Banyak cara dilakukan warga Jawa Timur demi memilih pemimpinnya. Warga di kawasan Prostitusi Gang Dolly bahkan juga melaksanakan pencoblosan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Kamis (29/8/2013), warga sejak pagi sudah antusias untuk memilih pemimpin favorit. Mereka telah berada di TPS sejak pagi. Mereka juga berharap Pilkada kali ini bisa berjalan dengan jujur dan adil.
Warga pengungsi Syiah asal Sampang Madura juga tak ketinggalan untuk menyumbangkan suaranya. Mereka dijemput dengan kereta. Sedikitnya ada 136 orang yang tinggal di Rusun Puspa Agro di Sidoarjo, Jawa Timur itu memiliki hak pilih, meskipun hanya 83 orang yang telah menerima surat untuk memilih.
Mereka terpaksa menggunakan hak pilih di TPS 9 yang jaraknya 3 kilometer dari lokasi pengungsian. Alasannya, TPS yang dekat pengungsian pemilihnya sudah melebihi batas.
Para pengungsi itu berharap, siapa pun gubernurnya, yang terpenting dapat mengatasi persoalan Jawa Timur, terutama soal nasib para pengungsi.
Tak hanya para pengungsi saja yang dipermudah untuk mencoblos, warga yang ada di rumah sakit juga. Mereka mencoblos di TPS khusus yang berkeliling dari rumah sakit satu ke rumah sakit lainnya. TPS khusus itu hanya diperuntukan untuk pasien dan karyawan, sedang pengunjung tidak diijinkan.
Para narapidana di Jawa Timur juga tetap mempunyai hak untuk memilih pemimpinnya. Warga binaan Lapas Sidoarjo juga tak ketinggalan memilih. Dari 800 narapidana, sebanyak 496 ikut mencoblos di dalam lapas. Penjagaan ketat polisi dan sipir pun terlihat di dekat TPS.
Ada 2 TPS yang disediakan lapas. Yakni TPS 22 yang disediakan di ruang jenguk narapidana, dan TPS 23 di depan masjid lapas. (Tnt/Ism)
Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Kamis (29/8/2013), warga sejak pagi sudah antusias untuk memilih pemimpin favorit. Mereka telah berada di TPS sejak pagi. Mereka juga berharap Pilkada kali ini bisa berjalan dengan jujur dan adil.
Warga pengungsi Syiah asal Sampang Madura juga tak ketinggalan untuk menyumbangkan suaranya. Mereka dijemput dengan kereta. Sedikitnya ada 136 orang yang tinggal di Rusun Puspa Agro di Sidoarjo, Jawa Timur itu memiliki hak pilih, meskipun hanya 83 orang yang telah menerima surat untuk memilih.
Mereka terpaksa menggunakan hak pilih di TPS 9 yang jaraknya 3 kilometer dari lokasi pengungsian. Alasannya, TPS yang dekat pengungsian pemilihnya sudah melebihi batas.
Para pengungsi itu berharap, siapa pun gubernurnya, yang terpenting dapat mengatasi persoalan Jawa Timur, terutama soal nasib para pengungsi.
Tak hanya para pengungsi saja yang dipermudah untuk mencoblos, warga yang ada di rumah sakit juga. Mereka mencoblos di TPS khusus yang berkeliling dari rumah sakit satu ke rumah sakit lainnya. TPS khusus itu hanya diperuntukan untuk pasien dan karyawan, sedang pengunjung tidak diijinkan.
Para narapidana di Jawa Timur juga tetap mempunyai hak untuk memilih pemimpinnya. Warga binaan Lapas Sidoarjo juga tak ketinggalan memilih. Dari 800 narapidana, sebanyak 496 ikut mencoblos di dalam lapas. Penjagaan ketat polisi dan sipir pun terlihat di dekat TPS.
Ada 2 TPS yang disediakan lapas. Yakni TPS 22 yang disediakan di ruang jenguk narapidana, dan TPS 23 di depan masjid lapas. (Tnt/Ism)
