Persoalan kemiskinan masih membelit rakyat Indonesia. Di ibukota negeri ini masih ditemukan bayi gizi buruk hingga harus dirawat di rumah sakit. Bayi 7 bulan bernama Dewi Asih ini terkulai lemas di Rumah Sakit Pasar Rebo, Jakarta, akibat gizi buruk. Beratnya hanya 2,7 kilogram (kg) jauh di bawah bayi seusianya.
Mardiana, sang bunda tidak menyangka berat badan anak keempatnya ini terus menyusut sejak tidak lagi memberikan Air Susu Ibu (ASI) setelah bayinya berusia enam bulan. Buah hatinya hanya diberi makan pisang dan susu karena kecilnya penghasilan sang suami.
Selain Dewi, bayi lain bernama Muhammad Rido yang berusia enam bulan juga menderita gizi buruk. Sejak dirawat 10 hari lalu, beratnya baru bertambah empat ons menjadi tiga koma delapan kilogram, Minggu (1/9/2013).
Tidak hanya di ibukota, kemiskinan juga membuat hidup seorang wanita renta di Sragen, Jawa Tengah, menderita. Lima belas tahun sudah Mbah Dikem tinggal di gubug belakang rumah adiknya yang juga hidup miskin. Selain pendengarannya menurun, sakit pinggang membuat perempuan 70 tahun ini susah bergerak. Tidak memiliki keturunan dan miskin, Mbah Dikem terpaksa bertahan dalam kondisi tak layak ini demi menyambung hidup.
(Mel)
Mardiana, sang bunda tidak menyangka berat badan anak keempatnya ini terus menyusut sejak tidak lagi memberikan Air Susu Ibu (ASI) setelah bayinya berusia enam bulan. Buah hatinya hanya diberi makan pisang dan susu karena kecilnya penghasilan sang suami.
Selain Dewi, bayi lain bernama Muhammad Rido yang berusia enam bulan juga menderita gizi buruk. Sejak dirawat 10 hari lalu, beratnya baru bertambah empat ons menjadi tiga koma delapan kilogram, Minggu (1/9/2013).
Tidak hanya di ibukota, kemiskinan juga membuat hidup seorang wanita renta di Sragen, Jawa Tengah, menderita. Lima belas tahun sudah Mbah Dikem tinggal di gubug belakang rumah adiknya yang juga hidup miskin. Selain pendengarannya menurun, sakit pinggang membuat perempuan 70 tahun ini susah bergerak. Tidak memiliki keturunan dan miskin, Mbah Dikem terpaksa bertahan dalam kondisi tak layak ini demi menyambung hidup.
(Mel)
