Sesudah membuat heboh kantor Gubernur DKI Jakarta Jokowi di Balaikota, Jakarta, sopir-sopir Metromini kembali melajukan armadanya di jalanan Ibukota. Warga juga masih sudi menumpang salah satu angkutan umum yang selama ini dikenal penuh sensasi karena 'beringas' dan ugal-ugalan. Tak sedikit nyawa melayang 'dihantarkan' Metromini.
Hawa panas dan suara bising sepanjang perjalanan mengantar puluhan penumpang Metromini 03 yang berangkat dari Senen, Jakarta Pusat menuju Rawamangun, Jakarta Timur hari ini. Sementara sang sopir tak hentinya melancarkan aksi akrobatik menyusuri aspal Jakarta. Kebut-kebutan.
Sang sopir, Sahuri, sesekali juga berebut penumpang dengan sopir lainnya. Namun pria 59 tahun itu menepis semua tudingan ugal-ugalan yang kerap dialamatkan pada Metromini.
"Kalau dibilang beringas, enggak juga. Kita jarang nabrak orang, paling nyenggol-nyenggol sedikit," kata Sahuri kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Sahuri telah 20 tahun mengemudikan Metromini. Dengan pengalaman panjangnya itu, dia nampak luwes tak bermasalah meski harus melajukan bus tanpa speedometer dan rem tangannya tersebut. Tak cuma itu, Sahuri juga tak bermasalah ketika harus mengambil peran ganda di atas Metromininya. Selain sopir dia juga merangkap sebagai kernet.
Pantauan Liputan6.com, karena tidak ada kernet, Sahuri nampak tak fokus mengemudikan Metromini-nya. Apalagi dia juga direpotkan dengan permintaan uang kembalian. Karena ketidakfokusan itulah Sahuri ditegur salah satu penumpang. Saat itu, Metromini tetap melaju meski di saat bersamaan ada penumpang yang ingin turun. "Woy bang, bentar dong. Itu orang tua mau turun!" teriak salah satu penumpang.
Sementara, penumpang lainnya, yakni Putri (16) mengaku geram dengan aksi para sopir yang tak patuh pada aturan. Namun karena alasan murah, pelajar itu tak punya pilihan lain selain menggunakan Metromini.
"Dah ngerokok sopirnya, kadang main terobos aja. Ya sebagai penumpang sih maunya angkutan murah tapi selamat juga. Kadang kitanya belum turun dah main jalan aja," keluh Putri. (Ndy/Ism)
Hawa panas dan suara bising sepanjang perjalanan mengantar puluhan penumpang Metromini 03 yang berangkat dari Senen, Jakarta Pusat menuju Rawamangun, Jakarta Timur hari ini. Sementara sang sopir tak hentinya melancarkan aksi akrobatik menyusuri aspal Jakarta. Kebut-kebutan.
Sang sopir, Sahuri, sesekali juga berebut penumpang dengan sopir lainnya. Namun pria 59 tahun itu menepis semua tudingan ugal-ugalan yang kerap dialamatkan pada Metromini.
"Kalau dibilang beringas, enggak juga. Kita jarang nabrak orang, paling nyenggol-nyenggol sedikit," kata Sahuri kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Sahuri telah 20 tahun mengemudikan Metromini. Dengan pengalaman panjangnya itu, dia nampak luwes tak bermasalah meski harus melajukan bus tanpa speedometer dan rem tangannya tersebut. Tak cuma itu, Sahuri juga tak bermasalah ketika harus mengambil peran ganda di atas Metromininya. Selain sopir dia juga merangkap sebagai kernet.
Pantauan Liputan6.com, karena tidak ada kernet, Sahuri nampak tak fokus mengemudikan Metromini-nya. Apalagi dia juga direpotkan dengan permintaan uang kembalian. Karena ketidakfokusan itulah Sahuri ditegur salah satu penumpang. Saat itu, Metromini tetap melaju meski di saat bersamaan ada penumpang yang ingin turun. "Woy bang, bentar dong. Itu orang tua mau turun!" teriak salah satu penumpang.
Sementara, penumpang lainnya, yakni Putri (16) mengaku geram dengan aksi para sopir yang tak patuh pada aturan. Namun karena alasan murah, pelajar itu tak punya pilihan lain selain menggunakan Metromini.
"Dah ngerokok sopirnya, kadang main terobos aja. Ya sebagai penumpang sih maunya angkutan murah tapi selamat juga. Kadang kitanya belum turun dah main jalan aja," keluh Putri. (Ndy/Ism)