Paus Fransiskus Menelepon Perempuan yang Hamil di Luar Nikah

Paus juga pernah menghubungi Christophe Trutino, seorang gay dari Prancis. Membuat orang yang diteleponnya menitikkan air mata haru.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 07 Sep 2013, 00:08 WIB
Di tengah liburan, telepon seluler milik Anna Romano tiba-tiba berdering. Nomor misterius yang tak dikenal tertera pada layar, dengan kode panggilan 06. Saat menjawabnya, perempuan 35 tahun itu kaget bukan kepalang.

Yang meneleponnya bukan orang sembarangan. Dia adalah pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma, pemegang Tahta Suci Vatikan: Paus Fransiskus.

"Itu adalah nomor Roma, dengan kode panggilan 06. Sesaat setelah penelepon mulai bicara, aku mengenali suaranya sebagai beliau. Aku sangat terkejut menerimanya. Paus mengatakan, dia telah menerima suratku dan ingin bicara secara pribadi tentang itu," kata Anna, seperti dimuat Daily Mail, Jumat 6 September 2013.

Anna menambahkan, Paus hanya ingin meyakinkan bahwa ada seseorang yang menghawatirkannya, peduli dengan dirinya. "Kami hanya bicara lewat telepon secara beberapa menit, tapi hatiku dipenuhi kegembiraan. Saat bicara dengannya, aku mengusap perutku beberapa kali," tambah dia. Mengelus perutnya yang membuncit berisi calon buah hatinya.

Sebelumnya, Anna menulis sepucuk surat untuk Paus pada musim panas lalu. Pegawai sebuah toko asal Arezzo, dekat Florence, Italia tengah itu menceritakan kegundahannya saat mengetahui ia hamil dari hubungannya dengan seorang pria -- yang tanpa sepengetahuannya sudah menikah dan memiliki seorang anak. Pria itu memintanya menggugurkan kandungannya.

Padahal Anna yang sebelumnya pernah menikah dan bercerai itu awalnya menduga pria tak bertanggung jawab tersebut adalah sosok impiannya.

Dalam suratnya, Anna menceritakan posisinya yang dilematis. Namun, akhirnya ia membuat keputusan. "Aku berkata pada dia (pasangannya), aku tak akan aborsi. Titik. Aku juga minta dia keluar dari hidupku," kata Anna menceritakan isi suratnya untuk Paus.

Anna mengaku, saat menulis surat itu ia dalam kondisi putus asa dan sedih. Kenapa menulis surat untuk Paus? Menurutnya, ia tak punya orang lain untuk bersandar setelah terhina dan dikhianati.

"Aku menuliskan alamat surat yang sederhana, untuk Paus Fransiskus di Vatikan, memasukkannya ke kotak surat. Aku tak mengharapkan balasan, tapi saat berlibur, aku justru mendapat telepon dari Paus pribadi."

Anna memang pernah melihat Paus Fransiskus secara langsung, hanya sekali, di Basilika Santo Petrus. Namun, tak pernah terpikir, Paus akan meneleponnya dan bicara dengan penuh perhatian. "Ia meyakinkanku, bahwa anak adalah anugerah dari Tuhan, pertanda Ilahiah. Dan bahwa aku tak akan dibiarkan sendirian," kata Anna.

"Paus juga mengatakan, aku sudah bersikap tabah dan kuat demi bayiku. Lalu aku berkata, ingin membaptis anakku saat ia lahir, tapi aku takut karena aku sudah bercerai dan seorang ibu tunggal. Namun, Paus berkata, ia akan menjadi ayah spiritualku dan membaptis bayiku."

Anna mengaku tak yakin, Paus benar-benar akan membaptis bayinya secara langsung. "Namun, aku berandai-andai seandainya Paus membaptis anakku, itu akan sangat berarti. Seperti panggilan teleponnya yang mengubah hidupku," tambah dia.

Anna menambahkan, ia belum tahu jenis kelamin bayinya, "Tapi jika Paus membaptisnya, dan jenis kelaminnya adalah laki-laki, aku pastikan nama anakku -- Francis (Fransiskus)."

Menelepon Seorang Gay

Sejak awal dinobatkan, Paus Fransiskus tak hanya tampil sebagai sosok sederhana, tapi juga manusiawi dan melakukan pendekatan dari hati ke hati dengan sesama manusia.

Ia biasa membuat panggilan telepon langsung dari kantornya dan dengan ringan berkata, "Halo, saya Paus", yang membuat penerimanya terkesima.

Paus diketahui pernah menelepon seorang siswa Italia bulan lalu, juga seorang pria yang baru kehilangan adiknya yang terbunuh, menghubungi agen koran di kampung halamannya di Buenos Aires untuk membatalkan langganan surat kabarnya, serta seorang pembuat sepatu -- memintanya untuk tak usah repot-repot membuat sepatu kulit warna merah tradisional kepausan yang mahal.

Paus Fransiskus juga mengabaikan etiket saat menghubungi Christophe Trutino, seorang gay berusia 25 tahun dari Toulouse, Prancis, dengan mengatakan, "Homoseksualitasmu -- itu bukan masalah." Membuat orang yang diteleponnya menitikkan air mata haru.

Sebelumnya Christophe menulis surat untuk Paus, menceritakan kesulitannya menyelaraskan imannya sebagai pemeluk Katolik Roma: "aku seorang Katolik, tapi aku gay," kata dia dalam suratnya.

Christophe juga menceritakan bagaimana ia dihina dan di-bully, di sekolah maupun di jalan. Kenapa dia menulis untuk Paus? Pegawai pemasaran itu merasa, Paus yang satu ini berbeda dengan lainnya, juga lain dengan orang-orang di sekitarnya.

Pada kunjungan ke Brasil awal tahun ini, Paus Fransiskus mengeluarkan pernyataan yang dinilai relatif toleran pada kaum gay. Begini pernyataannya: "Jika seseorang adalah gay, dan ia mencari Tuhan, serta punya niat baik, siapa aku berhak menilainya?" (Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya