Industri game memang baru muncul di tahun '60-an saat Magnavox memperkenalkan Odyssey sebagai konsol game pertama di dunia. Kehadiran Odyssey ini diikuti Fairchild yang memperkenalkan Channel F dan Atari yang merilis Atari 2600. Sayangnya, industri ini sempat mengalami dua kali masa sulit tak lama setelah baru diperkenalkan, yaitu di tahun 1977 dan 1983.
Masa sulit pertama terjadi di tahun 1977. Menurut Jason Whittaker di buku The Cyberspace Handbook, ini disebabkan begitu banyak pembuat game tiruan Pong, yang seakan ingin mengikuti jejak kesuksesan Atari. Langkah ini menyebabkan pasar jenuh terhadap video game, dan malah berdampak terhadap lesunya penjualan. Perusahaan seperti Fairchild dan RCA pun tak lagi tertarik mengembangkan konsol.
Beruntung Atari bertahan setelah mendapatkan dana segar setelah dibeli oleh Warner Communication. Konsol game memang masih bisa bertahan berkat jasa Atari yang juga sukses membuat game untuk arcade. Di tahun 1980, game untuk arcade seperti Space Invaders menjadi tren baru yang digandrungi. Para gamer pun membeli konsol Atari 2600 agar bisa menikmati keasyikan permainan ala arcade dan dimainkan di rumah.
Sedangkan masa sulit kedua terjadi pada 1983. Menurut situs IGN, ini terjadi akibat banyaknya perusahaan yang berusaha terjun ke industri video game. Dampaknya, banyak game berkualitas buruk yang hadir di pasaran. Lagi-lagi pasar jenuh. Tak banyak orang yang tertarik lagi untuk memainkan video game.
Nintendo Jadi Penyelamat
Jika industri game di AS sedang sekarat, tak demikian halnya yang terjadi di Jepang. Adalah Nintendo, perusahaan asal Jepang yang memperkenalkan konsol game generasi terbaru saat itu, yakni konsol generasi ketiga. Bermula dari perusahaan pembuat kartu hanafuda yang merupakan permainan khas Jepang, Nintendo kemudian merilis konsol game Family Computer atau Famicom pada 15 Juli 1983.
Dalam paduan warna merah dan putih, Famicom merupakan konsol dengan game dalam cartridge besar yang menghadirkan grafis 8-bit dengan gambar yang lebih berwarna. Keunikan lain dari Famicom adalah controller dengan desain unik yang dinamakan D-pad, menyerupai tombol pada game & Watch.
Nintendo baru merilis konsol ini di Amerika Serikat dua tahun kemudian, yaitu di ajang Consumer Electronic Show pada 1985. Tapi nama Famicom tak digunakan, dan berubah menjadi "Nintendo Entertainment System" (NES). Tak hanya nama, desain pun disesuaikan dengan pasar AS.
Menurut IGN, penyesuaian desain terlihat pada penempatan cartridge. Kali ini NES tampil dengan cartridge yang dimasukkan ke dalam slot di bagian depan (lihat gambar di atas), dan bukan lagi dengan cara 'ditanam'. Sebab desain cartridge yang 'ditanam' dianggap bisa menimbulkan kesan seperti konsol game murahan yang muncul di masa krisis 1983.
Game dan Karakter Ikonik
Keunggulan lain dari konsol game NES adalah game yang dihadirkan. Menurut Steven Kent dalam buku The Ultimate History of Video Games: The Story Behind the Craze that Touched our Lives and Changed the World, saat dirilis di Jepang pada 1983, Nintendo juga menyertakan sejumlah game yang sudah sukses saat dibesut ke arcade, misalnya Donkey Kong, Donkey Kong Jr, dan Popeye.
Tapi saat dirilis di Amerika Serikat, ada 18 game baru yang dihadirkan. Bagi gamer di era '80-an dan '90-an, nama game itu kelak dikenang sebagai game klasik yang menjadi kenangan paling indah: Sebut saja 10 Yard Fight, Excitebike, Ice Climber, Kungfu, Pinball, Tennis, dan Super Mario Bros.
