Ketua Pers Mahasiswa Didaktika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Satriono Priyo Utomo mengklaim reporternya yang berinisial CA (18), mengalami pemukulan oleh 5 mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNJ. Ia mengaku, insiden itu terjadi karena pelaku tak terima atas pemberitaan mengenai indikasi perpeloncoan saat ospek mahasiswa baru.
Namun, pengakuan Priyo dibantah oleh Kepala UPT Humas Universitas Negeri Jakarta Widya Parimita. Dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Senin (2/9/2013), Widya pun membeberkan awal mula terjadinya konflik di kampusnya itu.
"Konflik terjadi diawali atas dasar komplain mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ terhadap berita yang tidak berimbang dan terkesan memojokkan pihak FIK UNJ. Berita tersebut dimuat pada laman www.didaktikaunj.com dengan judul artikel "Pemukulan Anggota Didaktika oleh Oknum Mahasiswa FIK" yang diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Didaktika UNJ," paparnya.
Berita tersebut, lanjut Widya, mengangkat salah paham antara mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Keolahragaan UNJ yang berujung adanya tindak kekerasan. Pada kenyataannya tidak terdapat aksi pemukulan diantara mahasiswa kedua fakultas tersebut.
Menurut dia, pernyataan, 'seorang mahasiswa dari salah satu fakultas dipukuli oleh mahasiswa fakultas lain, Pemukulan karena mahasiswa itu menertawakan soal perpeloncoan yang dilakukan', tidak benar dan tidak sesuai fakta. Bahwa apa yang disampaikan dalam pemberitaan Seorang mahasiswa jurnalis LPM Didaktika Universitas Negeri Jakarta berinisial CA (18), mengalami pengeroyokan hingga terluka oleh 5 oknum mahasiswa dari FIK UNJ itu tidak terbukti benar. Saat kejadian tidak terjadi indikasi pengeroyokan.
"Memang terjadi kesalahpahaman antara pers mahasiswa UNJ (LPM Didaktika) dengan panitia, namun pada hari Jumat sore tanggal 23 Agustus 2013 di kampus A UNJ, Jl Rawamangun Muka Jakarta Timur, sudah dilakukan musyawarah dan mufakat antara pihak terkait yang dipimipin oleh Kasubag Kemahasiswaan dan Staf Pengembang Pembantu Rektor III. Pada musyawarah tersebut kedua belah pihak sudah mencapai kesepakatan bersama dan tidak ada pihak yang saling disudutkan."
Pada musyawarah awal yang sudah dilakukan, sambung dia, pihak LPM Didaktika sama sekali tidak menyinggung adanya pengeroyokan terhadap reporternya. Sehingga Kasubag Kemahasiswaan dan Staf Pengembang Pembantu Rektor III tidak tahu menahu mengenai adanya tindak kekerasan atau pengeroyokan. Saat itu pihak LPM Didaktika sudah bersepakat akan membicarakan dengan baik pada pertemuan selanjutnya hari Sabtu, 24 Agustus 2013 pukul 09.00 WIB di kampus B UNJ, Jalan Pemuda Jakarta Timur.
Kesepakatan tersebut, ungkap Widya, tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh pihak LPM Didaktika ditandai dengan pembatalan pada pertemuan selanjutnya, Sabtu 24 Agustus 2013, secara sepihak. Hal tersebut menyebabkan terjadilah keributan di sekretariat LPM Didaktika malam harinya dan pada saat kejadian tidak ada satupun anggota LPM Didaktika yang berada di dalam sekretariat.
"Statement yang tidak sesuai dengan fakta yang disampaikan oleh Ketua pers Mahasiswa Didaktika UNJ Satrio Priyo Utomo (24/8/2013) bahwa 'Penulis kami dipukul. Beberapa teman Didaktika lain mengalami penguncian' tidak terbukti benar. Sama sekali tidak terjadi pemukulan dan penguncian mahasiswa Didaktika," tukas Widya. (Mut/Ary)
Namun, pengakuan Priyo dibantah oleh Kepala UPT Humas Universitas Negeri Jakarta Widya Parimita. Dalam keterangan tertulisnya kepada Liputan6.com, Senin (2/9/2013), Widya pun membeberkan awal mula terjadinya konflik di kampusnya itu.
"Konflik terjadi diawali atas dasar komplain mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNJ terhadap berita yang tidak berimbang dan terkesan memojokkan pihak FIK UNJ. Berita tersebut dimuat pada laman www.didaktikaunj.com dengan judul artikel "Pemukulan Anggota Didaktika oleh Oknum Mahasiswa FIK" yang diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Didaktika UNJ," paparnya.
Berita tersebut, lanjut Widya, mengangkat salah paham antara mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Fakultas Keolahragaan UNJ yang berujung adanya tindak kekerasan. Pada kenyataannya tidak terdapat aksi pemukulan diantara mahasiswa kedua fakultas tersebut.
Menurut dia, pernyataan, 'seorang mahasiswa dari salah satu fakultas dipukuli oleh mahasiswa fakultas lain, Pemukulan karena mahasiswa itu menertawakan soal perpeloncoan yang dilakukan', tidak benar dan tidak sesuai fakta. Bahwa apa yang disampaikan dalam pemberitaan Seorang mahasiswa jurnalis LPM Didaktika Universitas Negeri Jakarta berinisial CA (18), mengalami pengeroyokan hingga terluka oleh 5 oknum mahasiswa dari FIK UNJ itu tidak terbukti benar. Saat kejadian tidak terjadi indikasi pengeroyokan.
"Memang terjadi kesalahpahaman antara pers mahasiswa UNJ (LPM Didaktika) dengan panitia, namun pada hari Jumat sore tanggal 23 Agustus 2013 di kampus A UNJ, Jl Rawamangun Muka Jakarta Timur, sudah dilakukan musyawarah dan mufakat antara pihak terkait yang dipimipin oleh Kasubag Kemahasiswaan dan Staf Pengembang Pembantu Rektor III. Pada musyawarah tersebut kedua belah pihak sudah mencapai kesepakatan bersama dan tidak ada pihak yang saling disudutkan."
Pada musyawarah awal yang sudah dilakukan, sambung dia, pihak LPM Didaktika sama sekali tidak menyinggung adanya pengeroyokan terhadap reporternya. Sehingga Kasubag Kemahasiswaan dan Staf Pengembang Pembantu Rektor III tidak tahu menahu mengenai adanya tindak kekerasan atau pengeroyokan. Saat itu pihak LPM Didaktika sudah bersepakat akan membicarakan dengan baik pada pertemuan selanjutnya hari Sabtu, 24 Agustus 2013 pukul 09.00 WIB di kampus B UNJ, Jalan Pemuda Jakarta Timur.
Kesepakatan tersebut, ungkap Widya, tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh pihak LPM Didaktika ditandai dengan pembatalan pada pertemuan selanjutnya, Sabtu 24 Agustus 2013, secara sepihak. Hal tersebut menyebabkan terjadilah keributan di sekretariat LPM Didaktika malam harinya dan pada saat kejadian tidak ada satupun anggota LPM Didaktika yang berada di dalam sekretariat.
"Statement yang tidak sesuai dengan fakta yang disampaikan oleh Ketua pers Mahasiswa Didaktika UNJ Satrio Priyo Utomo (24/8/2013) bahwa 'Penulis kami dipukul. Beberapa teman Didaktika lain mengalami penguncian' tidak terbukti benar. Sama sekali tidak terjadi pemukulan dan penguncian mahasiswa Didaktika," tukas Widya. (Mut/Ary)