Harga minyak dunia naik pada perdagangan Rabu (4/9/2013) ini di atas US$ 108 per barel usai Presiden Barack Obama memenangkan dukungan dari Partai Republik yang menjadi kunci untuk melakukan serangan militer ke Suriah.
Mengutip Associated Press, harga benchmark minyak mentah untuk pengiriman Oktober naik 89 sen, atau 0,8% menjadi US$ 108,54 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara Brent, patokan untuk minyak mentah internasional, naik US$ 1,35, atau 1,2% menjadi US$ 115,68 per barel di ICE Futures exchange di London.
Obama mengatakan kepada Kongres jika dia yakin mampu mengotorisasi serangan militer terhadap rezim Presiden Bashar Assad terkait dugaan penggunaan senjata kimia.
Obama memenangkan dukungan dari Ketua DPR John Boehner, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki "musuh seluruh dunia yang perlu memahami bahwa kita tidak akan mentolerir berbagai jenis perilaku anarkis.
Suriah memang bukan produsen minyak utama. Namun kemungkinan konflik yang lebih luas, dikhawatirkan bisa mengganggu produksi dan rute pelayaran di wilayah tersebut, telah mendorong harga minyak lebih tinggi dalam seminggu terakhir.
Selain ketidakpastian perkembangan di Timur Tengah, harga minyak telah didukung dalam beberapa hari terakhir oleh data manufaktur yang lebih kuat dari perkiraan dari China dan Uni Eropa.(Nur)
Mengutip Associated Press, harga benchmark minyak mentah untuk pengiriman Oktober naik 89 sen, atau 0,8% menjadi US$ 108,54 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara Brent, patokan untuk minyak mentah internasional, naik US$ 1,35, atau 1,2% menjadi US$ 115,68 per barel di ICE Futures exchange di London.
Obama mengatakan kepada Kongres jika dia yakin mampu mengotorisasi serangan militer terhadap rezim Presiden Bashar Assad terkait dugaan penggunaan senjata kimia.
Obama memenangkan dukungan dari Ketua DPR John Boehner, yang mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki "musuh seluruh dunia yang perlu memahami bahwa kita tidak akan mentolerir berbagai jenis perilaku anarkis.
Suriah memang bukan produsen minyak utama. Namun kemungkinan konflik yang lebih luas, dikhawatirkan bisa mengganggu produksi dan rute pelayaran di wilayah tersebut, telah mendorong harga minyak lebih tinggi dalam seminggu terakhir.
Selain ketidakpastian perkembangan di Timur Tengah, harga minyak telah didukung dalam beberapa hari terakhir oleh data manufaktur yang lebih kuat dari perkiraan dari China dan Uni Eropa.(Nur)