Ada juga game menembak yang idenya sudah muncul sejak di konsol Magnavox Odyssey. Tentu saja Nintendo menjadikan game menembak ini lebih menarik dengan grafis yang jauh lebih baik dan permainan lebih menarik, misalnya Duck Hunt, Wild Gunman, serta Hogan's Alley.
Game yang ada di konsol NES memang unik. Sebab Nintendo tak hanya mengandalkan pembuatan game dari pihak ketiga, tapi juga mengembangkan game sendiri. Malahan game yang dibuat Nintendo menghadirkan karakter ikonik, yang kelak akan terus digunakan di berbagai judul game di masa berikutnya. Karakter itu antara lain Mario dan Luigi, Donkey Kong, Zelda dan Link, Pokemon (Pocket Monster), Pikmin, dan Kirby.
Mario bahkan menjadi ikon dari video game di periode '80-an dan '90-an. Hingga kemudian karakter di Super Mario Bros menjadi serial televisi, bahkan diadaptasi ke layar lebar.
Nintendo sukses menguasai pasar konsol game di tahun '80-an. Meskipun ketika itu juga ada Sega Master System atau Atari 7800, NES seperti tak ada pesaing. Kondisi ini terus berlangsung hingga periode awal '90-an.
Dikutip dari laman Classic Gaming Museum, menurut Martin Nielsen yang juga penulis NES World, penjualan NES pada 1990 sukses melampaui jumlah penjualan semua konsol yang ada di seluruh dunia. Dengan arogan, NES bahkan memiliki brand "It can't be beaten" atau "tak bisa dikalahkan". Sayangnya, brand itu tak terbukti.
Popularitasnya kemudian meredup saat muncul konsol generasi terbaru dengan grafis 16 bit, yang ditandai dengan munculnya Sega Genesis atau dikenal juga dengan nama Mega Drive. Meski begitu, dominasi NES sekitar satu dasawarsa itu menjadikan konsol itu memang dianggap sebagai yang paling sukses. Maka sangat pantas ketika laman IGN mendaulatnya sebagai konsol game terbaik sepanjang sejarah, yang bahkan mengalahkan PlayStation 3 dan Xbox 360.
Bagi gamer yang sempat merasakan nikmatnya bermain game di konsol NES, sepertinya tak ada yang salah dengan penilaian tersebut. (gal)
Baca juga:
Bagian I: Perintis Konsol Game Generasi Awal, dari Odyssey Hingga Atari
Masa sulit pertama terjadi di tahun 1977. Menurut Jason Whittaker di buku The Cyberspace Handbook, ini disebabkan begitu banyak pembuat game tiruan Pong, yang seakan ingin mengikuti jejak kesuksesan Atari. Langkah ini menyebabkan pasar jenuh terhadap video game, dan malah berdampak terhadap lesunya penjualan. Perusahaan seperti Fairchild dan RCA pun tak lagi tertarik mengembangkan konsol.
Beruntung Atari bertahan setelah mendapatkan dana segar setelah dibeli oleh Warner Communication. Konsol game memang masih bisa bertahan berkat jasa Atari yang juga sukses membuat game untuk arcade. Di tahun 1980, game untuk arcade seperti Space Invaders menjadi tren baru yang digandrungi. Para gamer pun membeli konsol Atari 2600 agar bisa menikmati keasyikan permainan ala arcade dan dimainkan di rumah.
Sedangkan masa sulit kedua terjadi pada 1983. Menurut situs IGN, ini terjadi akibat banyaknya perusahaan yang berusaha terjun ke industri video game. Dampaknya, banyak game berkualitas buruk yang hadir di pasaran. Lagi-lagi pasar jenuh. Tak banyak orang yang tertarik lagi untuk memainkan video game.
Nintendo Jadi Penyelamat
Jika industri game di AS sedang sekarat, tak demikian halnya yang terjadi di Jepang. Adalah Nintendo, perusahaan asal Jepang yang memperkenalkan konsol game generasi terbaru saat itu, yakni konsol generasi ketiga. Bermula dari perusahaan pembuat kartu hanafuda yang merupakan permainan khas Jepang, Nintendo kemudian merilis konsol game Family Computer atau Famicom pada 15 Juli 1983.
