Lebaran Betawi kembali dihelat di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Dalam suasana adat Betawi yang kental, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo memilih menggunakan dialek Betawi dalam sambutannya.
Mantan Wali Kota Surakarta ini berharap momen Lebaran digunakan sebaik-baiknya untuk saling bersilaturahmi. Tidak hanya para pemuda yang mendatangi orang tua, namun juga sebaliknya. Begitu pula dengan para pejabat, untuk tidak hanya menunggu rakyat datang meminta maaf.
"Selalu redo, rame, rempug, silaturahim bukan cuma peraya yang mudaan yang datengin yang tuan. Tapi semua orang yang belum sempet dateng. Kalo peribahasa kate Betawi, kayak kuali ketemu bekep, buat pejabat DKI untuk ngedelengin dan menyerap kemauan masyarakat," ujar gubernur yang karib disapa Jokowi ini di kawasan Monas, Minggu (1/9/2013).
Jokowi mengaku senang dapat bertatap muka langsung dengan warga DKI, terutama masyarakat dan tokoh Betawi, serta berbagai etnis yang ada di Jakarta. "Beli jahe tambah merica, bikin manisan pake kapulage. Hati aye amatlah bahagia, rayain Lebaran ame warge," kata Jokowi berpantun.
Jokowi berharap momen Lebaran Betawi ini menjadi pemersatu semua kalangan di DKI untuk bersama-sama mewujudkan dan membangun pondasi menuju Jakarta Baru. Dia juga menginginkan generasi muda Jakarta menjadikan perhelatan Lebaran Betawi sebagai ajang mempelajari serta merawat tradisi asli Betawi.
"Saya mau pesen, yuk kita rawat dan jaga tradisi masyarakat Betawi. Saling ngeh. Lebaran Betawi ini kudu dijadiin tempat belajar bagi yang muda, yang pengen ningkatin budaya Betawi. Kepada warga buat kencengin tali silautahim. Akhir kata, kalau kupas kelapa jangan dibelah karena tumpah airnya, kalau ada salah kata mohon kiranya maapin aye," kata Jokowi mengakhiri sambutannya.
Para wali kota dan bupati di 5 wilayah DKI kemudian saling bersalaman sambil menyerahkan beberapa makanan khas Betawi, seperti asinan betawi, kue cucur, wajik, kembang goyang, semur jengkol, roti buaya, dodol betawi, dan lain-lain. (Ado/Ism)
Mantan Wali Kota Surakarta ini berharap momen Lebaran digunakan sebaik-baiknya untuk saling bersilaturahmi. Tidak hanya para pemuda yang mendatangi orang tua, namun juga sebaliknya. Begitu pula dengan para pejabat, untuk tidak hanya menunggu rakyat datang meminta maaf.
"Selalu redo, rame, rempug, silaturahim bukan cuma peraya yang mudaan yang datengin yang tuan. Tapi semua orang yang belum sempet dateng. Kalo peribahasa kate Betawi, kayak kuali ketemu bekep, buat pejabat DKI untuk ngedelengin dan menyerap kemauan masyarakat," ujar gubernur yang karib disapa Jokowi ini di kawasan Monas, Minggu (1/9/2013).
Jokowi mengaku senang dapat bertatap muka langsung dengan warga DKI, terutama masyarakat dan tokoh Betawi, serta berbagai etnis yang ada di Jakarta. "Beli jahe tambah merica, bikin manisan pake kapulage. Hati aye amatlah bahagia, rayain Lebaran ame warge," kata Jokowi berpantun.
Jokowi berharap momen Lebaran Betawi ini menjadi pemersatu semua kalangan di DKI untuk bersama-sama mewujudkan dan membangun pondasi menuju Jakarta Baru. Dia juga menginginkan generasi muda Jakarta menjadikan perhelatan Lebaran Betawi sebagai ajang mempelajari serta merawat tradisi asli Betawi.
"Saya mau pesen, yuk kita rawat dan jaga tradisi masyarakat Betawi. Saling ngeh. Lebaran Betawi ini kudu dijadiin tempat belajar bagi yang muda, yang pengen ningkatin budaya Betawi. Kepada warga buat kencengin tali silautahim. Akhir kata, kalau kupas kelapa jangan dibelah karena tumpah airnya, kalau ada salah kata mohon kiranya maapin aye," kata Jokowi mengakhiri sambutannya.
Para wali kota dan bupati di 5 wilayah DKI kemudian saling bersalaman sambil menyerahkan beberapa makanan khas Betawi, seperti asinan betawi, kue cucur, wajik, kembang goyang, semur jengkol, roti buaya, dodol betawi, dan lain-lain. (Ado/Ism)