Di tengah banyaknya perusahaan yang kalang kabut dengan menguat nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu perusahaan milik pemerintah, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) justru girang bukan kepalang. Perusahaan gas pelat merah ini mengaku meraup untung cukup besar dari pelemahan rupiah tersebut.
Direktur Keuangan PGN M Riza Pahlevi mengatakan, kondisi ekonomi global berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan pada semester 1- 2013.
Kebijakan ekonomi Jepang untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar mata uang Yen dan mulai membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang diikuti penguatan nilai tukar mata uang dolar AS, berpengaruh terhadap pendapatan selisih kurs yang berasal dari translasi aset dan kewajiban dalam mata uang Yen ke US$ dan transaksi dari kegiatan usaha PGN dalam mata uang asing.
"Pelemahan mata uang asing terhadap mata uang dollar Amerika Serikat memberikan keuntungan selisih kurs (neto) kepada PGN sebesar US$ 68,2 juta," kata Riza, di Jakarta, Minggu, (1/9/2013).
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan laba perusahaan dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih) sepanjang semester I-2013 mencapai US$ 457,5 juta, meningkat 12% daripada periode yang sama tahun lalu US$ 409,8 juta.
Peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 26% dari US$ 1.183,0 juta pada semester satu – 2012, menjadi US$ 1.491,7 juta pada paruh pertama tahun ini.
Untuk meningkatkan kapasitas PGN di sektor hulu minyak dan gas bumi (Migas), perusahaan juga telah melakukan penyertaan dan akuisisi terhadap sejumlah blok migas di Indonesia. Sampai bulan Juni 2013, PGN melalui Anak Perusahaan, PT Saka Energi Indonesia (Saka), telah melakukan penyertaan di 3 Blok migas antara lain di Blok Ketapang di Jawa Timur sebesar 20%, Blok Bangkanai di Kalimantan Tengah sebesar 30% dan Blok Pangkah di Jawa Timur sebesar 25%.
"Langkah strategis PGN untuk masuk ke sektor hulu migas tersebut dalam jangka panjang kami harapkan dapat meningkatkan pasokan gas bagi pelanggan PGN dan menjaga kesinambungan bisnis distribusi perusahaan," tutup Hendi. (Pew/Shd)
Direktur Keuangan PGN M Riza Pahlevi mengatakan, kondisi ekonomi global berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan pada semester 1- 2013.
Kebijakan ekonomi Jepang untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar mata uang Yen dan mulai membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang diikuti penguatan nilai tukar mata uang dolar AS, berpengaruh terhadap pendapatan selisih kurs yang berasal dari translasi aset dan kewajiban dalam mata uang Yen ke US$ dan transaksi dari kegiatan usaha PGN dalam mata uang asing.
"Pelemahan mata uang asing terhadap mata uang dollar Amerika Serikat memberikan keuntungan selisih kurs (neto) kepada PGN sebesar US$ 68,2 juta," kata Riza, di Jakarta, Minggu, (1/9/2013).
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan laba perusahaan dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih) sepanjang semester I-2013 mencapai US$ 457,5 juta, meningkat 12% daripada periode yang sama tahun lalu US$ 409,8 juta.
Peningkatan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 26% dari US$ 1.183,0 juta pada semester satu – 2012, menjadi US$ 1.491,7 juta pada paruh pertama tahun ini.
Untuk meningkatkan kapasitas PGN di sektor hulu minyak dan gas bumi (Migas), perusahaan juga telah melakukan penyertaan dan akuisisi terhadap sejumlah blok migas di Indonesia. Sampai bulan Juni 2013, PGN melalui Anak Perusahaan, PT Saka Energi Indonesia (Saka), telah melakukan penyertaan di 3 Blok migas antara lain di Blok Ketapang di Jawa Timur sebesar 20%, Blok Bangkanai di Kalimantan Tengah sebesar 30% dan Blok Pangkah di Jawa Timur sebesar 25%.
"Langkah strategis PGN untuk masuk ke sektor hulu migas tersebut dalam jangka panjang kami harapkan dapat meningkatkan pasokan gas bagi pelanggan PGN dan menjaga kesinambungan bisnis distribusi perusahaan," tutup Hendi. (Pew/Shd)