Minum alkohol sebelum kehamilan pertama ditengarai dapat meningkatkan risiko kanker payudara di kemudian hari.
Berbagai studi terdahulu mengungkap risiko kanker payudara dan kaitannya dengan konsumsi alkohol dalam hidup seorang perempuan di kemudian hari. Demikian juga dampak minum alkohol bagi remaja perempuan dengan penyakit payudara non-kanker.
Dan diketahui, memang ada hubungan antara konsumsi alkohol selama masa antara saat menstruasi pertama serta kehamilan pertama dengan risiko kanker payudara.
Menurut para peneliti dari Washington University School of Medicine di St. Louis, jaringan payudara sangat mudah ditembus oleh zat karsinogen (pencetus kanker) selama masa itu.
Mereka menganalisis data dari 116.671 perempuan perawat, yang berusia 25 sampai 44 tahun, mengenai riwayat kesehatan perempuan, riwayat dan kondisi reproduksi serta gaya hidup.
Setelah mengeluarkan perempuan yang tidak memenuhi kriteria studi yang ditetapkan lebih dulu, 91.005 perempuan dengan riwayat kehamilan penuh dimasukkan ke dalam analisis akhir.
Di antara perempuan tersebut, 1.609 kasus kanker payudara dan 970 kasus penyakit-payudara jinak terjadi selama masa studi.
Para peneliti tersebut melaporkan di Journal of the National Cancer Institute, "Makin lama masa menstruasi (pertama) sampai kehamilan pertama, makin tinggi risiko seorang perempuan untuk terserang kanker payudara".
Menurut studi itu, untuk setiap hari alkohol yang diminum seorang perempuan muda, meningkatkan risiko kanker payudara selama hidupnya sebanyak 13 persen.
Studi tersebut juga mendapati untuk setiap botol bir, segelas anggur atau seloki minuman yang dikonsumsi setiap hari, seorang perempuan muda meningkatkan risiko terserang penyakit-payudara jinak yang menyebar sebanyak 15 persen. Meskipun luka itu bukan kanker, kehadirannya meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 500 persen.
"Orangtua mesti mendidik putri mereka agar memperhatikan konsumsi alkohol dan risiko kanker payudara yang bakal dihadapi," kata penulis utama studi itu Ying Liu. "Itu sangat penting sebab masa ini sangat kritis."
Para peneliti mengatakan, temuan ini hendak menyerukan perlunya penelitian mengenai apa yang bisa dilakukan perempuan muda untuk menangkal dampak iklan alkohol, jika mereka memilih untuk minum.
Studi terdahulu yang tidak mempertimbangkan kaitannya dengan konsumsi alkohol menyatakan makan lebih banyak serat dan olahraga menurunkan risiko kanker.
(Abd)
Berbagai studi terdahulu mengungkap risiko kanker payudara dan kaitannya dengan konsumsi alkohol dalam hidup seorang perempuan di kemudian hari. Demikian juga dampak minum alkohol bagi remaja perempuan dengan penyakit payudara non-kanker.
Dan diketahui, memang ada hubungan antara konsumsi alkohol selama masa antara saat menstruasi pertama serta kehamilan pertama dengan risiko kanker payudara.
Menurut para peneliti dari Washington University School of Medicine di St. Louis, jaringan payudara sangat mudah ditembus oleh zat karsinogen (pencetus kanker) selama masa itu.
Mereka menganalisis data dari 116.671 perempuan perawat, yang berusia 25 sampai 44 tahun, mengenai riwayat kesehatan perempuan, riwayat dan kondisi reproduksi serta gaya hidup.
Setelah mengeluarkan perempuan yang tidak memenuhi kriteria studi yang ditetapkan lebih dulu, 91.005 perempuan dengan riwayat kehamilan penuh dimasukkan ke dalam analisis akhir.
Di antara perempuan tersebut, 1.609 kasus kanker payudara dan 970 kasus penyakit-payudara jinak terjadi selama masa studi.
Para peneliti tersebut melaporkan di Journal of the National Cancer Institute, "Makin lama masa menstruasi (pertama) sampai kehamilan pertama, makin tinggi risiko seorang perempuan untuk terserang kanker payudara".
Menurut studi itu, untuk setiap hari alkohol yang diminum seorang perempuan muda, meningkatkan risiko kanker payudara selama hidupnya sebanyak 13 persen.
Studi tersebut juga mendapati untuk setiap botol bir, segelas anggur atau seloki minuman yang dikonsumsi setiap hari, seorang perempuan muda meningkatkan risiko terserang penyakit-payudara jinak yang menyebar sebanyak 15 persen. Meskipun luka itu bukan kanker, kehadirannya meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 500 persen.
"Orangtua mesti mendidik putri mereka agar memperhatikan konsumsi alkohol dan risiko kanker payudara yang bakal dihadapi," kata penulis utama studi itu Ying Liu. "Itu sangat penting sebab masa ini sangat kritis."
Para peneliti mengatakan, temuan ini hendak menyerukan perlunya penelitian mengenai apa yang bisa dilakukan perempuan muda untuk menangkal dampak iklan alkohol, jika mereka memilih untuk minum.
Studi terdahulu yang tidak mempertimbangkan kaitannya dengan konsumsi alkohol menyatakan makan lebih banyak serat dan olahraga menurunkan risiko kanker.
(Abd)