Air merah yang ditemukan di sumur milik salah satu warga Lenteng Agung sudah kembali normal. Sempat dibicarakan terkait air sumur yang berubah warna dan beberapa masyarakat percaya akan kekuatan mistik dari air tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli, S.Sos mengimbau warganya untuk tidak percaya hal tersebut.
"Air merah itu sampelnya udah dibawa ke laboratorium, kami cepat bertindak untuk menghindari warga meminumnya," ujar Susan saat diwawancarai Liputan6.com di ruang kerjanya, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (3/9/2013).
Wakil lurah, Moh. Napis melaporkan air merah tersebut kini sudah berubah warna menjadi normal kembali. Susan curiga perubahan warna terjadi akibat alam.
"Saat ini hasil lab kan belum keluar, tapi airnya tidak berbau dan sekarang sudah berubah kembali normal mungkin karena adanya perubahan cuaca tapi kami tetap pantau," ungkap wanita kelahiran Jakarta, 3 April 1970 ini.
Puskesmas pun belum berani mengatakan hal apapun terkait air merah tersebut sampai hasil lab sudah bisa didapatkan.
"Puskesmas juga belum bilang apa-apa, kami masih menunggu hasil lab yang kurang lebih 4-5hari baru diketahui hasilnya," papar moh. Napis.
Beberapa penduduk menurut Moh. Napis percaya air tersebut dapat mengobati penyakit, namun pihak Kelurahan mengimbau warga untuk tidak meminumnya.
"Semoga sudah tidak ada lagi penduduk yang berpikiran seperti itu, dan kami himbau untuk tidak meminumnya," tambah Moh. Napis.
(Mia/Abd)
Untuk menghindari hal tersebut Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli, S.Sos mengimbau warganya untuk tidak percaya hal tersebut.
"Air merah itu sampelnya udah dibawa ke laboratorium, kami cepat bertindak untuk menghindari warga meminumnya," ujar Susan saat diwawancarai Liputan6.com di ruang kerjanya, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (3/9/2013).
Wakil lurah, Moh. Napis melaporkan air merah tersebut kini sudah berubah warna menjadi normal kembali. Susan curiga perubahan warna terjadi akibat alam.
"Saat ini hasil lab kan belum keluar, tapi airnya tidak berbau dan sekarang sudah berubah kembali normal mungkin karena adanya perubahan cuaca tapi kami tetap pantau," ungkap wanita kelahiran Jakarta, 3 April 1970 ini.
Puskesmas pun belum berani mengatakan hal apapun terkait air merah tersebut sampai hasil lab sudah bisa didapatkan.
"Puskesmas juga belum bilang apa-apa, kami masih menunggu hasil lab yang kurang lebih 4-5hari baru diketahui hasilnya," papar moh. Napis.
Beberapa penduduk menurut Moh. Napis percaya air tersebut dapat mengobati penyakit, namun pihak Kelurahan mengimbau warga untuk tidak meminumnya.
"Semoga sudah tidak ada lagi penduduk yang berpikiran seperti itu, dan kami himbau untuk tidak meminumnya," tambah Moh. Napis.
(Mia/Abd)