Dalam paduan warna merah dan putih, Famicom merupakan konsol dengan game dalam cartridge besar yang menghadirkan grafis 8-bit dengan gambar yang lebih berwarna. Keunikan lain dari Famicom adalah controller dengan desain unik yang dinamakan D-pad, menyerupai tombol pada game & Watch.
Nintendo baru merilis konsol ini di Amerika Serikat dua tahun kemudian, yaitu di ajang Consumer Electronic Show pada 1985. Tapi nama Famicom tak digunakan, dan berubah menjadi "Nintendo Entertainment System" (NES). Tak hanya nama, desain pun disesuaikan dengan pasar AS.
Menurut IGN, penyesuaian desain terlihat pada penempatan cartridge. Kali ini NES tampil dengan cartridge yang dimasukkan ke dalam slot di bagian depan (lihat gambar di atas), dan bukan lagi dengan cara 'ditanam'. Sebab desain cartridge yang 'ditanam' dianggap bisa menimbulkan kesan seperti konsol game murahan yang muncul di masa krisis 1983.
Game dan Karakter Ikonik
Keunggulan lain dari konsol game NES adalah game yang dihadirkan. Menurut Steven Kent dalam buku The Ultimate History of Video Games: The Story Behind the Craze that Touched our Lives and Changed the World, saat dirilis di Jepang pada 1983, Nintendo juga menyertakan sejumlah game yang sudah sukses saat dibesut ke arcade, misalnya Donkey Kong, Donkey Kong Jr, dan Popeye.
Tapi saat dirilis di Amerika Serikat, ada 18 game baru yang dihadirkan. Bagi gamer di era '80-an dan '90-an, nama game itu kelak dikenang sebagai game klasik yang menjadi kenangan paling indah: Sebut saja 10 Yard Fight, Excitebike, Ice Climber, Kungfu, Pinball, Tennis, dan Super Mario Bros.
Ada juga game menembak yang idenya sudah muncul sejak di konsol Magnavox Odyssey. Tentu saja Nintendo menjadikan game menembak ini lebih menarik dengan grafis yang jauh lebih baik dan permainan lebih menarik, misalnya Duck Hunt, Wild Gunman, serta Hogan's Alley.
Game yang ada di konsol NES memang unik. Sebab Nintendo tak hanya mengandalkan pembuatan game dari pihak ketiga, tapi juga mengembangkan game sendiri. Malahan game yang dibuat Nintendo menghadirkan karakter ikonik, yang kelak akan terus digunakan di berbagai judul game di masa berikutnya. Karakter itu antara lain Mario dan Luigi, Donkey Kong, Zelda dan Link, Pokemon (Pocket Monster), Pikmin, dan Kirby.
Mario bahkan menjadi ikon dari video game di periode '80-an dan '90-an. Hingga kemudian karakter di Super Mario Bros menjadi serial televisi, bahkan diadaptasi ke layar lebar.
Nintendo sukses menguasai pasar konsol game di tahun '80-an. Meskipun ketika itu juga ada Sega Master System atau Atari 7800, NES seperti tak ada pesaing. Kondisi ini terus berlangsung hingga periode awal '90-an.
Dikutip dari laman Classic Gaming Museum, menurut Martin Nielsen yang juga penulis NES World, penjualan NES pada 1990 sukses melampaui jumlah penjualan semua konsol yang ada di seluruh dunia. Dengan arogan, NES bahkan memiliki brand "It can't be beaten" atau "tak bisa dikalahkan". Sayangnya, brand itu tak terbukti.
Popularitasnya kemudian meredup saat muncul konsol generasi terbaru dengan grafis 16 bit, yang ditandai dengan munculnya Sega Genesis atau dikenal juga dengan nama Mega Drive. Meski begitu, dominasi NES sekitar satu dasawarsa itu menjadikan konsol itu memang dianggap sebagai yang paling sukses. Maka sangat pantas ketika laman IGN mendaulatnya sebagai konsol game terbaik sepanjang sejarah, yang bahkan mengalahkan PlayStation 3 dan Xbox 360.
Bagi gamer yang sempat merasakan nikmatnya bermain game di konsol NES, sepertinya tak ada yang salah dengan penilaian tersebut. (gal)
Baca juga:
Bagian I: Perintis Konsol Game Generasi Awal, dari Odyssey Hingga Atari