yang dialami Peter. "Peter mati sekitar pukul jam 16.30 WIB," jelasnya.
Dinas peternakan mengirim sampel organ tubuh berupa hati, jantung, paru, ginjal dan sisa makanan dalam lambung ke Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional II Bukit Tinggi, Sumatera Barat untuk diteliti penyebab kematiannya.
Hasil penelitian dari sampel organ tubuh yang dikirim ke BPPV penyebab kematian ini adalah akibat racun berjenis Striknin. Dan terdapat unsur kesengajaan untuk membunuh satwa dilindungi ini.
Striknin adalah jenis racun yang biasa digunakan oleh Dinas Peternakan dalam memberantas anjing liar untuk mengeliminasi penyebaran penyakit rabies.
Selain sampel organ tubuh, dinas peternakan juga mengirimkan sampel makanan ketiga kucing besar tersebut dan dari hasil penelitian tidak terdapat racun striknin pada sampel makanan tersebut.
Labih lanjut Nurazman menegaskan, kematian dua ini kuat dugaan akibat unsur kesengajaan. Karena, racun jenis Striknin ini tidak dijual bebas. Pengadaannya harus melalui distributor tertentu untuk kebutuhan khusus Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. "Kalau saya melihat ini sengaja, masa 3 ekor hampir berbarengan mati?" ujarnya.
Gebo dan Sonia adalah dua singa yang baru didatangkan dari Taman Safari Cisarua, Bogor pada 24 Juli lalu. Kedua singa ini adalah hasil program pertukaran satwa kebun binatang Taman Rimbo Jambi dengan Taman Safari.
Untuk mendapatkan dua singa ini kebun binatang Taman Rimbo menukarkan Emat dan Lala. Emat adalah harimau liar yang terkena jerat dan berhasil diselamatkan tim TPCU (Tiger Protection & Conservation Unit) Taman Nasional Kerinci Seblat di daerah Muara Hemat, Kabupaten Kerinci, Jambi pada tahun 2012.
Sementara Lala adalah bayi harimau yang ditemukan warga di daerah Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi di tahun yang sama.
Selain Gebo, Sonia dan Peter, seekor bayi harimau bernama Ayu juga memakan daging yang terkontaminasi racun Striknin. Tapi beruntung Ayu sudah berhasil melalui masa kritisnya. Hingga saat ini masih dalam perawatan tim dokter dari Dinas Peternakan Jambi.
Kasus harimau mati akibat diracun dalam kandang di kebun binatang Taman Rimbo bukanlah yang pertama terjadi di kebun binatang ini. Pada tahun 2009, seekor harimau Sumatra bernama Sheila juga telah mati diracun dan dijual kulitnya oleh sekelompok orang. Hingga saat ini pihak BKSDA yang bekerja sama dengan kepolisian belum berhasil menangkap semua pelakunya. (Rmn/Ism)
Pelaksana Harian Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi Nurzaman membenarkan, kematian ini diduga kuat akibat diracuni oknum tidak bertanggung jawab pada 17 Agustus lalu.
"Peter dan Gebo mati pada tanggal 17 Agustus dan pada tanggal 19 Agustus Sonia pun mati," ujar Nurazman saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (27/8/2013).
Menurut Nurazman, Dinas Peternakan Provinsi Jambi yang bertindak sebagai pengelola kebun binatang Taman Rimbo mulai mengetahui kejadian ini pada 12 Agustus lalu. Itu ketika Peter tiba-tiba mengalami kelumpuhan dan sempat dirawat selama beberapa hari oleh tim dokter hewan.
Namun nyawa Peter tidak dapat diselamatkan. Gebo mati pada hari yang sama dengan Peter. Disusul Sonia yang tidak menunjukkan gejala kelumpuhan seperti yang dialami Peter. "Peter mati sekitar pukul jam 16.30 WIB," jelasnya.
Dinas peternakan mengirim sampel organ tubuh berupa hati, jantung, paru, ginjal dan sisa makanan dalam lambung ke Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional II Bukit Tinggi, Sumatera Barat untuk diteliti penyebab kematiannya.
Hasil penelitian dari sampel organ tubuh yang dikirim ke BPPV penyebab kematian ini adalah akibat racun berjenis Striknin. Dan terdapat unsur kesengajaan untuk membunuh satwa dilindungi ini.
Striknin adalah jenis racun yang biasa digunakan oleh Dinas Peternakan dalam memberantas anjing liar untuk mengeliminasi penyebaran penyakit rabies.
Selain sampel organ tubuh, dinas peternakan juga mengirimkan sampel makanan ketiga kucing besar tersebut dan dari hasil penelitian tidak terdapat racun striknin pada sampel makanan tersebut.
Labih lanjut Nurazman menegaskan, kematian dua ini kuat dugaan akibat unsur kesengajaan. Karena, racun jenis Striknin ini tidak dijual bebas. Pengadaannya harus melalui distributor tertentu untuk kebutuhan khusus Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. "Kalau saya melihat ini sengaja, masa 3 ekor hampir berbarengan mati?" ujarnya.
Gebo dan Sonia adalah dua singa yang baru didatangkan dari Taman Safari Cisarua, Bogor pada 24 Juli lalu. Kedua singa ini adalah hasil program pertukaran satwa kebun binatang Taman Rimbo Jambi dengan Taman Safari.
Untuk mendapatkan dua singa ini kebun binatang Taman Rimbo menukarkan Emat dan Lala. Emat adalah harimau liar yang terkena jerat dan berhasil diselamatkan tim TPCU (Tiger Protection & Conservation Unit) Taman Nasional Kerinci Seblat di daerah Muara Hemat, Kabupaten Kerinci, Jambi pada tahun 2012.
Sementara Lala adalah bayi harimau yang ditemukan warga di daerah Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi di tahun yang sama.
Selain Gebo, Sonia dan Peter, seekor bayi harimau bernama Ayu juga memakan daging yang terkontaminasi racun Striknin. Tapi beruntung Ayu sudah berhasil melalui masa kritisnya. Hingga saat ini masih dalam perawatan tim dokter dari Dinas Peternakan Jambi.
Kasus harimau mati akibat diracun dalam kandang di kebun binatang Taman Rimbo bukanlah yang pertama terjadi di kebun binatang ini. Pada tahun 2009, seekor harimau Sumatra bernama Sheila juga telah mati diracun dan dijual kulitnya oleh sekelompok orang. Hingga saat ini pihak BKSDA yang bekerja sama dengan kepolisian belum berhasil menangkap semua pelakunya. (Rmn/Ism)