Transaksi Jual Beli Alat Berat Didominasi Dolar dan Euro

Transaksi jual beli alat berat masih didominasi dengan transaksi memakai dolar AS dan euro. Ini membuat pelemahan rupiah tak berpengaruh.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Sep 2013, 16:45 WIB
Transaksi jual beli alat berat baik di luar negeri maupun di Indonesia saat ini masih didominasi dengan transaksi menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan euro.

Demikian yang diungkapkan Presiden Direktur GM Tractors Tjandi Mulyono saat ditemui di sela-sela acara pameran Energi and Mining Series di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta.

"Biasanya kami menggunakan dolar dan euro, jadi kalau penjualan dalam bentuk dolar kita mengacu kurs dolar begitu juga dengan euro," ujar dia di JIExpo, Rabu (4/9/2013).

Tjandi mencontohkan penjualan alat berat Wirtgen yang merupakan alat berat impor dari Jerman yang dihargai 800 ribu euro.

Sedangkan dalam penjualan dengan bentuk dolar seperti produk mini escavator yang merupakan produk dari China yang dibanderol US$ 40 ribu.

Dengan sistem penjualan memakai mata uang asing tersebut, menurut Tjandi tidak terlalu berpengaruh terhadap pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar US.

"Sebenarnya nggak ngaruh kan transaksinya pakai Euro atau Dolar, kecuali kalau mau dibeli dengan rupiah,"ungkapnya.

GM Tractors merupakan salah satu perusahaan distributor alat berat yang sedang berkembang di Indonesia. Produk yang dijual merupakan produk yang diimpor dari Jepang, China dan Jerman.

Pada semester 1-2013, GM berhasil menjual 10 unit alat berat yang diimpor dari Jepang. Selain itu adapula produk asal China sekitar 200 unit, dan alat berat asal Jerman sekitar 100 unit. "Setahun kita targetkan mampu menjual 500 unit," tegas Tjandi.

GM Tractor memiliki market share penyedia alat berat setidaknya 30% dari proyek pembangunan jalan raya yang ada di Indonesia. (Yas/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya