Massa yang tergabung dari berbagai elemen buruh di Jakarta akan menggelar demonstrasi menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI sebesar Rp 3,7 juta di Balaikota, Selasa (3/9/2013). Untuk mengamankan aksi tersebut, ratusan personel polisi telah disiagakan di depan kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Kapolsek Gambir Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan mengatakan, sebanyak 650 personel polisi dikerahkan dari Polsek Tanah Abang, Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya.
"Selain dari polisi, juga ada bantuan pengamanan dari personel Satpol PP," kata Tatan.
Pantauan Liputan6.com, hingga pukul 10.00 WIB suasana pengamanan di kantor Jokowi-Ahok sudah cukup ramai. Para polisi dan ratusan anggota Satpol PP tampak telah bersiaga menunggu massa aksi buruh yang sampai saat ini belum juga datang.
Untuk menghalau massa buruh dan mencegah terjadinya tindakan anarkis, polisi pun telah menyiapkan kawat berduri bila situasi sudah tidak kondusif. Selain itu, sebanyak 2 mobil meriam air atau water canon pun juga telah disiagakan di depan halaman Balaikota.
Apakah disiagakannya mobil water canon tersebut karena polisi telah memprediksi aksi akan berjalan anarkis? Tatan membantah. Menurutnya keberadaan kendaraan mobil yang dapat menyemburkan air untuk menghalangi para peserta aksi unjuk rasa itu hanyalah bagian dari prosedur dalam mengawal unjuk rasa.
"Kita lihat eskalasi di lapangan. Kita tidak bisa prediksi. Penempatan water canon ini sesuai protap dalam menjaga unjuk rasa," jelas Tatan. (Mut/Ism)
Kapolsek Gambir Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan mengatakan, sebanyak 650 personel polisi dikerahkan dari Polsek Tanah Abang, Polres Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya.
"Selain dari polisi, juga ada bantuan pengamanan dari personel Satpol PP," kata Tatan.
Pantauan Liputan6.com, hingga pukul 10.00 WIB suasana pengamanan di kantor Jokowi-Ahok sudah cukup ramai. Para polisi dan ratusan anggota Satpol PP tampak telah bersiaga menunggu massa aksi buruh yang sampai saat ini belum juga datang.
Untuk menghalau massa buruh dan mencegah terjadinya tindakan anarkis, polisi pun telah menyiapkan kawat berduri bila situasi sudah tidak kondusif. Selain itu, sebanyak 2 mobil meriam air atau water canon pun juga telah disiagakan di depan halaman Balaikota.
Apakah disiagakannya mobil water canon tersebut karena polisi telah memprediksi aksi akan berjalan anarkis? Tatan membantah. Menurutnya keberadaan kendaraan mobil yang dapat menyemburkan air untuk menghalangi para peserta aksi unjuk rasa itu hanyalah bagian dari prosedur dalam mengawal unjuk rasa.
"Kita lihat eskalasi di lapangan. Kita tidak bisa prediksi. Penempatan water canon ini sesuai protap dalam menjaga unjuk rasa," jelas Tatan. (Mut/Ism)