Tak Dijemput, Bayi Korban Bom Kimia Suriah Dimakamkan Massal

Tim medis Suriah pun kesulitan untuk mengidentifikasi para korban terutama anak-anak dan bayi.

oleh Tan diperbarui 28 Agu 2013, 14:53 WIB
Sejumlah roket membawa gas beracun menghantam beberapa wilayah di Suriah, termasuk Damaskus pada Rabu 21 Agustus 2013. Banyak warga sipil tak berdosa pun menjadi korban.

Setelah serangan itu, tim medis Suriah pun kesulitan untuk mengidentifikasi para korban terutama anak-anak dan bayi. Jenazah mereka hingga belum juga dijemput pihak keluarga, setelah sepekan serangan bom kimia berlalu.

Dengan terpaksa, seperti diwartakan News.com.au, Rabu (28/8/2013), para relawan di sebuah rumah sakit di Damaskus timur memakamkan anak-anak dan bayi-bayi dari sekitar 500 korban yang meninggal akibat keracunan gas setelah dirawat di rumah sakit di dekat Ghota.

Momen pemakaman massal itu pun diabadikan oleh seorang pembuat film asal Suriah bernama Humam Husari, yang akhirnya dikirim ke stasiun TV Inggris, ITV News.

Dalam rekaman video itu, terlihat keadaan sekitar rumah sakit serta proses pemakamannya.

"Ini adalah yang (korban) keempat belas. Bayi perempuan itu baru berusia 3 minggu," ujar salah seorang relawan paramedis, Abu Akram seraya menunjuk foto anak-anak yang tak teridentifikasi yang ditempel di dinding.

"Yang kuhitung dari 34 (korban), ada 14 bayi yang meninggal dalam pelukanku. Anak-anak ini tidak bersalah. Menyedihkan, mereka tidur dan tak pernah bangun lagi," lanjut Abu.

Masker Gratis

Dalam rekaman Humam, juga memperlihatkan sebuah pabrik tekstil tak jauh dari rumah sakit. Miris melihat banyaknya korban dalam serangan bom kimia mematikan pada pekan lalu, pabrik tekstil itu pun memproduksi masker gas.

Masker itu tentu saja menjawab ketakutan warga, yang khawatir jika ada serangan lagi dalam waktu dekat.

Foto dok. Liputan6.com


Menurut Abu yang juga bekerja di sebuah pabrik tekstil tua di kota itu, masker gas teresbut akan diberikan secara gratis kepada warga. Saat ini, jumlahnya cukup untuk dibagikan kepada 500 hingga 1.000 orang.

"Masker itu terbuat dari batubara dan sodium yang mampu menyerap bau hingga bisa menyebarkan unsur-unsur kimia berbahaya agar tidak terhirup," jelasnya pada ITV News.

Foto dok. Liputan6.com


Pembalasan

Rekaman pemakaman Human yang kini telah beredar luas menjadi pertimbangan petinggi Barat, untuk memberikan pembalasan atas kekejaman yang saat ini telah menewaskan 500 lebih warga sipil. Dan, Presiden Suriah Bashar al-Assad dianggap bersalah dalam insiden ini.

Amerika Serikat pun telah mengirim angkatan bersenjata ke wilayah Suriah, dan siap untuk beraksi jika Presiden AS Barack Obama memerintahkan militer untuk 'beraksi'. Tak hanya Amerika Serikat, Inggris juga mempertimbangkan respons serupa seperti yang telah dipersiapkan AS.

Ledakan gas beracun Suriah yang terjadi pada Rabu 21 Agustus yang menghantam wilayah di pinggiran ibukota Suriah, Damaskus, di antaranya wilayah Ghouta, Tarma, Zamalka, dan Jobar.

Serangan itu merupakan bentuk nyata dari konflik antara militer pemerintah dan pasukan oposisi Suriah terus berlanjut. Korban jiwa terus berjatuhan dalam pertempuran yang terjadi sejak Maret 2011 itu.

Berdasarkan data komite koordinasi lokal atau LCC, korban tewas sebanyak 755 jiwa. Sementara pihak oposisi menyebut korban tewas mencapai 1.300 orang tewas akibat terkena roket gas beracun oleh rezim pemerintah Suriah. (Tnt/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya